ZIARAH

Romance Series 12364

Sebuah mobil terparkir di sebuah gerbang pemakaman elit yang ada di pusat kota, cuaca siang ini cukup panas dengan suasana yang diselimuti debu kendaraan.

"Yuk turun!" Ajak Alex , ia langsung keluar dari mobilnya yang disusul oleh catherine dengan wajah yang sedikit sembab akibat banyak menangis, Begitu turun dari mobil lantas Alex langsung merangkul gadis itu sembari menuntunnya berjalan ketempat Axel yang kebetulan saja tidak jauh dari gerbang pemakaman.

Disana, Catherine langsung menaburkan bunga dan menyiramkan air keatas kuburannya Axel sembari melantunkan doa kepada sang kakak sedangkan Axel memilih untuk sedikit menjauh demi memberikan privasi kepada gadis itu untuk berbicara dengan kuburan kakaknya, lagipula ia juga merasa enggan berlama-lama menatap papan nisan Axel yang malahan akan membuatnya menjadi berlarut dalam kesedihan .

"Kak, aku rindu sama kakak" lirih pelan gadis itu, ia langsung memeluk erat papan nisan Axel.

"Kak, maaf ya aku jarang datang ke sini soalnya aku..." Catherine tampak terdiam dan hanya memejamkan kedua matanya mencoba untuk menahan air matanya.

"Aku gak cengeng lagi kok dan aku udah ikhlas kak, hmm.. intinya aku rindu kakak"
"Cath?" Panggil Alex secara tiba-tiba yang membuat catherine langsung mendongak kearah Alex berada.

"Aku angkat telepon dulu ya"

"Iya" jawab singkat catherine yang paham betul bahwa pasti salah satu dari kekasihnya Alex yang tengah menghubunginya.

"Lihat kak, temanmu sibuk sendiri, andai kakak masih ada sekarang pasti aku bakal jadi wanita paling bahagia sedunia bisa dijaga sama dua orang lelaki yang kusayangi" Ucap catherine setengah berbisik , ia sama sekali tidak beranjak dari sana dan terus menerus memeluk nisan Axel sampai akhirnya rasa kantuk menghampirinya dan perlahan-lahan kedua matanya tertutup .

"Aku tidur disini ya kak, nemeni kakak" lirihnya pelan sebelum akhirnya kedua matanya benar-benar terpejam, cukup lama catherine tertidur disana yang mungkin saja ia cukup kelelahan sehabis menangis dari kemarin dan jika dihitung-hitung hampir setengah jam gadis itu tertidur pulas diatas kuburan Axel sampai akhirnya Alex yang telah usai berteleponan langsung menghampiri gadis itu.

"Hey, kok kamu tidur disini sih, Yuk pulang! " Ucap Alex yang langsung membangunkan gadis itu.

"Hmm.." Catherine masih setengah tersadar, ia masih agak terlihat linglung dan berdiri dengan sedikit lunglai.

"Masih ngantuk?" Tanya Alex lagi, catherine hanya mengangguk saja sembari merapikan rambutnya yang panjang dan indah.

"Gimana ya? Kita kan bukan didrama-dama romantis jadi gak mungkin juga aku gendong kamu, jadi lebih baik jalan sendiri aja ya " Tukas Alex tanpa wajah berdosa sama sekali, sekilas ia terlihat sangat mengesalkan dan terkesan angkuh meskipun tak jarang ia menjadi sosok yang romantis.

"Aku gendut ya? Yaudah lain kali aku diet deh" Catherine langsung jalan meninggalkan Alex yang hanya menatapnya dingin dan menyusul langkahnya kedalam mobil.

"Hmm.., Aku gak ada bilangin kamu gendut loh " Alex hanya menatapnya sekilas lalu menyalakan mesin mobil, ia bisa paham tanda-tanda seorang wanita yang sedang ngambek hanya saja pria itu lebih memilih diam saja hari ini .

"Kita mau kemana , Lex? Aku rasa antar aku pulang aja deh soalnya nanti sore kan ada acara ultahnya mama Dennis"

"Jadi udah merasa baikan Sekarang?Baguslah kalau gitu"

"Lex, Aku gak mau kamu deketin sahabat aku ya atau kalau gak aku bakal pacarin semua teman kampus kamu " Ketus kesal catherine yang terlihat sedang mengancam kekasihnya itu, kini ia terlihat mulai pulih dari kesedihannya dan sifat penasarannya akan perasaan Alex yang malah membuatnya semakin tidak berdaya seperti kemarin.

"Coba aja kalau memang bisa, lagian aku suka tantangan kamu dan rasanya lihat kamu seperti ini jadi lebih tenang dibandingkan sifat kamu yang terlalu melow kayak kemarin"

"Alex!!! Jangan menantang ku!!! Aku serius"

"Aku juga serius catherine sayang" Alex memperlihatkan mata liciknya, ia langsung meminggirkan mobilnya dipinggir jalan kemudian mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang yang tidak lain ialah Lisa.

"Halo,Lisa.. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Tanya Alex langsung sembari membesarkan volume handphonenya sampai terdengar jelas oleh catherine.

" Mau dong Lex, ini seriusan?" Tanya Lisa yang begitu senang dan bahagia, nada suaranya yang tampak kaget membuat senyuman licik Alex terlihat jelas menjadi sebuah pekikan tawa kecil.

"Iya dong, aku gak bohong kok "

"Hmm.." tiba-tiba panggilan dari Lisa langsung diputusin oleh catherine yang spontan merebut paksa handphone Alex, ia langsung menampar wajah pria itu sembari memperlihatkan wajah kesalnya yang telah dipenuhi amarah .

"Kau mempermainkan sahabatku, Lex"

"Huffftt..sakit tamparanmu, Cath" keluhnya yang langsung mengelus pipinya yang barusan dipukul catherine tanpa berniat mengambil handphone dari tangan Catherine.

"Kau benar-benar menantang kesabaranku Lex, kau pikir aku takut" Catherine langsung mencari nomor kontak teman-teman kampusnya lelaki itu dari handphonenya, namun sebelum sempat ia menghubungi salah satu dari kontak yang dipilih catherine mendadak Alex langsung mengambil handphonenya kembali dan melemparkannya kejok tengah lalu memeluk gadis itu.

"Sudah pernah kubilang jangan terlalu banyak memacari lelaki lain, kau ini bukan wanita murahan yang bisa dimiliki siapapun" Kini nada suaranya menjadi lebih serius tidak seperti sebelumnya.

"Oke, aku antar kamu pulang sekarang ya " Alex melepaskan pelukannya , ia kembali fokus menyetir mobil dan keduanya kini berada ditengah keheningan .

"Hmm.. makasih ya udah nemani aku"
Alex hanya tersenyum saja sembari mengendari mobilnya meninggalkan pemakaman sahabatnya tercinta yang tak lain ialah Axel.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience