Story 21

Fantasy Series 870

Raja dan Ratu menikmati waktu berdua mereka di taman istana yang di penuhi dengan bermacam-macam bunga dengan warna yang bervariasi.

Di taman itu juga terdapat sebuah kursi kayu panjang yang cukup memuat empat orang. Meskipun taman di Istana Utara tidak seindah taman belakang Istana Barat.

Raja membimbing Ratu duduk di samping kanannya mereka duduk di kursi kayu itu, di sana mereka menikmati indahnya taman dengan kicauan burung yang sangat merdu.

Raja menatap Ratu yang diam menikmati suasana taman yang nyaman. "Bagaimana apa Ratu senang?" tanya Raja yang melihat Ratu tersenyum.

"Tentu aku senang, apalagi ada Raja di sini." jawab Ratu dengan memandang wajah Raja di sertai senyuman manisnya.

Raja melihat Ratu yang sedang berjalan kearah bunga mawar putih yang di hinggapi oleh seekor kupu-kupu berwarna biru yang sangat cantik.

Raja melihat wajah Ratu yang dihiasi dengan senyuman manisnya, Raja pikir Ratu pasti sangat suka dengan bunga mawar putih itu. Jadi Raja berjalan mendahului Ratu dan memetik setangkai bunga mawar putih dan memberikannya ke Ratu.

Ratu yang mendapatkan bunga dari Raja bukannya senang malah manyun. "Ada apa! Bukannya kamu suka sama bunga ini?" tanya Raja bingung melihat Ratu yang manyun.

"Ih Raja, bukannya bunganya yang aku suka tapi kupu-kupunya." jawab Ratu kesal karena Raja mengganggu aktivitasnya.

"Seandainya Ratu bilang, pasti aku akan menangkapnya untukmu." Raja merasa sedikit menyesal karena telah menggaggu keasyikan Ratunya.

Ratu yang melihat wajah Raja yang terlihat menyesal merasa bersalah dengan sikapnya yang kekanak-kanakan. Ratu yang tidak mau membuat Raja sedih mengambil bunga mawar putih itu di tangan Raja dan membawanya duduk ke kursi kayu.

"Apa Ratu marah?" tanya Raja yang belum meninggalkan tempatnya.

"Tidak, mana bisa aku marah sama Raja."

"Kalau begitu kemarilah."

"Untuk apa?"

"Ratu yang ke sini atau aku yang ke sana! Jika kau yang ke sini maka aku akan memberimu hadiah tapi jika aku yang ke sana maka Ratu akan aku hukum." ucapan Raja itu membuat Ratu bingung sendiri.

"Apa Raja berani menghukumku?"

"Ratu, apa kau menantangku?"

"Tidak, bukan begitu Raja..." Ratu yang belum selesai dengan ucapannya terkejut karena Raja yang sudah ada di hadapannya.

Raja yang melihat ekspresi Ratu yang terlihat takut hanya tersenyum jahil. Ia pun melangkah lebih dekat ke Ratu dan mencium mesra bibir Ratu.

"Hukuman macam apa itu?" tanya Ratu saat Raja melepaskan ciumannya.

"Hukuman itu hanya berlaku untuk Ratuku saja." jawab Raja santai dan melanjutkan ciumannya.

*****

Ratu sedang ada di ruangan Raja, ia menemani Raja yang lagi sibuk berkutat dengan tumpukan dokumen kerajaan yang sudah beberapa hari ini ia tinggalkan.

"Apa yang sedang Ratu lakukan?" tanya Raja saat melihat Ratu sedang mencoret-coret di atas kertas sambil sekali-kali melihat ke arahnya.

"Jangan menggangguku Raja, selesaikan saja dulu tugasmu setelah itu akan aku perlihatkan padamu." Ratu yang tidak mau mengganggu konsentrasi Raja.

"Baiklah, akan aku selesaikan ini secepat mungkin." ucap Raja bersemangat.

Raja pun memeriksa dokumen itu dengan damai tanpa merasa terganggu dengan suara yang Ratu timbulkan dari perpaduan antara pensil dan kertas.

"Aku sudah selesai, bagaimana dengan Ratu?" Raja yang sangat penasaran dengan yang di lakukan Ratunya.

"Aku juga, kemarilah." Ratu memperlihatkan Raja coretannya yang berupa lukisan Raja yang sedang memeriksa tumpukan dokumen yang ada di depannya.

"Wah aku baru tahu kalau ternyata Ratuku ini bukan cuma cantik tapi ia juga bisa melukis." Raja yang memuji Ratu.

"Jangan memujiku seperti itu Raja." protes Ratu.

"Kenapa hah?" tanya Raja menoel hidung Ratu.

"Ah Raja." Ratu yang menyingkirkan tangan Raja dari hidungnya karena merasa risih.

"Baiklah Ratuku yang cantik, manis, paling baik dan pintar melukis hmpt." ucap Raja melebihkan pujiannya yang langsung dihentikan oleh Ratu dengan cara membungkam mulut Raja dengan mulutnya.

"Ternyata Ratuku sudah pintar menggodaku?" ucap Raja setelah melepaskan ciumannya.

"Siapa yang menggoda Raja." kilah Ratu.

"Wah ternyata Ratuku bukan cuma pintar menggoda tapi juga pintar mengelak, siapa yang mengajari Ratuku seperti itu?" Raja yang pura-pura kesal.

"Yang mengajariku itu orangnya ada di depanku." ucap Ratu yang berlari masuk ke kamar dan disusul oleh Raja.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience