LOVE OR SEX?

Romance Series 12364

"sayang, mama kamu sukanya apa?" Tanya Cathrine pada Dennis sembari memperhatikan sekeliling mal.

"Terserah kamu aja, soalnya apapun hadiahnya pasti mama bakal senang kalau yang ngasih itu kamu"

"Semoga ya mama kamu senang punya menantu kayak aku"

"Pasti dong" ia merangkul pundak Cathrine yang tingginya hampir sama seperti tubuh lelaki itu,emang gadis itu tercipta sebagai wanita sempurna yang memiliki postur tubuh ideal idaman para kaum hawa dan tubuh tinggi layaknya model wanita dengan dilengkapi wajah manis yang glowing.

"Yuk kita kesana, aku mau beli gaun buat mama kamu" Cathrine langsung menarik tangan dennis, sesampainya didalam toko itu tak sempat menunggu lama gadis itu memilih-milih gaun yang sangat cantik terkhusus buat mamanya Dennis .

Ia memang paling jago dalam hal fashion dan Tak pernah lama belanja makanya siapapun kekasihnya yang diajaknya belanja ke mall tidak akan merasa bosan atau males.

"Cepat banget milihnya, memangnya udah pas?" Dennis mencoba meyakinkan kekasihnya itu, tapi Catherine tetap yakin penuh percaya diri akan keputusannya dan segera membayar ke kasir.

Seusai belanja, kedua pasangan itu sejenak berjalan bersama-sama menyusuri luasnya mall ini sembari saling memberikan pembicaraan ringan yang memang sangat nyambung untuk keduanya sampai tak sengaja keduanya berjumpa dengan Bianca dan Alex yang juga sedang belanja hadiah buat perayaan ulang tahun mamanya Dennis besok.

"Dennis, kalian juga disini?" Tanya bianca yang terlihat senang dan memeluk sepupunya itu.

"Kalau mau belanja bareng harusnya bisa sama-sama lah bi" ucap Dennis, yang kemudian beralih pandangan kearah Alex.

"Siapa?"

"Pacarku yang namanya Alex itu loh, kan udah pernah kuceritakan masa kamu lupa sih" ketus Bianca kesal, tentunya ekspresi manja Bianca membuat Catherine terlihat kesal dan secara terbuka menunjukkan ekspresi tak senang diwajahnya.

"Kalau udah selesai bicaranya, mendingan kita pulang yuk den"

"Ya ampun Cath, maaf aku lupa kamu disini. Oh iya jangan pulang dulu dong mendingan kita makan aja dulu" Bianca yang berusaha untuk mencoba bersahabat pada gadis itu membuat Catherine semakin muak namun mencoba untuk tetap tersenyum dan membalas ramah perlakuan Bianca.

"Gimana Cath? " Tanya Dennis, sebenarnya Catherine ingin menolak tetapi sekilas ia melihat tatapan Alex yang mencoba memintanya untuk mengiyakan tawaran Bianca sehingga dengan terpaksa gadis itu menerima ajakan makan bareng Bianca.

"Asyik!! Yaudah yuk" bianca begiu senang dan menarik tangan Alex serta Dennis kesalah satu tempat makan yang berada dilantai dua sedangkan Catherine hanya bisa mengeluh mengikuti mereka.

**
Didalam Cafe, mereka langsung mengambil meja untuk empat orang yang malahan lebih mirip seperti double date yang mana ide itu dicetuskan sendiri oleh bianca.

Gadis itu sungguh membuat kesal Catherine ditambah lagi ia selalu menggenggam tangan Alex dan berbicara ria bersama Dennis semakin membuatnya bertambah muak,akhirnya ia langsung berjalan pergi ketoilet tanpa berkata apapun.

" Sudah,mungkin Cath ingin ketoilet aja" kalimat yang sempat terdengar ditelinga Cath yang diucapkan oleh bianca pada Dennis dan membuat kekasihnya itu tak jadi mengejarnya.

"Dasar wanita menyebalkan!!!" Gerutunya didepan cermin wastafel yang kebetulan hanya gadis itu sendiri didalam toilet tersebut.

Ia tak henti-hentinya mencengkram wastafel sembari memaki-maki tak jelas akan sosok Bianca tanpa memperdulikan kalau bisa saja Bianca mendengarkan ucapannya.

Selang tak beberapa lama seusai ia meluapkan emosinya mendadak titik fokusnya teralihkan oleh kehadiran sosok pemuda tampan dengan topi merah dan sweater Hoodie coklat yang membuat pemuda itu tampak menawan didalam toilet wanita, pemuda itu langsung menaruh jari telunjuknya dibibir Catherine dan melingkari pinggul Cathrine dengan sebelah tangannya yang lain.Kedua hembusan nafas mereka saling terasa satu sama lain dengan jarak tatapan yang sangat dekat dan kini aliran kran air wastafel yang menjadi saksi percintaan keduanya.

"Kalau marah-marah terus malah buat pacarku jadi jelek loh" ledek pemuda itu yang tak lain ialah Alexander.

"Bianca benar-benar membuatku kesal"

"Mau kucium supaya gak kesal lagi?" Ia menaikan alisnya, Cath hanya tersenyum saja lalu memeluk erat pemuda itu,namun dentuman langkah kaki yang menuju ketoilet membuat keduanya langsung melepaskan pelukan masing-masing, kini hanya rasa panik yang menggebu pada Cathrine yang berbanding terbalik dengan Alex.

"Ayo sembunyi!" Ia langsung menarik tangan Alex kedalam salah satu ruangan kecil toilet yang biasanya digunakan untuk buang air, ,kini keduanya terjebak bersama didalam toilet kecil itu yang memang berbaris empat.

"Apa harus setakut ini? Kita bukan selingkuh jadi ngapain takut"

"Aish...diamlah Alex, kita bisa ketahuan nantinya" Catherine terlihat panik dan menutup bibir Alex dengan jemarinya, Alex malah bukannya melepaskan tangan mungil gadis itu dari tangannya melainkan ia malah semakin menikmati hal itu. Dengan situasi seperti ini masih saja ia memeluk erat gadis itu dari belakang selagi Catherine berusaha menahan pintu toilet tersebut dan berusaha dengan hati-hati mengintip keluar melalui sela-sela pintu, tanpa peduli akan situasi, tak segan-segan alex mencium dan menjilati leher catherine hingga menimbulkan bekas noda kecupan.

"Arghhhh!!!!" Teriak seseorang gadis didepan wastafel yang berada tepat didepan pintu toilet yang ditempati Catherine dan Alex.

"Kenapa Alex sama sekali tidak bisa mencintai ku? Siapa gadis yang mencuri hatinya itu? Arghhh...!!" Teriak gadis itu yang suaranya sekarang mulai terdengar jelas sebagai suara bianca, tentunya Catherine yang mendengarkan hal itu mulai merasa bersalah dan kini wajahnya menjadi lemas tatakala saat mendengarkan tangisan bianca.

"Okey, aku yakin kalau Alex bakal bisa mencintaiku" ia berusaha menyemangati dirinya sendiri, lalu berjalan pergi meninggalkan toilet yang kini kembali sunyi seperti sedia kala.

Setelah cukup yakin tidak ada lagi orang yang berada disana selain mereka berdua, Catherine pun melepaskan pelukan Alex namun cengkeraman pemuda itu jauh lebih kuat sehingga gadis itu berbalik badan dan menatap wajah alex yang tak memiliki rasa bersalah, Dengan kasar alex mengunci rapat pintu toilet itu dan menyandarkan Catherine dipintu.

"Jangan bilang kau kasihan padanya, Cath " Sebuah pernyataan putus asa yang mengalir jelas dari bibir pemuda kaku itu, ia benar-benar takut kalau kekesalan Bianca tadi membuat Cathrine mengalah pada dirinya ataupun punya niatan memutuskan hubungan mereka.

"Tapi dia benar-benar mencintaimu, kamu bahkan sama sekali tidak mengatakan cinta padaku" kali ini Catherine tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menagih sebuah jawaban yang selalu mengganjal hatinya,tetapi bukan jawaban yang diberikan Alex malah sekali lagi sebuah ciuman hangat yang mendarat dibibirnya catherine sampai membuat lipstick gadis itu berlepotan disekujur area wajah alex, entah kenapa saat ini Cathrine seakan merasa kalau ia hanyalah pemuas nafsu Alexander, yang memang pada kenyataannya dari dulu tidak ada satupun gadis yang menjalin status hubungan dengan Alex yang pernah disentuh oleh lelaki itu, seakan ia hanya menyerahkan tubuh dan jiwanya untuk Catherine saja.

Dengan sekuat tenaga Cathrine berusaha menyudahinya tapi Alex berusaha untuk membuat gadis itu bertekuk lutut dihadapannya.

Tanpa merasa puas lelaki itu kemudian beralih mencium pipi Cathrine dan menjilati sekujur wajah Cathrine sembari mencengkram wajahnya erat-erat hingga air liur nafsu gilanya memenuhi wajah catherine sedangkan gadis itu hanya bisa terdiam saja menunggu Alex menghentikan kebiasaannya itu.

Namun Bukannya berhenti, Alex malah memasukkan lidahnya kedalam mulut Catherine sampai gadis itu hampir saja tersedak jika alex tak segera mengeluarkan lidahnya itu dari mulut Cathrine.

"Lex, Jangan berlebihan!" Keluh Catherine, tetapi lelaki itu kelihatan acuh dan malah berani-beraninya memasukkan tangannya kedalam pakaian Catherine sampai gadis itu merasa risih saat tangan besar alex menggerayangi payudaranya, sembari satu tangan lainnya menahan tubuh Catherine untuk tetap bersandar dipintu sambil menciumi bibir gadis itu.

Hingga tak beberapa lama akhirnya Alexander menghentikan segala aksinya tersebut sembari merapikan pakaiannya yang sedikit kusut.

"Sudah cukupkan untuk mengetahui isi hatiku?" Ucap Alex .

"Apa kau hanya mempermainkanku? Aku butuh jawaban perasaamu itu keluar dari bibirmu bukan seluruh nafsumu yang kau alihkan padaku" Catherine perlahan meneteskan air matanya, ia langsung mendorong Alex dan berjalan membersihkan wajahnya sembari menatap cermin wastafel .

"Apa aku menyakitimu ,Cath? Aku hanya berusaha menjadikanmu nomor satu di hidupku " Lelaki itu kini mulai kesulitan menyusun kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada catherine, ia mulai mendekati kekasihnya itu dan berdiri disebelah kiri catherine .

"Aku mencintaimu Cath, apa kalimat itu sulit Lex?"

"Hufftt.. Maafkan aku, lebih baik aku pergi dari sini sekarang" ia langsung pergi tanpa menunggu respon catherine yang saat ini membutuhkan kepastian darinya.

Dengan langkah tanpa merasa bersalah dan sulit terdefinisikan Alex pergi meninggalkan catherine yang cukup tampak kacau dengan seluruh wajah yang sudah dibanjiri air mata meskipun kini wajahnya sudah bersih dan dengan langkah yang sedikit lunglai ia pergi berlari keluar toilet,disana ia tidak memperdulikan tatapan Bianca dan dennis yang menatapnya bingung.

Gadis itu langsung menarik tangan dennis pergi dari sana sembari menangis tersedu-sedu.

"Hey, ada apa?" Tanya Dennis yang sengaja langsung menghentikan mobilnya, ia benar-benar khawatir karena sedari tadi Cathrine tidak berhenti menangis .

" Aku baik-baik saja, cuman lagi gak enak badan aja" Ia menghapus sekujur wajahnya menggunakan tisu, Dennis hanya mencermati wajah gadis itu dan membelai rambut panjang hitam Catherine dengan niat untuk menenangkan Catherine.

"oke kalau kamu gak mau cerita, jadi kupikir itu sebagai privasi, aku antar pulang ya" ia memperoleh senyuman hangat dari Catherine , setelah itu ia kembali mengendarai mobilnya tanpa sedikitpun curiga pada Cathrine yang terlalu lsma ditoilet atau apapun itu dan rasanya ia enggan membahas tentang kekesalan Cathrine pada bianca mengingat situasi suasana hati Catherine yang tidak terlalu bagus.

"Aku minta maaf soal Bianca, aku hanya tidak terlalu suka pada sikapnya" akhirnya Cathrine sendiri yang ingin membahas masalah tersebut.

"its ok Cath, nanti aku bisa bicarakan baik-baik padanya dan kuharap hubungan kalian tidak seburuk ini"

"hmmm... berhenti disini aja" ia menghentikan mobil tersebut tepat sebelum memasuki pos perumahan nya.

"kapan aku bisa bermain kerumahmu dan mengenal orang tua mu?"

"Dennis!!.. tolong jangan bahas itu saat ini" keluh manja Cathrine yang tidak bisa ditolak atau bantah oleh Dennis, lelaki itu hanya memainkan jemarinya saja dan mengangguk mengalah.

"aku harap secepatnya, ya sudah kalau gitu selamat istirahat dan sampai jumpa besok sore"

"iya sayang" Cathrine mencium kening Dennis dan beranjak dari mobil kekasih nya itu, ia berjalan pergi tanpa sama sekali membalikkan badannya kearah belakang sembari melanjutkan tangisannya.

Dengan langkah kaki yang buru-buru, ia berlari kearah mamanya dan memeluk erat wanita itu.
" Ada apa putriku?" Mamanya mengajaknya duduk terlebih dahulu disofa ruang tamu untuk menenangkan diri dan merangkul putri nya itu sembari menerka-nerka apa yang tengah terjadi pada Cathrine sampai membuatnya sehancur ini.

"Ma..aku ingin putus dengan Alex !!" ucapnya tanpa berpikir panjang, ia kini terlarut dalam emosional layaknya seorang wanita yang tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan untungnya mamanya langsung menyadari bila putrinya tengah bertengkar dengan pasangan nya tersebut.

"sayang, kamu emangnya ada masalah apa sama Alex sampai minta putus gini?"

"Alex masih marah sama Cath atas perbuatanku dulu dimasa lalu, sekarang Alex sama sekali tidak mau berhubungan serius sama Cath"

"Memangnya kamu salah apa sama Alex?" Ia mencoba menjadi sahabat bagi putrinya itu, tentunya Cathrine memang dikenal sebagai gadis manja yang sangat disayangi keluarganya dengan penuh keharmonisan.

"Cath pernah selingkuhi alex,mungkin dia udah bisa maafin Cath tapi mempercayai aku adalah hal mustahil baginya"

"sayang, mama sama sekali tidak bisa membantah keputusanmu namun apapun keputusanmu adalah hal yang terbaik bagi kalian bukan mengikuti hawa nafsu seperti ini hanya saja kamu kan tahu papa kamu sedang berbisnis dengan ayahnya Alex" ia menggenggam jemari putrinya layaknya seorang ibu dengan wajah yang ramah.

"Jadi mama maunya kalian bisa membicarakan baik-baik dan ambil keputusan secara bersama-sama dan jangan sepihak seperti ini "

"Iya mama benar, Cath bakal coba berpikir lagi dan mencoba membicarakannya pada Alex.Tapi kalau Alex gak mau menjalin hubungan yang serius sama Cath berarti Cath yang harus mengalah"

"nah begitu dong putri mama, ya sudah mama masakin dulu deh makanan kesukaan kamu yang lagi galau ini" ledek mamanya, Cathrine hanya tersenyum saja dengan ekspresi berpura-pura senang untuk menutupi kecemasan nya dalam mengatakan hal tersebut besok sore saat ultah mamanya Dennis.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience