Story 1

Fantasy Series 870

Malam yang sungguh indah karena di malam ini langit begitu terang dengan cahaya bulan dan bintang yang bertebaran di langit membuat malam di bumi begitu terang.

Waktu yang sangat tepat untuk berjalan-jalan bersama pacar sayangnya aku tidak memiliki pacar, "Aduh kasihan sekali diriku." gumamku.

Aku menyusuri setiap jalanan ini dan melihat banyak pasangan yang saling bermesraan, jalan dengan tangan yang saling bertautan, berpelukan di malam yang dingin ini dah bahkan ada yang berciuman.

Aku yang melihat mereka merasa minder karena aku, jangankan berpegangan tangan, berpelukan bahkan ciuman, di tembakpun aku nggak pernah. "Apa aku begitu jelek yah." gumamku.

Karena terlalu asyik dengan pikiranku sendiri aku tidak menyadari kalau ada seorang laki-laki yang menghampiriku dengan begitu cepat, sampai-sampai aku tidak tahu harus berbuat apa.

*****

Aku terbangun di suatu tempat yang di mana tempat ini aku tidak tahu dan ini pertama kalinya aku melihatnya. "Tapi tunggu, bukannya aku lagi jalan-jalan dan ada seorang laki-laki yang menghampiriku dengan begitu cepat lalu... Oh tidak aku tidak mengingat selanjutnya." gumamku.

Aku sibuk dengan pikiranku dan ada seseorang yang mengetuk pintu, tapi aku bingung ini rumah atau kamar yah kok luas banget sih. Aku berjalan mendekati pintu itu dan melihat seorang laki-laki, "Bukannya dia laki-laki yang waktu itu?"

"Permisi Ratu, sekarang waktunya Ratu keluar dan memperkenalkan diri kepada semua rakyat bahwa Ratu yang selama ini mereka tunggu akhirnya kembali." ucapnya yang jelas membuatku bingung.

"Apa maksudmu dengan memanggilku Ratu?" tanyaku bingung.

"Anda adalah Ratu dari negeri ini, yang diasingkan di dunia lain saat berumur 5 tahun. Dan di titipkan kepada seorang wanita yang bernama Karry, dan setelah kamu berumur 22 tahun kamu akan dijemput kembali ke negeri ini." jelasnya yang membuatku tambah bingung.

"Tapi di mana kamu tahu kalau nenekku bernama Karry?" tanyaku.

"Ceritanya masih panjang nanti akan saya ceritakan selengkapnya, tapi Ratu harus menyapa para rakyat terlebih dahulu karena mereka sudah lama menantikan kedatangan Ratu."

"Baiklah kalau begitu, mari kita pergi?"

Kami pun berjalan, di mana di sana sini terdapat banyak prajurit yang berdiri tegak memberi hormat dengan cara membungkukkan badannya di saat kami akan melaluinya.

Dan sampailah aku di loteng istana di mana di depan pintu gerbang istana sudah banyak rakyat yang berkumpul untuk melihatku.

"Baiklah ini saatnya kami memperkenalkan Ratu Jessica Jakson kepada kalian semua para rakyatnya." ucap seorang pria paru baya yang berada di sampingku.

Aku mendengar teriakan semua rakyatku yang bersyukur atas kehadiranku. sungguh ini pertama kalinya aku merasa sangat di butuhkan.

*****

Aku mendengarkan cerita dari para menteri di aula istana tadi bahwa pihak lawan kita saat ini dari kerajaan Barat yang dipimpin oleh Raja Samuel Adams. sudah memberi tanda bahwa mereka akan memasuki perbatasan untuk memulai sebuah peperangan.

"Bagaimana ini, aku mana tahu masalah begini. Tapi ini adalah tanggung jawabku untuk melindungi negeri ini. Bagaimana pun aku harus berjuang. Baiklah mari kita lakukan, semangat Diana eh tunggu namakukan sudah ganti Jessica Jakson."

Paginya aku mengumpulkan para menteri di aula untuk memberi perintah ke pada mereka bahwa kita siap untuk melakukan penyerangan balik dan ajak para kerajaan sekutu untuk membantu.

Aku membubarkan rapat pagi dengan cepat agar mereka bisa bersiap-siap untuk melakukan perintahku.

Setiap hari prajuritku berusaha bertahan untuk melawan para musuh, tapi tampaknya pihak lawan tidak ada niat untuk mundur.

Di istana aku merasa khawatir dengan prajurit-prajuritku yang gugur di medan perang. Saking khawatirnya aku, aku tidak mendengar kalau dari tadi pelayan pribadiku memanggilku.

"Maaf Ratu saya mengganggu, ini ada surat dari Raja Samuel Adams." katanya sambil mengulurkan surat itu kepadaku.

"Keyra bukannya, ini surat dari Raja yang saat ini berperang dengan kitakan?" tanyaku.

"Benar Ratu, itu surat dari musuh kita." jawabnya.

"Apa maksudnya dengan mengirim surat ini?" aku jadi bingung di buatnya.

Karena aku tidak mau banyak berprasangka buruk terhadapnya jadi aku membaca suratnya dan betapa aku sangat terkejut di buatnya dengan isi suratnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience