Story 12

Fantasy Series 870

Aku dan Raja akan kembali ke istana utara, kami berpamitan dengan Ibu suri sebelum kami kembali.

"Ibu kami pergi dulu?" pamitku dan Raja ke Ibu suri.

"Iya, kalian hati-hati di jalan." pesan Ibu suri.

"Baik Ibu, kalau begitu kami pergi. Jaga kesehatan Ibu." ucap Raja dan memeluk Ibu suri dan begitu pun denganku.

Di dalam mobil Raja duduk di samping kananku. Aku duduk dengan perasaan tidak nyaman karena Raja selalu saja menatapku.

Karena risih dengan tatapan Raja aku jadi tidak bisa duduk dengan tenang sampai-sampai aku tidak sengaja menyentuh tangan Raja.

Aku merasakan sebuah setruman di tanganku saat aku menyentuhnya. "Tidak biasanya aku seperti ini, apa aku benar-benar sudah mencintai Raja." pikirku.

Aku segera mengangkat tanganku yang berada di atas tangan Raja, saat sadar dari lamunanku, aku jadi salah tingkah karena perbuatanku sendiri. Raja tidak melepaskan tatapannya dariku dan itu membuatku tidak bisa berkutik lagi.

"Kenapa Ratuku jadi sediam ini?" tanyanya dan langsung mengambil tanganku dan menggenggamnya.

"Aku harap kamu sudah mulai membuka hatimu untukku Ratu." batin Raja.

"Aku diam karena aku lelah." kilah Ratu.

"Oh kalau begitu Ratu istirahat saja di sini." ucap Raja sambil menepuk bahunya.

"Tidak perlu, Raja pasti juga lelah." ucapku cuek.

Tapi yang tidak ku sangka Raja malah menarik tanganku yang ia genggam sehingga kepalaku mendarat di bahunya.

"Jangan coba-coba untuk mengangkat kepalamu kalau kamu tidak mau mendapatkan hukuman dariku." ancam Raja.

"Memangnya, apa hukumannya?" tanya Ratu memancing Raja.

"Ratu yakin mau mendengarnya?" tanya Raja yang dianggukkan oleh Ratu.

"Hukumannya adalah, Ratu harus mengandung calon pewarisku." bisik Raja.

Ratu yang mendengar bisikan Raja hanya diam tanpa bergerak yang justru membuat Raja tersenyum.

"Apa Ratu setakut itu! Sampai-sampai tidak bergerak sedikit pun?" tanya Raja.

"Apa yang membuatmu takut, aku tidak akan menyakitimu." janji Raja.

"Ratu..." panggil Raja yang tidak mendapatkan tanggapan dari Ratu.

Raja menundukkan wajahnya untuk melihat wajah Ratu dan ternyata Ratu tertidur, pantes saja Raja tidak mendapatkan respon seperti biasanya.

"Mungkin Ratuku sangat lelah, selamat tidur Ratuku." ucapnya dan mencium kening Ratu.

Saat mereka sampai di istana utara, Raja tidak tega untuk membangunkan Ratu jadi ia mengangkat tubuh Ratu dan membopongnya masuk ke kamar.

"Tidurmu begitu nyenyak, sampai-sampai kamu tidak sadar kalau kita sudah sampai." ucapnya dan merebahkan tubuh Ratu di tempat tidur.

Ratu terbangun dari tidurnya dan dia sudah ada di kamar.
"siapa yang membawaku ke kamar?" tanyaku pada diriku sendiri.

"Keyra...."

"Iya Ratu, ada apa?"

"Raja di mana?"

"Raja ad..." ucapan Keyra terpotong oleh ucapan Raja yang tiba-tiba muncul dari pintu.

"Aku di sini Ratu, kenapa mencariku?"

"Siapa yang memcarimu?" ucapan Ratu itu justru membuat Raja gemas dengan kelakuan Ratu yang selalu saja mengelak.

"Keyra kamu bisa pergi." perintah Raja dan mendekat ke Ratu.

"Raja, ka hmpt." ucapan Ratu terpotong karena Raja langsung saja mencium Ratu dan menjatuhkannya diatas tempat tidur.

Ratu awalnya merontak dengan apa yang Raja lakukan kepadanya tapi karena kekuatan mereka berbeda jauh, jadi Ratu merasa lelah sendiri dan akhirnya ia bisa menerima ciuman Raja dan membalasnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience