" Udah ketemu bukunya, Cath ?" Tanya Dennis, cathrine hanya menggelengkan kepalanya saja dan menggendong kembali ranselnya.
"Kamu masih lama gak ? " Tanya cathrine.
"Masih sih, memangnya kenapa ?" Tanya dennis.
"Kita pindah aja yuk ke kafe yang ada diseberang kampus , soalnya aku bosan disini dan juga...aku sedikit lapar " Ucapnya berbohong, padahal sebenarnya cathrine hanya berusaha menghindari alex saja .
"Boleh" Dennis langsung menutup laptopnya dan memasukkan kembali kedalam ransel.
"Kamu tunggu diluar aja, aku mau ijin minjem buku dulu ke sana" Ia menunjuk kearah meja yang memberikan layanan pendataan peminjaman buku. Cathrine hanya mengangguk dan beranjak pergi duluan.
Saat melewati beberapa rak buku yang menuju keluar, sekilas ia bisa melihat alex yang menatapnya pergi tetapi ia berusaha untuk tidak menghiraukan hal itu dan bergegas meninggalkan perpustakaan.
Tak beberapa lama ia menunggu diluar pintu perpustakan, akhirnya dennis tiba juga dengan membawa duah buah buku tebal. Dengan manjanya, cathrine menggandeng kekasihnya itu .
"Yuk cath!" Ajak Dennis, lalu keduanya berjalan bersama menuju kafe yang menjadi lokasi untuk anak muda sekedar nongkrong ataupun kencan
"Kamu langsung duduk aja, biar aku yang mesenin buat kamu !" Dennis hanya tersenyum dan langsung memilih meja untuk mereka, cathrine langsung memesankan makanan dan minuman dengan cermast seakan-akan ia cukup hafal akan makanan dan minuman kesukaan dennis, atau lebih tepatnya semua kegemaran para lelaki yang menjadi kekasihnya.
"Mbak, itu cowoknya ya ? Kok gonta - ganti mulu?" Tanya salah satu perempuan seusia cathrine yang merupakan salah satu pegawai di kafe, sontak saja membuat cathrine melotot tajam .
"Maaf ya mbak, tapi ini bukan urusan mbak jadi jangan suka kepo sama hubungan saya " Cathrine berusaha untuk tetap tenang , bahkan ia juga tak lupa untuk memperlihatkan senyuman paksanya pada pegawai itu sebelum menghampiri dennis yang sedang sibuk dengan laptopnya.
Catherine langsung mengambil posisi duduk disebelah dennis dan mengeluarkan earphonenya, ia memasangkan sebelah earphone ketelinga dennis dan menyalakan musik kesukaan dennis.
"Kalau gini kan menambah stamina " Dennis terlihat senang, seakan-akan jiwa fanboynya terhadap salah satu idol kpop korea mulai membara.
"Dasar Fanboy!!!" Cathrine mencubit pelan pipi dennis, ia tertawa geli melihat dennis yang begitu percaya diri menyanyi lagu korea padahal ia tahu kalau pelafalan dennis salah.
Namun ditengah kesenangan itu, mendadak pegawai yang tadi menyindir Cathrine menghampiri meja mereka sembari membawa pesanan yang tadi dipesan oleh Cathrine.
" Mbak, cowoknya yang ini ganteng banget ya ?" Sindir mbak pegawai yang masih saja julid , ia bahkan memberikan senyuman tidak suka pada catherine yang membuat catherine ingin sekali menjambak rambutnya saat ini juga.
"Begitulah mbak, mungkin maksud anda mantan - mantan saya ya ? memang iya sih pacar saya ini lebih ganteng daripada para mantan saya yang dulu" Balas ketus catherine lagi, dennis yang saat itu merasa sedikit risih dengan argumen oleh kedua wanita ini tak ambil pusing dan langsung membelai rambut catherine.
"Pacar saya juga cantik kan, mbak ? " Tanyanya balik, pegawai itu hanya bisa tersenyum saja dan beranjak pergi dari sana.
"Makasih ya, aku kesal banget sama perempuan nyinyir kayak gitu... Padahal kemarin-kemarin dia gak bising banget"
"Memangnya kamu sering kesini, cath?" Tanya dennis.
"Gak juga sih...udah ngapain bahas itu, yuk kita makan dulu!" Catherine berusaha mengalihkan topik pembicaraan sembari memuji rasa masakan dikafe ini yang memang lumayan enak.
"Oh iya cath, pujian aku tadi memang benar ya...Bagiku kamu itu wanita paling cantik didunia ini" Puji dennis lagi sembari menyantap nasi goreng kesukaannya.
"Aku memang cantik kok, jadi telinga ku udah bosan banget dengar pujian kayak gitu" Ketus Catherine sembari melirik kearah dennis.
"Kalau pujian dari pacar gimana? Langka dong..."
"Ya jelas dong, habisnya kamu itu jarang banget memuji aku makanya aku jadi rada salah tingkah kala dipuji sama kamu"
"Bagus dong, jadi kesannya lebih dapat kalau aku jarang muji kamu dan begitu kamu sekali dipuji sama aku pastinya bakal terus kebayang sampai kebawa mimpi" Ucap Dennis penuh percaya diri.
"Dasar kepedaan kamu...Aduh pengen muntah aku rasanya" Ledek Catherine, Dennis cuman tertawa saja dan memeluk pacarnya itu.
"Oh iya, nanti kamu -" Belum sempat berbicara mendadak catherine mendapatkan panggilan dari seseorang.
"Bentar ya, aku angkat telepon dulu" Dennis hanya mengangguk saja, lalu catherine segera pergi keluar kafe untuk menerima panggilan. Eskpresi wajahnya berusaha tetap tenang saat mengetahui kalau orang yang menghubungkannya adalah Alex.
"Ada apa ?" Tanya Catherine setengah berbisik.
"Berenang yuk nanti malam "
"Ajak aja pacar baru loe itu" Ketus kesal catherine, ia masih belum bisa meredakan kekesalannya pada alex.
"Gue dari tadi nungguin loe kok, gitu loe cabut dari perpustakaan , Gue langsung ikut pergi juga"
"Emangnya dimana loe sekarang?" Tanya catherine , kali ini suaranya sedikit lembut.
"Lihat diseberang jalan tempat loe berdiri sekarang , Gue ada dimobil dari tadi nungguin loe" Catherine mendongak kearah mobil Alex yang memang terparkir disana.
"Jadi gimana? apa loe masih mau bermesraan sama si dennis?" Tanya Alex .
"Nanti malam jemput gue dirumah"
"Siap, Have fun ya sama si dennis" Ia langsung mematikan panggilan itu secara sepihak.
Catherine menatap tajam kearah mobil tersebut sebelum akhirnya ia masuk kembali kedalam kafe.
"Siapa , Cath ? Mamamu ?" Tanya dennis .
"Iya" Jawab catherine yang lagi-lagi berbohong, ia kembali menyantap makanannya sambil mengobrol asyik dengan dennis. Namun hal yang berbeda saat ini ialah suasana hatinya sudah membaik setelah ditelepon oleh alex barusan, ia terlihat lebih fresh dan ceria saat mengobrol dengan dennis walaupun sebenarnya ia tak sabar untuk bertemu alex nanti malam.
Share this novel