Malam ini adalah perayaan ulang tahun Tante Devi, Mama kesayangannya Dennis.
Perayaannya terlihat sangat megah dengan alunan musik lembut yang memenuhi seisi ruangan rumah dan beberapa tamu penting dari kalangan orang-orang perumahan elit ini serta beberapa sahabat tante devi.
Sejak kedatangan Catherine disana, ia hanya bisa berdiam diri menatap kebisingan pesta tersebut sembari menunggu perbincangan serius antara Tante devi dan Dennis .
Cukup lama keduanya berbincang sampai akhirnya mereka mendekati Cathrine yang masih menggenggam kado berukuran sedang ditangannya.
"Kamu Catherine ya? Pacarnya dennis?" Tanya devi yang sedikit terkesan tidak terlalu suka dengan kate. Namun gadis itu tak terlau ambil pusing dan hanya tersenyum lembut saja.
"Iya Tante" Jawabnya, " oh iya, ini kado buat tante. Happy birthday ya tante.." Cathrine langsung menyerahkan kado tersebut dan memberikan pelukan hangat pada devi.
"Makasih ya, oh iya boleh tante saranin lain kali baju kamu agak tertutup ya soalnya malu dilihatin teman-teman tante" Sindirnya, Cathrine hanya bisa mengangguk terpaksa saja sembari menatap kearah Dennis.
"Oke lah, yaudah tante balik dulu nemuin tamu undangan yang lain. Kamu bisa nikmatin kue-kue disini ya" Tanpa menunggu jawaban ataupun respon dari Catherine, ia langsung pergi begitu saja dan membuat Dennis agak sedikit malu dan merasa bersalah pada Cathrine.
"Maaf ya cath, mama memang agak gitu sama orang baru"
"Gak apa-apa kok, santai aja den.. " Catherine memegang bahunya Dennis, mencoba memberikan isyarat bahwa memang kenyataannya ia tidak apa-apa.
"Hey cath! Kau juga datang!!!" Panggil bianca yang mulai sok akrab, disusul oleh Alex yang mengenakan baju yang sangat rapi dan keren layaknya para badboy didunia fantasi.
"Hai..." Jawab cath yang seakan acuh tak acuh, lalu ia meraih segelas minuman dingin untuk mencairkan kerongkongannya dan pikirannya yang tampak geram. Pastinya semua gadis bakalan cembur mendapati kekasihnya merangkul gadis lain apalagi gadis itu ialah Bianca yang terkenal cukup tidak menyukai Catherine.
"Oh hai bi, kalian sudah nemuin mama?" Tanya Dennis polos, ia memang terlalu ramah dan naif diusianya saat ini.
"Ini mau kesana, bentar ya kami tinggal dulu den" Ia langsung mengajak Alexander menghampiri devi, tampak dari kejauhan sepertinya bianca dan alex sangat diterima kehadirannya oleh tante devi yang membuat sedikit kecemburuan pada Cathrine.
"Are you ok, honey?" Tanya dennis, Catherine langsung menggelengkan kepalanya dan meletakkan gelas minuman itu kembali dan mengajak dennis mengobrolkan hal lain.
"Dennis, Kamu memang anak tunggal?" Tanya nya.
"Iya, makanya mama terlalu overprotektif gitu" Ucap dennis, ia kemudian menceritakan tentang seluk-beluk keluarganya sedara terang-terangan pada Cathrine mengenai ayahnya yang bekerja sebagai pilot Sehingga jarang berada dirumah dan mamanya yang pengusaha dan ibu sosialita.
"Hmmm..." Gumam pelan Catherine, bersamaan pula dengan suara pesan singkat dari alex yang mengeluh bosan berada dipesta itu dan meminta Catherine untuk menjumpainya didalam kamar mandi rumah dennis, sebuah tempat teraman yang akhir-akhir ini menjadi lokasi rahasia keduanya.
Tentunya Catherine tampak sangat senang, ia langsung menyimpan handphonenya dan memikirkan cara agar bisa beralasan pada dennis.
"Oh iya, kamu tahukan kalau aku sangat mencintaimu den?" Tanya Cathrine, ia langsung melangkahkan kakinya mendekati seorang pelayan yang membawa sebuah minuman sampai seluruh gaunnya basah terkena air didalam gelas itu.
"Maaf Nyonya... Saya gak sengaja.." Pelayan itu panik dan berusaha membersihkan gaun Cath, namun cath tidak marah dan hanya tersenyum ramah.
"Enggan apa-apa kok, saya yang harusnya minta maaf"
"Beneran gak apa-apa cath?" Tanya dennis khawatir, Cathrine hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Gak apa-apa, oh iya kalau boleh tahu kamar mandi dimana ya den? Biar aku bersihkan sedikit gaunku ini"
"Ada dilantai satu, disebelah kanan" Jawab dennis polos, "atau kalau perlu biar aku minta mbak ini antarin kamu ?"
"Eh, gak usah. Aku bisa sendiri kok" Gadis itu tetap bersikeras, "Kamu tunggu disini aja dulu ya" Sambungnya, lalu berjalan cepat menuju toilet .
Sesampainya Di toilet, ia langsung menatap kearah sekeliling toilet yang masih kosong dan mengarahkan tubuhnya kearah cermin besar yang memperlihatkan sekujur tubuh.
Selang tak beberapa lama , pintu toilet terbuka lebar yang mana tampak alex yang melangkah masuk menemui cath, namun seperti biasanya tak lupa pula ia mengunci pintu tersebut dari dalam.
"Ada apa? Aku gak mau yang aneh-aneh ya" Ketus Cathrine tanpa basa-basi, sembari membersihkan gaunnya dengan percikan air dari wastafel.
"Tenang aja cath, oh iya tadi aku udah bayar salah satu pelayan buat memastikan gak ada yang masuk ke toilet ini" Ucap Alex, ia langsung memeluk tubuh mungil Catherine.
"Lepas!!!" Catherine agak risih pada kelakuan alex, lalui ia memperbaiki rambutnya .
"Cath, aku bosan dipesta ini!" Keluh Alex lagi yang mencoba bermanja-manja pada kekasihnya itu, ia meraih kancing resleting gaun Catherine yang ada di belakang dan mulai menuruninya dengan cepat.
"Jangan disini lex, ini rumah orang dan acara penting mamanya dennis" Peringat Cath lagi, namun alex malah bersikap acuh dan mulai menjilati punggung Cathrine.
"Lex?" Panggil Catherine lagi, tetapi bukan alex namanya kalau tidak menggila.
Ia langsung menuruni paksa gaun Cathrine sampai tubuh gadis itu hanya memperlihatkan pakaian dalam saja, lalu alex yang teramat gila itu menjilati perut Cathrine yang hanya bisa berdiri kaku menatap dirinya didepan cermin.
"Lex, udah cukup!" Keluh Catherine, ia menatap sesekali jam dihandphonenya namun sama sekali tak berani menghentikan lelaki itu.
"Boleh lebih kan Cathrine?" Tanya alex, Cathrine langsung menggelengkan kepalanya namun lelaki itu tampak acuh dan langsung memasukan lidahnya kedalam mulut Catherine sampai wajahnya terkena lipstik gadis itu.
Setelah itu, ia semakin berulah saja, lelaki itu langsung membuka seluruh balutan dari kekasihnya itu sampai Catherine benar-benar tak berbusana sama sekali lalu meremas pelan payudara milik Cathrine sampai gadis itu berusaha menahan suaranya agak tak mengeluarkan desahan.
"Lihatlah, kau tampak indah cath" Pujinya, ia langsung memeluk tubuh Catherine dari belakang dengan erat, Cathrine bisa merasakan parfum dari kemeja yang masih dikenakan alex.
"Kenapa hanya bajuku saja yang kau buka lex? " Tanya Cathrine bingung, memang selama ini tak sekalipun Catherine melihat alex membuka pakaiannya sekalipun, bahkan kemejanya saja enggan dibukanya .
"Entahlah cath, kurasa belum layak kita melakukan sejauh itu" Gumamnya pelan, namun ia masih sibuk menikmati tubuh mungil cath, seakan-akan Cathrine adalah Boneka Barbie yang pakaiannya selalu ia bongkar pasang sesuka hati.
"Sudah cukup lex, kasihan dennis sudah menunggu terlalu lama" keluh Catherine, ia tak bisa lagi menatap make-up nya yang sudah berserakan diwajah alex.
"Belum cath, aku.." Alex langsung menjilati bokong polos Catherine dan meremas nya sesuka hati, ia benar-benar Lelaki gila yang sangat bernafsu dengan tubuh Catherine saja, bahkan selama ia menjalin hubungannya hanya Catherine sajala tempatnya memuaskan nafsu dan tak jarang ia selalu menolak berciuman dengan gadis lain.
"Cath, lihat aku!" Pinta Alex, Catherine langsung membalikkan Dirinya menghadap alex.
"Kemejamu sudah berantakan, lebih baik kita berhenti lex" Peringat Catherine lagi, tapi dengan cepat alex langsung mencium bibir Catherine sambil memeluknya erat-erat.
"Sudah?" Tanya Cathrine lagi, " Kupikir kita akan berbincang lama tapi kau malah memuaskan hasratmu aja, lex" Keluhnya.
"Bicaralah, aku akan mendengarkanmu sambil melakukan aksiku" Tuturnya, lalu kembali menikmati tubuh cath.
"Sudah deh, mendingan sekarang kita pulang aja lagia penampilanku udah berantakan karenamu"
"Aku akan mengantarmu" Tukas alex dengan cepat.
"Kau akan melakukannya lagi dimobil?" Tanya Cathrine yang tak bisa bergeleng-geleng kepala, ia memang sangat mencintai alex tetapi tak menutup kemungkinan ia sedikit kesal akan tingkah alex saat ini.
"Gak masalah dong, kau kan milikku"
Alex langsung menggerayangi bagian kelamin Cathrine sampai kedua mata Cathrine menatap tajam pada alex, ia memang tahu kalau alex selalu melampiaskan nafsunya pada gadis itu tetapi baru kali ini ia tampak akget bila nafsu alex semakin menjadi-jadi.
"Tenang saja Cathrine, semua pasti baik-baik saja" Alex mencoba menenangkan gadis itu, tetapi tangan kirinya sibuk menjalar dibawah vagiha gadis itu sedangkan sebelah tangannya mengisyaratkan Cathrine untuk duduk diatas wastafel.
Catherine hanya menurut saja untuk duduk diwastafel, lalu alex melebarkan kedua selangkangan Cathrine dan sedikit jongkok menatap kearah bagian kemaluan gadis itu.
"Lex, jangan berlebihan!" Keluh Cathrine, tetapi pria itu masih saja acuh dan malah seenaknya kedua tangannya bermain-main dengan kemaluan Cathrine sampai vagina gadis itu sedikit basah.
Lelaki itu juga tak segan-segan menggenggam bulu kemaluan Cathrine dan entah kerasukan apa ia saat ini, mendadak lelaki itu memasukkan jarinya kebagian sensitif Cathrine sampai hasrat Cathrine mulai menjalar disekujur tubuh .
"Gimana?" Tanya alex puas, ia langsung berdiri tegak begitu melihat desahan Cathrine yang mulai tak tertahankan.
Lelaki itu semakin mendorong tubuh Cathrine kebelakang sampai tubuhnya memasuki lubang wastafel, lalu berdiri tepat diantara selangkangan Cathrine .
"Kamu adalah boneka cantikku, cath" Ucapnya spontan, lalu meremas kedua payudara Cathrine sampai gadis itu mulai memberontak kesakitan dan berusaha untuk tidak terlalu keras mendesah.
"Tenanglah, aku ada satu permainan lagi" Ia tampak tersenyum, lalu ia menghidupkan kran air sampai lubang wastafel itu penuh dan memainkan tangannya menggerayangi vagina Cathrine yang ada didalam lubang wastafel yang telah direndam air.
"Lex.." Cathrine mulai tak tahan dan menggenggam keras bahu pria itu, tetapi alex malah tersenyum gila dan tampak bahagia.
Ia langsung menjilati belahan payudara Cathrine sampai basah dan ikut naik keatas wastafel lalu duduk diatas pangkuan Cathrine.
Posisi alex menghadap tubuh bagian depan Cathrine, atau lebih tepatnya alex menghadap cermin dan keduanya saling bertatapan. kini Cathrine semakin helas mencium parfum dari kemeja alex yang sudah sebagian basah dan tapa sadar tubuhnya hanya menurut saja terhadap apa yang dilakukan alex saat ini.
Alex memeluknya erat-erat dalam posisi tanpa sehelai benangpun sampai payudaranya bersentuhan dengan kemaja hitam yang dikenakan pria itu.
Cukup lama keduanya saling berpelukan, Tak ada sepatah katapun yang sanggup dikeluarkan oleh Cathrine selain sihir hipnotis cinta dari kekasihnya itu.
"Kau adalah Kebanggaanku cath!" Pekiknya pelan, ia masih terus saja memeluk gadis itu sampai Cathrine mulai merasa keberatan memangku tubuh alex.
"Berat lex, Bisa kita berhenti sekarang?" Tanya Cathrine lagi, tetiba tidak ada jawaban dari Lelaki itu.
"Aku mulai risih tanpa pakaian lex, kau mulai keterlaluan"
"Kau harus menurut cath, itulah gunanya kekasih!"
Alex langsung turun dari wastafel dan membantu Cathrine untuk berdiri, lalu bukannya berhenti ia malah mencium bibir gadis itu lagi seakan ia juga sudah kehilangan akal ingin melakukan apa lagi, dan selagi alex masih bermain-main dengan tubuh indah Cathrine mendadak seba ketukan pintu menghentikan aksinya.
"Hey , ada orang didalam!!!!" Teriak seseorang pria dari luar pintu toilet, dan beberapa keributan diluar sana membangunkan kesadaran alex seketika.
"Ini aku dennis, siapa didalam? Kenapa pintunya dikunci ya?" Bentak Dennis dari luar, sepertinya pelyan yang tadi dibayar oleh alex hanya membungkam saja dan tak berani juga melawan ataupun mengusir dennis selain terus menerus mengatakan kalau toiletnya rusak.
"Gimana ini?" Bisik Catherine yang sedikit panik, ia langsung mengenakan kembali pakaiannya secara terburu-buru dibantu oleh alex.
"Sini handphonemu" Cathrine langsung memberikan handphonenya kepada alex, ia tampak mengetikkan sebuah pesan pada nomor kontak dennis mengatasnamakan Catherine.
"Apa yang kau kirim?" Tanya cath berbisik.
"Kau menerima pesan dari mamamu, jadinya kau tadi terpaksa pulang duluan "
"Terus, hubungannya sama situasi Sekarang Apa?"
"Ini gue....!!!! Alex!!!" Teriak alex kuat.
"Kau lagi apa lex? Kenapa pintu toiletnya dikunci?" Tanya dennis yang mulai kelihatan kesal dan tak suka akan sikap alex.
"Loe yakin mau tahu?" Tanya alex yang langsung mendekati pintu toilet, sembari mengisyaratkan Catherine untuk tetap diam.
"Loe jangan buat hal aneh dirumah gue ya" Bentak dennis.
"Gue lagi buang air, sorry agak lama"
"Astaga, bilang kek dari tadi" Dennis mulai berbicara ramah.
"Yaudah deh gue tinggal ya, lagian loe buang air lama banget sih sampe sibianca nyariin"
"Bilang deh sama dia, ntar lagi gue datang" Ucap alex, tak beberapa lama suasana diluar mulai sepi dan sepertinya dennis sudah mulai menjauh dari depan toilet.
"Udah pergi dia, polos banget pacarmu" ledek alex sambil mendekati Cathrine, lalu menggenggam dagu gadis itu dan mendaratkan ciumannya kebibir Catherine.
"Oke deh, ayo kuantar kamu pulang!" Alex langsung melepaskan kemejanya yang untung saja ia mengenakan kaos oblong, lalu menutupi wajah Catherine dengan kemeja itu.
"Yuk! " Ia menarik tangan Catherine tanpa pikir panjang, lalu berjalan ditengah keramaian orang yang sibuk memandangi musik dipanggung.
Ditengah kesibukan Tamu pesta, mereka berjalan cepat meninggalkan rumah itu menuju parkiran mobil tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka dari kejauhan.
Didalam mobil, alex langsung buru-buru menyetirkan mobilnya menjahi area perumahan itu dengan kecepatan penuh sampai keduanya benar-benar telah menjauh dari sana.
"Lain kali aku gak mau hal Bodoh ini terulang lagi ya lex" Keluh Catherine, ia masih sibuk menghapus make upnya yang telah berantakan dan memperbaiki rambut serta gaunnya.
"Hmmm..." Alex sibuk menyetir mobilnya, selama diperjalanan mereka sibuk beraktivitas masing - masing sampai keheningan menghantui seisi mobil itu, namun begitu sampai persimpangan perumahan Cathrine mendadak alex membelok menjauhi perumahan tersebut tanpa sepengetahuan Catherine yang masih sibuk bercermin.
Hingga setengah jam kemudian,akhirnya mobil tersebut mendarat disebuah hotel mewah yang sangat mahal dan membuat gadis itu langsung menyadarinya.
"Lex kita ngapain kesini?" Tanya Cathrine curiga, namun berusaha cukup tenang.
"Cath, ikut aku!" Ia tak banyak berkata apapun, lalu segera turun dari mobil.
Cathrine hajya bisa menuruti pria itu saja dan mengikuti setiap langkah alex sampai keduanya memasuki hotel dan melewati bagian resepsionis.
"Ini kan hotel milik papa kamu!"
"Hmmm...ayo ikut!" Ia langsung menggenggam jemari Cathrine memasuki lift, didalam sana keduanya tak banyak berbicara seakan kepribadian angkuh dan introvert alex kembali menghantuinya sampai ia merasa enggan merespon segala pertanyaan yang diajukan Catherine.
Begitu tiba dilantai 8 dan pintu lift terbuka, alex langsung menarik Catherine menuju sebuah kamar tanpa beriat menatap mata gadis itu.
Lalu ia langsung merebahkan dirinya diatas ranjang besar yang sangat mewah.
"Oke, coba jelaskan sekarang?" Cathrine memilih duduk diatas sofa , ia cukup bingung pada alex saat ini.
"Entah, aku hanya tak punya alasan menjelaskannya sama mu" Ketusnya sembari memejamkan kedua matanya.
"Oke deh, kalau gitu aku pulang ya"
"Besok aja, malam ini aku menginginkanmu"
"Mamaku pasti khawatir denganku, lex"
"Nanti aku telepon, tenang aja"
"Oke deh, kalau gitu aku tidur dimana?" Tanyanya lagi.
"Ranjang"
"Kalau kamu?"
"Sofa"
"Lex, ada yang kamu sembunyikan dariku?" Tanya Cathrine curiga, ia tahu kalau saat ini alex tenga melindunginya dari sesuatu namun ia tak tahu tentang apa yang coba dilindungi oleh alex, sebab setahu Cathrine sejak dulu audah menjadi kebiasaan alex yang kerap bersikap aneh pada saat mencoba melindunginya, termasuk mengenai pertengkaran orang tua Catherine dan kematian axel serta pembullyan yang dirasakan Catherine sewaktu duduk dibangku senior SMP.
"Aku udah mengantuk cath, Jadi kau bisa langsung bersih-bersih dan pergi tidur"
Alex bangkit dari ranjang dan kembali menjatuhkan tubuhnya disofa.
"Oh iya, jangan pernah keluar dari kamar ya dan langsung aja tidur" Tukasnya, lalu kembali lelap.
Share this novel