Story 3

Fantasy Series 870

Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku bingung dengan situasiku saat ini. Kalau aku menolak pernikahan ini maka peperangan akan berlanjut, tapi jika aku menerimanya maka peperangan ini akan berakhir.

Tapi bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang tidak aku inginkan. Aku menikah karena politik, padahal aku ingin menikah hanya sekali dalam hidupku dengan seseorang yang aku sukai.

Tidak ada orang yang bisa aku mintai pertolongan karena aku seorang Ratu. Aku tidak mau terlihat lemah dan tidak berdaya. Semua keputusan ada padaku, tidak mungkin aku memikirkan diriku sendiri.

Ini tidak boleh terjadi, jika aku lemah maka rakyatku akan beranggapan kalau aku ini Ratu yang tidak berguna. Aku harus menentukan keputusanku dengan bijak.

Setelah memikirkan semuanya akhirnya aku telah memutuskan. "Keyra kirimkan surat kepada Raja Samuel Adams bahwa aku ingin bertemu?" ucapku memberi perintah.

"Baik Ratu." permisi Keyra.

*****

"Ratu, Raja Samuel Adams telah tiba?" ucap Keyra.

"Baiklah mari kita pergi menemuinya." balasku dan kami pun pergi menemui Raja Samuel Adams.

Setelah kami sampai di sana Keyra dan pengawal Raja Samuel Adams keluar dan meninggalkan kami berdua di sana.

"Jadi, bagimana dengan keputusan anda Ratu Jessica Jakson?" tanyanya to the point padaku.

"Baiklah aku akan menerima kesepakatan itu, demi kesejahteraan rakyatku dan istanaku." ucapku tegas.

"Keputusan yang bijak?" ucapnya memujiku.

"Seandainya saja ini bukan demi rakyatku aku tidak akan sudi menikah denganmu Raja licik kurang ajar." rutukku dalam hati.

"Ternyata dia Ratu yang cukup kompeten, aku jadi suka dengan ketegasannya. Ini adalah tantangan bagiku untuk memilikinya." gumam Raja Samuel Adams.

Kami saling bertatapan dengan tajam dalam diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Dengan pernikahan politik ini jangan harap kamu bisa menyentuhku dan memerintahku?" gumam Ratu.

"Kamu tidak akan bisa lepas dariku Ratu." gumam Raja.

"Aku tidak akan sudi untuk jatuh cinta kepadamu?" gumam Ratu.

"Kamu akan menyerah terhadapku Ratu." gumam Raja.

Mereka saling bergumam seakan bisa menjawab pertanyaan satu sama lain.Tatapan mereka semakin tajam dan intens.

"Baiklah karena anda telah menyetujui pernikahan ini, maka aku akan mengurus segalanya dan Ratu hanya perlu duduk manis menunggu waktunya." jelasnya.

"Apa tidak masalah di mata masyarakat, kalau aku hanya duduk manis Menunggu waktunya?" tanyaku.

"Ternyata aku tidak salah memilih Ratu."

"Apa maksudnya itu?"

"Tadinya aku hanya mau mengetesmu saja, tapi ternyata anda adalah Ratu yang memiliki kepedulian." ucapnya memuji.

"Jangan memujiku seperti itu. Aku cuma tidak mau masyarakat berfikir, kalau Raja adalah orang yang sangat menginginkan pernikahan ini! Sedangkan Ratu hanya cuek saja dan tidak perduli." ucapku menjelaskan.

"Tidak salah lagi, untung aku adalah orang tercepat yang menawarimu kesepakatan ini."

"Apa maksud Raja?" tanyaku dengan dahi yang mengernyit.

"Banyak dari kerajaan musuh yang ingin menawarimu kesepakatan ini. Karena mereka ingin menguasai kerajaan ini dan memilikimu." jelasnya santai.

"Apa itu tidak termasuk dengan anda juga?" tanyaku.

"Aku berbeda dengan mereka." jawabnya tegas.

"Berbeda?" tanyaku dengan satu alis yang terangkat.

"Untuk saat ini aku tidak bisa memberitahumu tapi suatu saat nanti, aku akan menjelaskannya." ucapnya tenang.

"Baiklah, akan aku tunggu sampai waktunya tiba."

"Terima kasih atas pengertiannya calon Ratuku. Sampai jumpa lagi di pernikahan kita yang akan datang." ucapnya permisi dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

Aku bisa gila jika setiap hari bertemu dengannya, ini saja sudah membuatku jadi stres. Apalagi akan menikah dengannya, aku bisa mati berdiri.
Ku harap ini adalah keputusan yang tepat.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience