KETAHUAN

Romance Series 12364

Semenjak Peristiwa itu, Suasana ketegangan yang kini hadir diantara Dennis dan Catherine, bahkan pria itu enggan menatap pada catherine dan hanya fokus mengendarai mobilnya untuk mengantarkan Kekasihnya itu pulang.

"Aku gak tahu dia bakal senekat itu" Ucap Cathrine berusaha mengklarifikasi segalanya, untuknya saat ini bukanlah situasi yang tepat buat membiarkan dennis mengacuhkan keberadaannya.

"Aku tahu, bukan kau yang salah" Ucap Dennis tanpa sekalipun melirik pada Catherine.

"Lalu kenapa kamu mendiamiku?"

"Aku hanya perlu waktu, Gak masalah kan?" Tanya dennis balik .

"Baiklah, maaf ya" Lirih Catherine, ia langsung melirik handphonenya yang memperlihatkan pesan dari mama yang menanyakan tentang Alexander yang membuat Catherine menjadi malas untuk menjawab pesan sang mama dan mengacuhkan pesan tersebut.

"Boleh aku tanyak sesuatu?" Tanya Dennis.

"Nanyak Apa?"

"Kenapa kau bisa barengan dengannya tadi di kafe?"

Jleb, sebuah pertanyaan yang membuat catherine membungkam dan merasa sedikit tercengang.

"Kamu kok nanyak gitu Dennis? Kau mencurigai ku ya?" Tanya balik catherine yang merasa kalau dennis sedang mencurigainya, pria itu pun langsung memarkirkan mobilnya di dekat jembatan karena sudah tak fokus lagi menatap jalan raya.

Dengan wajah tanpa ekspresi, ia melepaskan safety belt nya dan memalingkan wajahnya kearah Catherine sembari menghela nafas dalam-dalam.

"Aku gak pernah menyalahkanmu apalagi sampai mencurigaimu " Ucap Dennis.

Tentu saja ini adalah pertama kalinya catherine bisa melihat ekspresi marah dari sang kekasih yang biasanya selalu bersikap ramah dan tenang.

"Kau biasanya tidak pernah seperti ini, ada apa sebenarnya?" Tanya Catherine, ia membelai pipi wajah dennis.

"Apa karena masalah tadi yang membuatmu sangat marah?" Dennis langsung meraih tangan catherine dan menyingkirkan tangan itu dari wajahnya.

"Catherine, sebenarnya aku sudah tahu tentang hubunganmu dengan erick" Ucapnya, " Dan aku ingin bertanya, apakah alex juga termasuk atau tidak?"

"Tunggu dulu!" Catherine cukup kaget dan mengarahkan seluruh pusat perhatian dan posisi tubuhnya pada dennis.

"Apa maksudmu dengan erick?"

"Iya erick, Pacar keduamu setelah aku" Jawab Dennis.

"Kamu sudah tahu hubungan kami..Ah maksudku...Oke, aku minta maaf telah mengkhianatimu dan memang aku pernah bermain api darimu dengannya tapi kalau sama alex, aku sama sekali gak punya hubungan apapun dengannya" Catherine terlihat sedikit tegang, rasanya peristiwa ini seperti sebuah Dejavu padanya saat ia juga ketahuan selingkuh dari alex beberapa tahun yang lalu.

Ia bukannya tidak bisa mengelak tentang erick, tetapi tak ada juga alasan baginya lagi untuk menyembunyikan erick dari dennis, sebab ia tahu dennis bakal lebih marah bila ia berbohong disaat sudah tertangkap basah saat ini.

"Dennis, Aku ...Aku minta maaf soal Erick dan jujur aku.." Catherine tak sanggup melanjutkan kata-katanya dan memilih diam sembari menatap mata dennis sangat dalam.

"Kalau kau mau putus, tidak masalah kok tapi jujur aku bakalan sedih mendengarkannya" Sambung Catherine lagi.

"Cath!!!" Panggilnya, lalu ia membuka kunci pintu mobil.

"Maafkan aku, kayaknya aku perlu waktu untuk memikirkan segalanya, jadi tolong keluarlah Sekarang dari mobilku" Tukasnya yang terlihat serius.

"Kau mengusirku? " Tanya catherine tercengang, tetapi tak ada jawaban lagi dari dennis.

"Tolong keluarlah dari sini sekarang , Catherine" Dennis memalingkan wajahnya.

"Kau boleh marah samaku den, tapi gak sampai membiarkanku pulang sendirian kayak gini dong" Ketus catherine yang tak menyangka bahwa dennis akan bersikap seperti ini, ia langsung membuka paksa pintu mobil dan menutupnya dengan keras sembari berjalan kebelakang dengan segala bentuk keluhan kesal yang dilampiaskannya melalui kata-kata.

Cukup lama ia berjalan kaki, sampai pergelangan kakinya sedikit kebas karena mengenakan sepatu pansus. Dengan sisa tenaga yanga ada, ia melepaskan sepatunya dan berjalan dengan telanjang kaki sambil mengeluh berulangkali dan memegang kedua pansusnya.

Hingga akhirnya sebuah panggilan telepon dari alex membuatnya langsung mengeluh disaat itu juga tentang perbuatan dennis padanya saat ini dan bagaimana denni menyadari perselingkuhannya dengan erick.

Namun alex tak bereaksi apapun selain meminta Cathrine untuk menunggu disana karena ia sudah tiba dikafe tempat mereka nongkrong tadi dan kini ia akan segera menghampiri Cathrine, untungnya perjalanan dari lokasi kafe dan tempat catherine saat ini tidaklah terlalu jauh, sehingga dalam 25 menitan akhirnya mobil itu datang juga dimana alex langsung keluar dari mobil dan menghampiri Cathrine.

Ia menyerahkan kemejanya untuk menutupi tubuh catherine agar tidak kedinginan, untungnya saat ini alex mengenakan kaos oblong biru didalam kemeja.

"Kau baik-baik aja?" Tanya Alex, catherine cuman menggguk saja.

Catherine hanya mengangguk saja lalu memeluk erat Alexander, kali ini alex hanya berdiam membiarkan catherine memeluknya tanpa membalas kembali peluka catherine dengan hasratnya.

Cukup lama Cathrine menangis dipelukan alex, ada kiranya sekitar 10 menitan sebelum akhirnya catherine mencoba menghentikan tangisan itu sendiri.

"Sudah selesai menangis? Lega?" Tanya Alexander, Cathrine hanya mengangguk saja.

"Ayo kita pulang!" Ajak alex, ia langsung menarik Cathrine memasuki mobil dan membantu memasangkan safety beltnya pada catherine.

"Lex, kenapa kau berbuat nekat seperti tadi? " Tanya catherine mengeluh, alex masih fokus memasangkan safety belt catherine lalu ia langsung menyingkirkan poni dari wajah catherine.

"Salahnya kenapa bereaksi terlalu lama" Tukas Alex, lalu ia kembali mendaratkan kecupannya pada bibir catherine secepat kilat .

"Lagian aku takkan membiarkan siapapun bakal menciummu dihadapanku" Pertegas Alex yang langsung menyalakan mobil .

"Aku akan mengantarmu pulang dan berpamitan dengan mamamu" Ucapnya.

"Masalah dennis gak usah dipikirin, memang pad kenyataannya siapapun berselingkuh bakal ketahuan juga jadi kalau memang nanti kau putus dengan dennis yaudah tinggal cari baru lagi " Jelasnya.

"Lagian cuman cowok pengecut yang membiarkan wanita pulang sendirian tengah malam kayak gini, seharusnya sekecewanya dia padamu gak lah sampai membiarkanmu dijalanan kayak tadi" Geram alex, ia tak bisa lagi menyembunyikan perasaan geramnya pada perlakuan dennis pada catherine.

"Kau tahukan, kalau terjadi apa-apa denganmu maka aku takkan diam saja. Kau adalah harta berharga milik axel yang harus kujaga sampai mati " Tukas Alex sedari tadi ia terus saja mengoceh sebagai bentuk pelampiasan kekesalannya pada perlakuan Dennis pada catherine.

Saat ini bisa terlihat perasaan bersalahnya pada Axel, hanya nama itulah yang selalu membuat alex tetap terikat pada catherine.

Wanita yang selalu menjadi ikatan yang kuat antara hubungan persahabatannya dengan axel, setidaknya hanya dengan menjaga catherine lah yang membuatnya merasa telah membayar hutang budi pada Axel.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience