PENGKHIANATAN

Romance Series 12364

Alex tampak terkejut hebat saat membuktikan kedua matanya, ia tidak habis pikir apa yang telah diperbuatnya kepada Bianca kemarin malam.

Dengan buru-buru ia langsung mengenakan pakaian seadanya didalam mobil yang sempit itu sampai tindakannya itu juga ikut membangunkan Bianca, tetapi bedanya Bianca tidak banyak bergerak leluasa seperti Alex saat ini karena tubuhnya yang terasa sakit semua.

Apalagi pada bagian kewanitaannya, terasa perih dan sulit untuk digerakkan makanya ia hanya bisa berbaring saja menatap gerak-gerik Alex yang sedang tak karuan.

"Kemarin rasanya sangat nikmat." lirih Bianca yang merasa puas, tetapi tidak ada satupun respon dari alex.

Pria itu benar-benar sibuk mengenakan kembali pakaiannya, dan tanpa jeda ia juga ia juga memandang kembali pakaian Bianca .

"Kau dengar gak sih, beb?"

"Ini semua salah Bi, harusnya kita gak melakukan hal bodoh ini." respon Alex yang membuat Bianca mulai kesal, tetapi ia tetap membiarkan Alex memasangkan pakaian kepadanya dan juga membantunya untuk duduk keposisi semula lagi.

Setelah disibukkan oleh berbagai hal, akhirnya Alex telah usai memakaikan kembali pakaian mereka dan mengembalikan posisi jok kursi mobil seperti sedia kala.

Ia menghela nafas panjang seraya memejamkan matanya sejenak, udara dingin dari AC mobil sama sekali tidak mampu meredakan keringat panik disekujur tubuhnya.

"Kau kenapa sih , beb? Harusnya kau senang bisa menikmati tubuhku Semalam."

"Justru itu salah Bi, harusnya kita gak berbuat senekat itu!" bentak Alex yang sudah tidak bisa lagi mengatur emosinya.

"Kenapa? karena kau gak cinta sama aku? kau lebih menyukai catherine, kan?" teriak Bianca yang membuat Alex mendongak kaget padanya.

"Kau tahu darimana , bi?"

"Kau mengigau tentangnya kemarin, bahkan bisa-bisanya kau menganggap aku sebagai dia disaat kau memperkosaku."

"Aku memperkosamu?" tanyanya ragu, lalu ia mulai terdiam sejenak mengingat kembali semua yang terjadi malam itu.

"Ah sial, Dasar bodoh!!!" teriaknya yang tidak berhenti memaki Diri sendiri sambil memukul-mukul stir mobil.

Kini Alex mulai sadar sepenuhnya, ia ingat betul kalau malam itu dirinya membayangkan kalau Bianca adalah catherine makanya kejadian itu terjadi begitu saja diluar kendalinya.

"Tapi itu gak sepenuhnya salahku BI, aku tidak memperkosamu tapi kita melakukannya atas dasar mau!" sanggah Alex yang mencoba meluruskan apa yang terjadi.

"Aku gak perduli, pokoknya kau harus bertanggungjawab telah merenggut keperawananku!"

"Aku gak bisa bi, ini udah salah besar! aku bahkan gak punya perasaan apapun sama kamu." tolak mentah-mentah Alex , kali ini ia sudah sangat kesal sampai membukakan pintu kepada Bianca.

"Lebih baik kau turun sekarang Bi, gue gak mau kasar sama loe!"

"Aku gak mau keluar sebelum kamu bertanggungjawab!"

"Bagusan loe keluar sekarang sebelum gue ngomong kasar, gue mohon!" kali ini alex tidak lagi memanggil aku dan kamu, ia benar-benar sudah diujung batas kesabaran dan kebimbangan.

"Aku bakal bunuh diri kalau kamu gak mau tanggung jawab, lex." ancam Bianca yang mulai menangis kembali yang membuat Alex semakin kesal dan berteriak keras diwajah Bianca sampai urat-urat lehernya terlihat jelas.

"Keluar sekarang Bi! gue gak butuh tangisan loe, sialan!"

Tentu saja teriakan itu langsung mengiris-iris hati Bianca, dan tanpa banyak basa-basi lagi ia keluar dari mobil tersebut sambil menangis histeris menuju rumahnya yang mana kini meninggalkan Alex didalam mobil.

Didalam mobil, alex tak henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri dengan kecepatan penuh meninggalkan daerah rumah Bianca.

Dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas kejadian kemarin, baginya itu adalah suatu kesalahan besar yang benar-benar memalukan.

Dan saking fokusnya ia berlarut-larutnya dalam emosi , sampai-sampai ia tidak memperhatikan jalanan raya yang mana tanpa bisa diduga-duga Alex tidak sengaja mobil Alex menabrak sebuah jalan yang sedang diaspal hanya untuk menghindari seorang pejalan kaki didepannya.

Tubuhnya terpental jauh keluar dari mobil karena tidak menggunakan safety belt dan bagian wajah kirinya menghantam aspal sampai terseret beberapa meter yang membuatnya berteriak histeris.

Kini ia terbaring lemas disana, tak ada satu katapun yang bisa dilontarkannya Selain melihat beberapa mobil yang terpaksa berhenti karenanya.

Cukup lama ia terbaring lemas disana sampai dirinya sendiri sudah bermandikan darah segar yang dilapisi aroma aspal yang baru di buat, dan dalam penglihatan setengah sadar ia bisa melihat sebuah ambulance yang sedang mengangkatnya menghina tandu.

Alex tersenyum sejenak, ia mulai teringat bayangan wajah catherine yang sangat dicintai olehnya dan ia tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati gadis itu bila mengetahui pengkhianatan Alex kemarin.

Dan dalam perasaan takut itu, perlahan-lahan ia memejamkan kedua matanya sampai membuat panik semua petugas ambulance yang langsung melakukan CPR kepada pria itu.

Sementara itu pula catherine sedang terjaga dari tidurnya, ia merasa bimbang untuk memberikan keputusan yang bagaimana pada lamaran Dennis tadi siang.

Kalaupun disuruh menolak, ia juga tidak punya nyali untuk menolak Dennis yang Sudah baik padanya dan ia juga tidak mau mengkhianati Alex berkali-kali lagi.

Sudah cukup baginya bisa melihat tangisan Alex malam itu, ia bisa merasakan perasaan cinta yang berbalut keraguan dalam diri Alex yang membuat pria itu takut menjalankan komitmen kepada catherine.

Malam ini sepertinya Catherine sedang sibuk memikirkan semua ini, yang mana tanpa gadis itu sadari kalau saat ini alex sedang bertarung diantara kehidupan dan kematian.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience