Story 18

Fantasy Series 870

Paginya di Istana Barat Raja dan Ali sedang berdiskusi mengenai peperangan mereka kali ini yang tidak ada kepastiannya.

"Bagaimana jika kita yang lebih dulu mengumumkan perang?" usul Ali.

"Jangan, lebih baik kita menunggu saja pergerakan dari mereka." jawab Raja yang tidak mau gegabah.

"Tapi, bagaimana jika mereka memang dari awal tidak ada niat untuk berperang tapi mereka hanya mau menakut-nakuti kita." Ali yang mengutarakan pendapatnya.

"Itu tidak masalah bagi kita, selama mereka belum melakukan pergerakan yang merugikan kita dan juga kita harus tetap waspada jangan lengah hanya karena mereka belum bertindak jadi kita menganggap remeh mereka." nasihat Raja.

"Baik Raja, saya pergi dulu untuk melihat pasukan kita." permisi Ali.

"Iya dan juga kirim dua pasukan kita untuk memata-matai pergerakan mereka." perintah Raja.

*****

Sedangkan di Istana Utara Ratu dan Edwards sedang menyusun strategi mereka untuk membantu Raja jika dia membutuhkan bantuan nantinya.

"Lakukan saja seperti yang aku katakan tadi Edwards." perintah Ratu.

"Baik Ratu, kalau begitu saya permisi dulu untuk mempersiapkan semuanya."

Edwards keluar dari ruangan Ratu setelah mereka menyelesaikan diskusi mereka pagi ini.

"Ratu, apa tidak masalah jika Ratu campur tangan dalam peperangan ini?" tanya Keyra khawatir.

"Apa salahnya, aku cuma mau membantu Raja."

"Bukan begitu Ratu, aku hanya takut jika Raja tahu dan marah." Keyra yang tidak mau membuat Raja dan Ratunya marahan lagi karena sekarang hubungan mereka sudah lebih baik.

"Itulah kenapa hanya aku, kau dan Edward yang tahu rencana ini." beritahu Ratu.

"Baik Ratu, apa tidak sebaiknya Ratu istirahat saja dulu pasti Ratu lelahkan?" Keyra yang melihat raut wajah Ratunya yang terlihat lelah.

"Baiklah, aku istirahat dulu di kamar."

Keyra mengantar Ratunya ke kamar dan menemaninya sampai tidur. Setelah Ratu tertidur Keyra meninggalkan kamar Ratu karena ia tidak mau mengganggu tidur Ratunya.

Karena di depan terlihat ramai jadi Keyra ikut mendekat ke sana dan dia sangat senang saat melihat siapa yang datang. Ia pun maju dan memberi hormat.

"Bagaimana dengan Ratu?" tanyanya.

"Ratu baik-baik saja, hanya terlihat lelah hari ini jadi aku membantunya untuk istirahat." jelas Keyra.

Ratu yang tertidur di kamar tidak tahu dengan kehebohan yang terjadi di depan istana karena kedatangan Raja.

Raja berjalan ke kamar Ratu, ia membuka pintu kamar dengan sangat hati-hati karena takut membangunkan Ratu yang lagi berkelana di alam mimpi.

Raja mendekat ke tempat tidur dan duduk di samping Ratu, ia melihat wajah damai Ratu yang sangat ia rindukan.

"Baru lima hari kita tidak bertemu aku sudah sangat merindukanmu! Lihatlah, kenap wajahmu semakin cantik saja." gumam Raja dan mencium kening Ratu.

Raja yang juga merasa lelah ikut berbaring di samping Ratu. Tapi sebelum berbaring Raja mencium kening, kedua mata Ratu dan bibirnya.

"Selamat beristirahat Ratuku yang cantik." bisik Raja ke telinga Ratu kemudian berbaring sambil memeluk Ratu dan ikut bergabung kealam mimpi bersama Ratu.

*****

Setelah tidur beberapa jam akhirnya Ratu bangun dan saat ia membuka matanya, ia melihat Raja yang ada di sampingnya ia tidak terkejut dengan keberadaan Raja karena ia pikir itu hanya halusinasinya saja.

Ratu menatap sosok Raja yang ada di sampingnya yang ia yakini itu sebagai halusinasinya.

"Lihatlah, betapa aku sangat merindukanmu sampai-sampai aku berhalusinasi seperti ini?" gumam Ratu.

Raja yang mendengar ocehan Ratu membuka matanya dan tersenyum ke Ratu.

"Jangan tersenyum seperti itu! Kau hanya membuatku semakin merindukanmu saja?" Ratu yang memaki Raja.

"Apa Ratu sangat merindukanku?" tanya Raja yang tersenyum manis ke Ratu.

"Kenapa Raja di depanku ini bisa bicara?" bingung Ratu pada dirinya sendiri.

"Oh tidak aku bisa gila kalau begini." rutuk Ratu dan beranjak dari duduknya.

"Hei, apa kau ingin meninggalkanku?" tanya Raja yang mencegah langkah Ratu.

Ratu yang mendengar ucapan Raja berbalik dan bingung kenapa sosok Raja masih ada di sana.

"Keyra..." panggil Ratu.

"Iya Ratu, ada apa?" Keyra yang baru muncul dari balik pintu.

"Keyra, apa kamu bisa melihat sosok yang ada di sana?" Ratu yang ingin memastikan sambil menunjuk kearah Raja.

Raja yang melihat tingkah Ratunya terkekeh saking gemasnya. "Ratu, hei ini aku." Raja melambaikan tangannya ke Ratu.

"Keyra, jawab pertanyaanku?"

"Raja, ada apa dengan Ratu?" bingung Keyra dengan tingkah Ratunya.

Ratu yang mendengar Keyra memanggil Raja, jadi tersadar dari pikiran bodohnya yang sudah menganggap Raja sebagai ilusi.

Raja yang sudah tahu kalau Ratu sudah kembali dari kesadarannya memberikan instruksi ke Keyra dengan gerakan tangannya yang bisa di mengerti oleh Keyra.

"Jadi, dari awal itu Raja nyata?" tanya Ratu dengan wajah malunya yang mendapatkan anggukkan oleh Raja.

"Iya Ratuku yang cantik. Kemarilah, aku sudah sangat merindukanmu."

"Aku tidak mau! Raja sudah menipuku." kesal Ratu dengan wajah juteknya.

Raja yang tidak mau membuat Ratunya tambah kesal datang menghampiri Ratu dan memeluknya. "Apa kau tidak merindukanku?"

"Aku merindukanmu tapi bagaimana dengan Kerajaan Samantha?" Ratu yang sudah tidak malu lagi mengutarakan perasaannya.

"Kerajaan Samantha belum mengumumkan perang dan aku sudah sangat merindukanmu jadi aku ke sini untuk menemuimu." jelas Raja.

Ratu yang sudah mendengar penjelasan Raja tidak membahas masalah itu lagi. Mereka berdua sibuk menyalurkan rasa rindu mereka yang sudah lima hari tidak bertemu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience