Story 14

Fantasy Series 870

Setelah mereka kembali dari pantai mereka dikejutkan dengan kedatangan Putri Larrysma dan Pageran Jhonson yang sudah duduk dengan manis di ruang tengah istana.

"Raja..." panggil Putri saat melihat kedatangan Raja dan Ratu.

"Hei, sejak kapan kalian di sini?" tanya Raja.

"Baru saja." jawab Putri dan mengaitkan lengannya ke lengan Raja.

Ratu dan Pangeran Jhonson yang melihat tingkah Putri hanya bisa geleng-geleng.

"Aku masuk sebentar yah?" permisi Ratu yang dianggukkan oleh semuanya.

"Raja dari mana saja?" tanya Putri manja.

"Aku dari jalan-jalan dengan Ratu." jawab Raja santai.

"Kenapa aku tidak diajak?" tanya Putri ngambek.

"Siapa kamu, sampai harus diajak?" celetuk Pangeran ke adiknya.

"Ih, jangan ikut campur." ucap Putri sambil memicingkan mulutnya.

"Ada apa ini Putri?" tanya Ratu yang baru datang.

"Pangeran Ratu, yang duluan." ucap Putri mengadu.

"Dari pada kalian selalu berselisih, Pangeran bagaimana kalau kita jalan-jalan saja?" ajak Ratu.

"Dengan senang hati Ratu." jawab Pangeran semangat.

"Tunggu, kalian mau jalan-jalan ke mana?" tanya Raja mencegah mereka.

"Bukan urusan Raja." jawab Ratu judes dan berlalu meninggalkan Raja dan Putri yang di ikuti oleh Pangeran.

Raja sangat kesal dengan kedatangan Putri dan Pangeran yang menurutnya mengganggu. Padahal hati Ratu sudah sedikit lebih baik, tapi karena kedatangan mereka jadi sifat asli Ratu kembali lagi.

"Raja, ayo kita jalan-jalan juga?" ajak Putri.

"Maaf Putri, tapi aku sedang banyak pekerjaan sekarang." jawab Raja dan berjalan ke ruang kerjanya.

"Ih, Raja membosankan." ucap Putri kesal dan meninggalkan ruangan kerja Raja.

Raja yang di dalam ruang kerjanya tidak bisa konsentrasi dengan dokumen-dokumen yang ada di depannya, karena sibuk memikirkan Ratu dan Pangeran Jhonson yang sedang berduaan.

"Kenapa Pangeran baru berkunjung ke istana ini?" tanya Ratu.

"Maaf Ratu, akhir-akhir ini saya sibuk membatu Ayah."

"Jadi sekarang sudah tidak sibuk lagi?"

"Masi sibuk, hanya saja Putri akan marah kalau saya tidak menemaninya."

"Oh karena Putri, sebaiknya Putri jangan terlalu di manjakan."

"Itu juga yang saya mau Ratu, hanya saja Ayah saya yang akan marah kalau tidak ada yang menuruti keinginan Putri."

"Oh, karena Raja Johannes?"

"Hem, begitulah." jawab Pangeran lemah.

*****

Malamnya saat Ratu akan masuk ke kamar ia sangat terkejut karena Raja yang tiba-tiba saja berada di depannya.

"Apa yang Raja lakukan?" tanya Ratu yang mencoba untuk menghindar.

"Apa yang Ratu lakukan tadi dengan Pangeran Jhonson?" sambil mengikuti Ratu masuk ke kamar.

"Apa maksud Raja?" Ratu yang berbalik dan menghadap ke Raja.

"Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya bertanya Ratu."

"Aku hanya jalan-jalan dengan Pangeran." ucap Ratu mulai kesal.

"Hanya jalan-jalan."

"Iya." ucap Ratu tegas dan berjalan ke kamar mandi.

"Tunggu Ratu, aku belum selesai bicara." ucap Raja tapi tidak dihiraukan oleh Ratu.

"Berhenti berjalan atau aku..." ucapan Raja terpotong karena ucapan Ratu.

"Iya aku berhenti, ada apa lagi?"

Raja menghampiri Ratu dan membawanya masuk ke kamar mandi.
"Apa yang Raja mau lakukan?" tanya Ratu gugup.

"Aku mau mandi bersamamu." ucap Raja dan melepaskan pakaiannya sehingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya saja.

"Tidak, aku tidak mau." tolak Ratu.

"Apa Ratu tahu, kalau hanya Ratu satu-satunya wanita yang selalu menolakku." Raja menghampiri Ratu dan memeluknya.

"Lepaskan aku Raja."

"Berhentilah menolakku Ratu, karena aku tidak akan pernah menyerah."

"Tapi..."

"Huss, aku hanya mau mandi berdua denganmu tidak ada yang lain." ucap Raja yang meletakkan jari telunjuknya di bibir Ratu.

"Sungguh?" tanya Ratu memastikan.

"Iya, Ratuku ini sangat suka melawanku." ucap Raja.

Ratu yang mendengar ocehan Raja merasa bersalah dengan perlakuannya yang kurang baik terhadap Raja.

"Maafkan aku Raja, karena selalu melawanmu." ucap Ratu tiba-tiba.

"Iya, maafmu di terima." balas Raja dan menarik Ratu untuk mandi bersamanya di bawah guyuran air Shower yang hangat.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience