RUMAH POHON

Romance Series 12364

Hari Ini Cathrine memiliki Janji Temu dengan Erick, cowok playboy yang juga menjabat sebagai Kekasihnya Cathrine.

Beberapa hari ini , Ia memang sengaja memilih menghindar sejenak dari Alexander yang memang kebetulan sedang sibuk berorganisasi sekaligus mengencani mahasiswi baru dikampus mereka .

Meskipun terkadang hal itu membuat Catherine merasa sangat cemburu, tetapi mau gimana lagi sebab ia tak punya kuasa untuk melarang pria itu tetap berada dalam dekapannya.

Sehingga mau tak mau Cathrine harus menyibukkan diri juga demi menghilangkan perasaan kesalnya tersebut, kebanyakan ia menghabiskan waktu berbelanja dan mengerjakan tugas bersama Lisa serta melakukan kencan buta dengan Dennis dan Erick secara tersembunyi.

Sama halnya seperti saat ini, Catherine tengah membaca buku romantis favoritnya sembari menunggu erick didepan halte yang memang agak jauh dari rumahnya.

Suasana hatinya sedikit kurang baik, mungkin karena terlalu lama menunggu Erick datang untuk menjemput.

"Erick lama banget sih!" Keluhnya yang mulai kehilangan kesabaran, Ingin rasanya Catherine memutuskan untuk pulang saja dan membatalkan kencan ini tetapi begitu melihat sebuah mobil terparkir dihadapannya, mendadak saja senyuman catherine kembali muncul.

"Maaf ya lama banget, Tadi ada jadwal kuliah mendadak" Ucap Erick mencoba membuat alasan pada gadis itu, tetapi catherine terlihat tak perduli dan langsung menerobos masuk kedalam mobil.

"Aku gak butuh alasan kamu, yaudah ayo kita jalan!" Ujar Gadis itu, ia membelai pipi erick dengan lembut .

"Tumben kamu mesra, biasanya selalu mengacuhkan aku" Tukas Erick, ia langsung menyalakan mesin mobil dan mengendarai mobil itu dengan kecepatan sedang meskipun beberapa kali ia melirik kearah Gadis itu.

Catherine terlihat bungkam saat mendengarkan ucapan erick yang seakan-akan berusaha menyindir dirinya yang selalu menghindari kontak fisik dengan lelaki itu .

"Aku bercanda kok, gak usah dipikirin!" Ucap Erick yang langsung menyadari kalau catherine merasa cukup bersalah karena ucapannya barusan yang cukup kasar.

"Jadi kita kau kemana sekarang sayang?" Tanya Erick lagi sambil menggenggam tangan gadis itu, catherine sontak kaget dan tersadar dari lamunannya.

"Bebas deh, aku juga bosan ke mall dan pantai terus" Lirihnya, ia enggan menatap Erick sama sekali.

Setiapkali ingin bermesraan dengan pria lain, entah mengapa ada perasaan ragu didalam diri Catherine yang sulit untuk diungkapkannya. Ia sendiri kesulitan dalam memahami perasaannya sendiri dan entah mengapa perasaan bersalahnya pada Alex membuatnya selalu mengontrol diri saat bersama dengan pria lain.

"Oke, aku bakal bawa kamu ketempat yang bagus" Erick langsung melajukan mobil kembali, ia terlihat sangat bersemangat sembari menghidupkan musik romantis diradio mobil.

Berbeda dengan catherine yang masih memiliki keraguan didalam diri, ia bahkan berulangkali melihat handphonenya yang seakan-akan berharap ada pesan masuk dari Alexander.

Namun sepertinya hal itu takkan pernah terjadi, sebab sudah beberapa hari ini juga ia sama sekali tak mendapatkan pesan dari Alexander.

Pria itu juga tak pernah peka dan memahami perasaan catherine, ia tak pernah sekalipun bertanya keadaan catherine yang tidak baik-baik saja apalagi saat tak sengaja melihat alex sedang menggoda mahasiswi baru dikampus.

Lamunan catherine tampak begitu lama sampai ia tak sadar kalau Erick membawa mereka kesebuah lapangan tandus yang ditengahnya terdapat rumah pohon yang cukup terawat.

"Yuk turun!" Tegur erick, catherine tampak kaget, ia hanya mengangguk saja dan menurut.

"Kita dimana?" Tanya Catherine bingung.

"Tempat Favoritku waktu kecil, memang sih dulu disana ada rumah cuman udah dihancurkan tapi untungnya rumah pohonnya masih tetap dirawat" Ia menunjuk kesebuah rumah pohon yang dicat dengan warna biru disetiap sisi kayunya.

"Wah cantik banget, yuk kesana!" Kini Catherine malah bersemangat, ia melupakan sejenak kegundahan hatinya tersebut.

Erick hanya tersenyum saja dan langsung menggandeng tangan gadis itu, keduanya dengan perlahan-lahan menaiki setiap anak tangga rumah pohon .

Betapa terkejutnya catherine saat melihat rumah pohon tersebut dihiasi oleh beberapa rak buku dan kursi bantal yang dimana lantainya juga ditutupi wallpaper lantai dan ambal.

Sepertinya rumah pohon ini sangat nyaman untuk ditinggali oleh siapapun, belum lagi suasana diluar sangat cocok untuk menatap bintang dimalam hari.

"Bagus banget ya" Catherine masih terkagum-kagum menatap sekeliling rumah pohon, ia bisa menemukan banyak mainan anak laki-laki didalamnya yang mungkin saja itu mainan Erick saat kecil, dan juga beberapa buku dongeng yang tersusun rapi dirak serta meja bundar dan lemari mini yang berisi bantal boneka.

"Kamu bisa juga ya norak gitu" Ejek erick, namun bukannya marah gadis itu hanya tersenyum saja sembari memukul pelan bahu Erick.

"Aku belum pernah kerumah pohon, jadi wajar dong !" Ketusnya, ia langsung meraih sebuah buku dongeng dan merebahkan diri diatas kursi bantal yang empuk.

"Suasana hatinya dah baikan gak?" Tanya Erick yang ikut duduk disebelah catherine.

"Lumayan, makasih ya" Catherine tak berhenti memperlihatkan senyuman kagumnya, ia terlalu terpesona dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Sekarang gantian dong kamu nya.." Erick mencoba mengambil kesempatan pada gadis itu, ia memegang Bagian Paha catherine yang langsung dilepaskan gadis itu.

Catherine langsung berdiri dan menjauh dari erick begitu melihat tatapan licik playboy itu .

"Jangan macem-macem ya Erick, gila loe ya!!!" Bentak Catherine, ia mulai terlihat kesal atas perlakuan Erick barusan.

"Kenapa sih? Kamu kan Pacarku!" Erick terlihat cukup kesal.

"Atau aku main-main aja sama cewek lain kalau kamu gak mau, gimana?" Ancam erick yang malah berterus-terang pada catherine.

"Yaudah main aja sana sama cewek lain, loe pikir gue perduli!!!" Ketus Catherine dengan nada kesal, ia langsung berjalan mendekati anak tangga untuk turun tetapi langkahnya segera ditahan Erick.

"Oke, Aku Gue minta maaf! Tolong jangan turun dulu!" Lirih erick setengah memelas, catherine hanya bisa berdiam diri saja dan menatap tajam pada lelaki itu.

"Kita bicarakan baik-baik, ayo duduk dulu!"

"Oke" Jawab Catherine singkat, ia langsung mengambil kursi bantal tersebut dan duduk menyandar di dinding kayu tanpa mengatakan sepatah katapun sembari menunggu penjelasan erick.

Erick mencoba menenangkan dirinya, lalu ia mendekati Catherine dengan wajah yang terkesan memelas dipaksakan.

"Gue cuman pengen ciuman sama loe doang, gak lebih dari itu!"

"Terus ngapain loe pegang paha gue? lagian gue gak mau ciuman sama loe" Ketus Catherine.

"Gue minta maaf deh masalah itu, sekarang gue mau nanyak sama loe kenapa loe ragu melakukan kontak fisik sama gue?" Tanya Erick yang seakan-akan menyudutkan catherine.

"Sedangkan loe aja selingkuh sama si dennis, Loe itu maunya gimana sih?"

"Gue maunya pacaran yang wajar aja" Catherine terlihat santai , ia berusaha menyembunyikan keraguannya.

"Loe ragu kan? gue tahu loe sekarang lagi gak baik-baik aja" Erick menggenggam jemari Catherine, gadis itu berusaha menolak tetapi genggaman tangan erick jauh lebih kuat.

"Gue cuman pelampiasan loe doang kan?" Tanyanya tajam, catherine berusaha menghindari tatapan mata itu tetapi ia tak punya kesempatan mengalihkan tatapan maut Erick yang perlahan membiusnya.

"Gue gak perduli dijadikan pelampiasan sama loe, mungkin loe lagi ada masalah sama si dennis tapi setidaknya hilangkan keraguan loe itu deh"

"Maksud loe?"

"Loe itu bukan cewek baik-baik yang masih polos, loe sebenarnya mau kan? tapi ada yang masih ganjal dihati loe"

"Apaan sih!!! loe jangan cari-cari kesempatan lagi ya atau kali ini gue benar-benar marah sama loe" Ancam Catherine.

"Oke deh kalau memang loe masih ragu, mendingan kita pulang sekarang daripada gue makin menggila" Erick terlihat kesal, ia merasa percuma saja mencoba membujuk catherine yang malah nantinya malah berakibat perpisahan.

Ia gak bisa membayangkan kalau kabar putus mereka bakal merusak citranya sebagai cowok playboy dan populer kedua setelah Alexander.

Ia langsung berdiri dan merapikan sejenak buku-buku yang tadi sempat diambil catherine sebelum ia turun dari rumah pohon itu, sedangkan catherine masih terduduk disana memikirkan semua ucapan erick barusan.

"Cuman sebatas ciuman aja?" Tanya catherine secara tiba-tiba , ia menatap yakin kearah Erick yang terlihat kaget.

"Mmm..Kalau diijinkan" Jawab Erick yang sepertinya Langsung mengerti apa yang sedang dibicarakan catherine.

"Kemarilah!" Isyaratnya, erick hanya mengangguk dengan senyuman yang mengatakan kalau ia telah menang menggoda gadis itu.

Dengan Lihai, catherine menerima ciuman hangat dari Erick yang terlihat jauh lebih profesional dibandingkan Alexander.

Cukup lama Erick mencium bibir gadis itu , kini rumah pohon menjadi saksi kalau catherine adalah gadis kesekian kalinya yang terhasut oleh godaan maut erick sebagai playboy, atau bisa dikatakan kalau sebenarnya catherine bukanlah wanita pertama yang diajak erick kerumah pohon ini.

Namun sepertinya ciuman itu bukan hanya erick saja yang menikmati, tetapi Catherine juga turut menyukainya seakan ia ingin melawan segala perasaan ragunya.

"Kau malah lebih menyukai nya daripada aku?" Tukas Erick, catherine hanya tersenyum saja sembari melingkari tangannya dileher erick.

"Hmm...aku cuman lelah menjadi boneka nafsu terus oleh seseorang" Gumamnya pelan, tetapi suara gadis itu masih bisa terdengar jelas ditelinga erick.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience