Story 20

Fantasy Series 870

Raja dan Ali sedang memimpin peperangan mereka dengan Kerajaan Samantha yang akan mereka lakukan hari ini karena Kerajaan Samantha telah mengibarkan bendera perang.

Setelah mereka sampai di perbatasan yang akan menjadi medan perang. Di sana mereka semua telah bersiap untuk saling menyerang tapi Raja dari Kerajaan Samantha ingin menarik semua pasukannya.

"Apa maksudnya ini Raja Willis! Kenapa anda mau menarik kembali pasukan anda?" tanya Raja tidak mengerti dengan maksud Raja Willis.

"Saya memang tidak berniat untuk berperang dengan Kerajaan anda hari ini Raja Samuel Adams." jawab Raja Willis sinis.

"Terus, apa maksud anda mengibarkan bendera perang?" Raja yang benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran Raja Willis.

"Aku mengibarkan bendera perang karena aku hanya mau bertemu denganmu hari ini dengan para pasukanmu."

"Apa maksud anda mau mengetes seberapa banyak pasukan yang aku kerahkan?" tanya Raja sinis.

"Anda memang Raja yang pintar Samuel Adams." ucap Raja Willis memuji Raja, tapi kalau menurut Raja dan Ali itu bukan pujian melainkan sebuah sindiran.

"Jadi, apa mau anda sekarang Raja Willis?" pertanyaan Raja yang justru ditertawakan oleh Raja Willis.

"Baiklah baiklah Raja Samuel Adams, kita akhiri saja dulu peperangan kali ini?"

"Kenapa! Apa anda takut Raja Willis?" tanya Raja menantang.

"Hahaha terserah anda mau bilang apa, yang pastinya hari ini aku dan pasukanku akan mundur dulu." ucap Raja Willis tak menanggapi tantangan Raja.

"Baiklah kalau itu yang anda mau! Sebaiknya anda mempersiapkan pasukan anda dengan baik terlebih dahulu, jangan mengibarkan bendera perang kalau anda belum siap." sindiran pedas Raja dibalas oleh tatapan tajam nan menyeramkan dari Raja Willis.

"Baiklah kalau begitu Raja Samuel Adams, aku dan pasukanku kembali dulu ke Kerajaan kami, karena kami sudah lelah berada di sini terlalu lama. Sampai jumpa di peperangan berikutnya yang akan menghancurkanmu." ucap Raja Willis dengan sedikit bercanda tapi tajam.

"Akan aku tunggu waktunya Raja Willis." balas Raja yang tidak kalah tajamnya.

*****

Dengan selesainya pertempuran mulut antara Raja Samuel Adams dan Raja Willis. Mereka kembali ke Kerajaan masing-masing dengan perasaan yang tidak bisa mereka ekspresikan.

"Sesuai yang aku bilang Raja, mereka tidak berniat untuk berperang dengan kita, melainkan mereka cuma mau bermain-main." ucap Ali merasa di permainkan.

"Benar Ali, tapi tidak masalah kita biarkan saja mereka dulu." Raja yang juga merasa dipermalukan oleh Raja Willis.

Raja yang merasa lelah dengan peperangan mulut itu lebih memilih kembali ke Istana Utara, karena ia merasa peperangan ini membuang-buang waktunya saja.

Ratu yang sudah tahu kalau peperangan itu tidak terjadi merasa lega. Iya tidak masalah jika perjuangannya yang ingin membantu Raja gagal, karena bukan hanya itu saja peperangan yang akan mereka hadapi nantinya.

Raja pun tiba di Istana Utara dan di sambut oleh para prajurit dan pelayan istana. Raja mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan sosok yang sangat ia rindukan.

"Bagaimana dengan peperangannya Raja?" tanya Edwards.

"Seperti yang sudah kau tahu Edwards." jawab Raja pelan dan tentunya juga lelah.
Raja berjalan ke kamar mencari keberadaan Ratu, dan saat ia akan membuka pintu kamar Ratu sudah membukanya lebih dulu.

"Kenapa Ratu tidak menjemputku di depan?" tanya Raja ngambek sambil berjalan ke Ratu dan membenamkan kepalanya di lekukan leher Ratu.

"Baru saja aku mau keluar." jawab Ratu sambil mengelus-elus punggung Raja.

"Aku sangat merindukanmu." Raja menarik kepalanya dari lekukan leher Ratu dan menarik pinggang Ratu untuk ia lingkarkan tangannya di pinggang Ratu.

"Aku tidak merindukanmu." Ratu yang ingin mencandai Raja.

"Begitukah?" tanya Raja sambil memajukan dirinya dengan tatapan tajamnya tapi Ratu melangkah mundur, Raja tidak mau kalah jadi ia terus melangkah dan begitu pun dengan Ratu. Saat mereka sudah ada di dalam kamar Raja mendorong pintu kamar itu dengan kakinya.

"Apa yang Raja mau lakukan! Kenapa menutup pintu dengan kaki?" tanya Ratu dengan ekspresi gugup.

"Aku mau memakanmu." Raja tersenyum melihat tingkah Ratunya, ia sangat gemas dengan kelakuan Ratu.

Sebelum Raja sampai ke hadapan Ratu, Ratu menghentikan langkahnya. "Tunggu." Ratu mengangkat kedua tangannya.

"Apa lagi Ratu." ucap Raja lemas.

"Apa Raja tidak lelah?" ucap Ratu dengan satu alis terangkat.

"Justru itu aku mau mengajakmu istirahat bersama sebentar." ucap Raja sambil berjalan mendekati Ratu dan menariknya ke tempat tidur.

Raja membaringkan Ratu ke ranjang dan menindih tubuh Ratu. "Bukannya tadi Raja bilang cuma mau istirahat sebentar terus ini." ucap Ratu protes sambil menunjuk tubuh Raja yang ada di atasnya.

"Aku kenapa! Padahalkan aku cuma mau ini." Raja mencium kening Ratu lama kemudian mencium mata Ratu dan diteruskan ke bibir Ratu.

Ratu yang melihat tingkah Raja tersenyum bahagia. Setelah melakukan aktivitasnya Raja pun berbaring ke samping Ratu dan memeluknya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience