PERASAAN YANG SEBENARNYA

Romance Series 12364

"Kok Malem banget pulangnya lex?" Tanya Mama Catherine.

"Iya Tan, tadi macet dijalan" Jawab Alex sembari tersenyum ramah.

"Iya ma, lagian tumben banget mama khawatir gini" Tukas Catherine, sambil memeluk mamanya.

"Habisnya kamu gak balas pesan mama sih, makanya mama kira ada apa-apa sama kamu"

"Iya tan, maaf ya..lain kali saya marahin deh catherine kalau gak balas pesan tante" Ucap Alexander, mamanya Cathrine hanya tertawa kecil saja menatap calon menantu kesayangannya itu.

"Udah malam gini, kamu tidur disini aaj lex soalnya gak mungkin juga pulang kerumah jam segini" Tawar Mamanya Catherine.

"Tenang aja, kamu dan keluargamu udah kayak keluarga buat kami jadi papa dan mama kamu bakal gak keberatan kok" Mamanya catherine tetap bersikeras yang membuat alex enggan menolak, ja hanya mengangguk saja dan membiarkan mamanya Cathrine menarik tangannya masuk kedalam.

Catherine cuman bisa menggelengkan kepalanya saia melihat kelakuan mamanya, lalu ia mengikuti mereka dari belakang sampai langkahnya berhenti disebuah kamar tamu yang berada dilantai dua.

"Kamu tidur disini aja ya" Ucap Mamanya catherine, alex hanya mengangguk saja .

"Yaudah kalau gitu aku mau bersih-bersih dan tidur ya, selamat malam semua" Ucap Catherine yang terlihat sedang tidak mood dan berjalan pergi membiarkan kekasih dan mamanya saling mengobrol .

Begitu sampai ke kamar , ia langsung membersihkan diri dan rebahan diatas ranjang sambil terus mengecek handphonenya.

Kalau dipikir-pikir ia merasa gusar atas sikap denis padanya, ia merasa seperti orang yang sangat jahat bagi pria baik seperti dennis.

Saat ini ingin rasanya catherine menelepon pria itu, namun setiapkali ia berniat menekan tombol panggilan dalam sekejap keberaniannya memudar dan rasanya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menghubungi dennis yang sedang marah.

"Bodohnya aku!!!" Pekik Catherine yang terlihat memaki dirinya sendiri, ia benar-benar terlihat kacau saat ini .

"Enggak..aku harus memperbaiki hubunganku dengan dennis, masa hubungan Alex baik-baik saja dan hubunganku malah berantakan" Gumamnya, walau bagaimanapun ia tak mungkin mengakhiri hubungannya dengan dennis .

Dengan segala bentuk keberanian, ia langsung menghubungi nomor dennis dan sialnya panggilan itu malah di tolak mentah-mentah oleh dennis yang membuat catherine tertegun diam.

Baginya, baru kali ini ia mendapatkan penolakan dari seorang pria dan rasanya itu sangatlah menyakitkan .

"Apa ia benar-benar marah padaku?" Tanya Ragu Catherine, berulangkali ia menelepon pria itu tapi tak kunjung dapat jawaban yang membuatnya kesal dan meneteskan air mata.

"Kenapa juga aku nangis?" Tanyanya sembari tertawa geli, ia tak habis pikir kenapa pulak ia menangisi lelaki seperti dennis yang jelas saja bukan tipenya.

"Lagian gak perlu juga aku memikirkannya" Pekiknya yang langsung meletakkan handphone diatas laci dan membaringkan diri diranjang.

Ia mencoba memejamkan kedua matanya, namun kegelisahan semakin tak dapat dikontrol oleh wanita itu dan perlahan-lahan ia mulai menangis pelan didalam selimut selama beberapa saat sampai akhirnya suara ketukan pintu kamar membuatnya terganggu dan terpaksa membuka pintu terbuka yang tidak lain ialah Alex.

"Ada apa lagi? Aku mau tidur lex" Ucapnya.

"Kau menangis?" Tanya Alex, ia langsung menghapus air mata catherine dan memaksa masuk kedalam kamar yang langsung dicegat oleh Cathrine.

"Aku mau tidur lex, lagian mama juga udah tidur jadi jangan buat kebisingan"

"Sekali saja" Ucap Alex seperti macan liar yang terlihat sangat kehausan, candu akan tubuh indah catherine membuatnya tak pernah lepas dari nafsu birahi setiapkali berhadapan pada catherine.

"Enggak, pergilah!!!" Bisik Cathrine yang terlihat muak .

"Kenapa? Kau ingin menangisi Dennis? atau jangan-jangan kau mencintainya?" Tanya Alex yang terkesan menuduh.

"Jangan sembarangan kau lex, aku gak seperti itu" Bantah Catherine, tetapi alex tetap saja tak memperdulikan jawabannya.

"Kalau gitu, ikuti kemauanku cath" Ia mencoba menggoda Catherine tetapi kali ini catherine merasa muak dan tetap pada pendiriannya sampai-sampai alex merasa kesal atas penolakan pertama gadis itu terhadapnya.

Dengan sekuat tenaga, ia memasuki kamar catherine yang tentu saja tubuhnya jauh lebih lemah dan menutup ramah pintu kamar itu.

"Gila kau ya lex, keluar sekarang!" Bisik Catherine yang semakin kesal tetapi lagi-lagi alex enggan mendengarkan celotehan catherine.

Dia malah menolak catherine ketas ranjang dan secara cekatan ia langsung menggunakan kondomnya dan membuka seluruh pakaiannya.

"Tunggu, kau sampai menggunakan itu? apa yang kau pikirkan sekarang lex?" Tanya catherine curiga, ia langsung kembali berdiri dan menatap tajam pada alex.

"Diamlah Cath!!!" Bisik Alex, ia langsung membuka pakaian seluruh pakaian bagian bawahnya dan langsung menjatuhkan tubuh catherine diranjang .

"Hentikan lex, atau aku akan berteriak!!!" Ancam catherine, tetapi alex sama sekali tidak berniat mundur dari tindakannya dan langsung mencium bibir catherine dengan posisi diatas tubuh catherine.

Catherine berusaha melawan tetapi tubuhnya terlalu lemah menghadapi alex, yang kini membuatnya kesulitan bernafas.

Cukup lama alex mencium bibir catherine, sampai akhirnya ia merasa puas dan menyudahi hal tersebut.

Lalu ia membuka paksa pakaian atas catherine yang memperlihatkan bra pinknya , disusul oleh pakaian bawahnya yang memperlihatkan Celana dalam gadis itu.

Catherine mulai menangis lirih, ia merasa kali ini bukanlah tindakan yang benar karena alex secara brutal membuka pakaiannya tapa persetujuannya .

"Hentikan Lex" Lirih catherine untuk yang sekian kalinya.

"Kalau kau melakukannya tanpa persetujuanku, mungkin ini adalah yang terakhir kalinya lex" Tukasnya lagi, tetapi entah setan apa yang merasuki alex saat ini dan terlihat dari sorot matanya hajya sebuah kemarahan yang bercampur nafsu yang masih belum dimengerti oleh catherine sama sekali.

Dengan posisi diatas tubuh catherine ia langsung membuka bra gadis itu dan celana dalamnya sampai Cathrine tak mengenakan sehelai benang sama sekali, dan dengan kejinya ia meletakkan benda nakalnya yang berlapiskan kondom kedalam vagina catherine sampai gadis itu mulai terangsang dan menangis sekuat-kuatnya yang membuat alex terpaksa menutup Cathrine agar tidak membangunkan mamanya catherine.

Bahkan lebih brutalnya, Alex memeras payudaranya catherine dan menikmati hal tersebut diatas air mata catherine sampai cairan rangsangan dari milik catherine menetes membanjiri seprai dan membuat gadis itu semakin menangis kencang dan mulai merasa lelah.

Kini ia hanya bisa memejamkan kedua matanya saja dan membiarkan alex melampiaskan birahinya saja, walaupun air matanya tak pernah lelah membanjiri wajah eloknya.

"Berhentilah terus-menerus menangis cath" Ketus alex, ia terlihat semakin marah dan kemarahan tersebut bukannya membuatnya berhenti, malahan ia semakin memperkasar aksinya tersebut dimana ia langsung meremas-remas payudara catherine sampai tegang dan semakin membuat rangsangan pada bagian area bawah catherine yang membuat catherine mendesah pelan dan membuat alex semakin bergairah.

Cukup lama ia menikmati tubuh indah kekasihnya itu, bahkan saking gairahnya ia langsung melepaskan pakaian atasnya sampai tak ada lagi penghalang apapun diantara keduanya, mereka terlihat seperti pasangan barbie tanpa busana yang tengah menikmati malam yang indah sebelum waktunya.

Desahan catherine yang bercampur air mata menjadi alunan musik yang mengiringi gairah Alexander , sampai akhirnya ia merasa lelah dan menjatuhkan diri disebelah catherine yang telah letih menangis dan hanya terdiam menatap langit-langit kamar sambil membiarkan kakinya yang masih mengangkang lebar dan cairan putih yang masih menempel di selangkangannya.

Alex tak mengatakan apapun saat ini, ia terlihat mengatur hembusan nafasnya dan menoleh kearah catherine yang telah berpenampilan berantakan.

Lalu selang tak beberapa lama, alex langsung menangis yang membuat catherine tercengang, baginya ini adalah kedua kalinya ia melihat Alex menangis setelah sebelumnya alex menangis karena kematian kakak laki-lakinya.

"Kenapa kau mengkhianatiku lagi cath?" Tanyanya , kini mata mereka saling beradu pandang.

"Apa maksudmu, lex?" Tanya catherine yang masih terlalu lemas untuk bereaksi.

"Aku tahu kau mencintai dennis, aku tahu Cath.." Ucapnya yang terlihat putus asa.

"Aku mencintaimu...sangat mencintaimu ... tapi kenapa kau gak bisa setia sama sekali padaku" Tukas Alex, Cathrine berusaha membelai wajah alex tetapi langsung ditolak mentah-mentah oleh pria itu.

"Maafkan aku.. harusnya aku gak berbuat sejauh ini padamu" Tukasnya, lalu ia mengalihkan tatapannya dari catherine.

"Bodohnya aku malah melampirkan kemarahanku dengan bercinta padamu" Sambungnya lagi, lalu ia memejamkan kedua matanya.

"Kau benar-benar mudah sekali jatuh cinta pada pria lain cath"

"Aku benar-benar bingung denganmu lex, lalu kenapa kau enggak mau berkomitmen kalau kau malah mengalahkan aku sekarang"

" Aku takut hubungan kita akan kandas kalau berkomitmen denganmu yang jelas-jelas mudah jatuh cinta pada pria lain" Ucapnya yang membuat catherine tertegun.

"Aku benar-benar mencintaimu cath.." Ucap alex yang terlihat benar-benar tulus, disusul oleh air matanya yang menangis tak karuan seakan-akan ia telah menanggung rasa cemburu dan amarah yang cukup lama terpendam.

Saat ini catherine tak bisa berkata-kata apapun lagi, ia memilih menutup bibirnya dan membiarkan Alex mengeluarkan segala perasaan yang sejak lama selalu disembunyikan pria itu .

"Tapi aku masih mencintaimu juga lex" Ucap Catherine secara spontan ditengah-tengah Celotehan alex.

"Aku tahu..tapi itu bukanlah alasan yang kuat untuk menjalani komitmen yang kuat denganmu cath" Keluh Alex yang membuat catherine kembali terbungkam.

"Kau bahkan berani-beraninya bercumbu dengan pria lain selainku" Tukas Alex lagi yang membuat catherine semakin terdiam malu dan merasa bersalah, kini catherine mulai mengerti dan sadar jika dibandingkan dirinya alex memanglah cowok yang sangat ahli dalam memainkan perasaan wanita dan mengumpulkan banyak kekasih namun sesuatu hal yang membedakannya dari alex ialah dimana alex adalah pria yang hanya memiliki satu wanita yang selalu dicintainya yang tak lain ialah dirinya sendiri.

Ia mulai menangis menyesali perasaannya pada Dennis yang selalu ditutup-tutupin olehnya dan perbuatannya yang kerap bercumbu dibelakang alex, meskipun pernah sekali ia melihat Alex mencium gadis lain saat permainan truth or dare beberapa waktu yang lalu untuk pertama kalinya bagi alex .

"Alex..Maafkan aku..." Lirih Cathrine, namun tak ada jawaban apapun dari alex selain sebuah tatapan tanpa arti yang ia perlihatkan pada gadis itu.

"Sudahlah Cath, aku lelah berlarut-larut dala. perasaan...Anggap saja besok kita tidak punya masalah apapun dan kau gak pernah tahu tentang perasaanku" Tukasnya, lalu ia segera bangkit dari ranjang dan bersiap-siap memasang pakaiannya.

Namun sebelum sempat ia mengenakan celana jeans dan mengancing baju mendadak catherine langsung memeluknya dari belakang .

"Maafkan aku, tolong jangan pergi" Lirih Cathrine yang sudah kehabisan akal, dirinya yang berdiri didepan kaca tanpa sehelai benangpun membuat alex segera memalingkan pandangannya saat itu juga.

"Istirahatlah, lagian seperti yang kau bilang..ini akan menjadi yang terakhir kalinya kita melakukan hal bodoh ini" Tukas Alexander, ia berusaha melepaskan tangannya catherine tetapi gadis itu malah mengecup leher alex sampai meninggalkan bekas yang membuat alex langsung mendongak kearahnya dan kini catherine berusaha melepaskan kancing baju alex secar terburu-buru .

"Tolong lakukan sekali lagi denganku, mungkin aja suasana hatimu membaik" Ucap Catherine penuh harapan, ia berharap seks adalah satu-satunya jalan agar mengurangi kesedihan alex.

Alex langsung menahan tangan catherine dan berbisik ditelinganya.
"Istirahatlah Cathrine, aku gak bakal meninggalkanmu seperti dennis yang meninggalkanmu dijalan ataupun Roy yang meninggalkanmu dihotel setahun yang lalu" Bisik Alex ,lalu ia mencium kening Cathrine.

Dan disaat yang bersamaan suara pintu kamar yang terbuka lebar dan disusul oleh langkah kaki yang membuat keduanya tertegun kala itu juga.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!" Bentak suara pria paruh baya yang terlihat baru pulang dari kantor dengan raut wajahnya yang tampak sangat marah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience