NIAT BIANCA

Romance Series 12364

"Kamu kok diam aja sih, lex?" tanya Bianca yang mulai kesal, ia tidak habis pikir pada alex yang lebih banyak melamun sepanjang perjalanan padahal sudah jelas-jelas sebelumnya alex lah yang mengajak jalan gadis itu.

"Gak apa-apa kok, yaudah kamu balek sana kan udah nyampe rumah juga."

"Mampir gak?"

"Gak deh, lagian orang tua kamu kan lagi diluar kota jadi gak sopan kalau aku mampir." ucap Alex seraya tersenyum lemas pada Bianca, ia benar-benar terasa berbeda saat ini seperti orang yang punya banyak pikiran saja sampai membuat Bianca tidak bisa lagi mengenali kekasihnya itu.

"Udah beberapa hari kamu kayak gini lex, kamu ada masalah ya?" Bianca mengelus pipi Alex yang langsung ditolak halus oleh pria itu.

"Gak kok Bi, udah mendingan kamu masuk kedalam dan tidur nyenyak."

"Kamu kok mulai berubah sih, lex?" keluh Bianca, ia merasa semakin lama Alex menjadi seseorang yang berbeda padahal waktu awalan mereka pacaran itu Alex sangatlah romantis dan perhatian.

"Aku lagi gak mood aja."

"Kalau aku buat mood, gimana?" rayu Bianca seraya mengigit bibir bawahnya, tetapi tetap saja alex tidak menggubris kode keras dari Bianca.

"Jangan aneh-aneh deh, udah mendingan kamu balik kerumah ya." bujuk Alex yang malah lebih terkesan mengusir, tetapi untuk kali ini Bianca tidak mau menuruti perkataan alex lagi.

Entah kenapa ia merasa kalau rumor tentang Alex yang mempunyai banyak selingkuhan adalah benar, tetapi bodohnya bianca tidak menyalahi Alex melainkan ia mempertanyakan dirinya sendiri yang mungkin saja tidak memuaskan alex makanya kekasihnya itu berlayar ke gadis lain.

Dengan penuh nekad dan tanpa pikir panjang, Bianca melepaskan safety beltnya dan mencuri ciuman Alex.

Tentu saja pria itu langsung terkejut dan menolak meras Bianca sampai kepalanya membentur kaca mobil.

"Kamu apa-apaan sih Bi!!!" bentak Alex yang memang awalnya sudah emosi dan kini ia lampiaskan pada Bianca.

"Kamu punya harga diri kan? harusnya kamu gak boleh kayak gitu sebelum waktunya." celoteh Alexander yang tidak habis pikir pada jalan pikiran Bianca, ditambah lagi saat ini hubungannya dengan Catherine sedang tidak baik sampai membuatnya sulit mengontrol amarahnya.

Tetapi bukannya merasa malu atas tindakannya barusan, gadis itu malah melepaskan kancing kemeja hitamnya selagi alex sedang memejamkan mata dan bergelut pada emosinya.

Gadis itu menggunakan sela-sela waktu membuka seluruh kemejanya hingga memperlihatkan tubuhnya yang molek dengan bra pink yang menutupi kedua gunung indahnya.

Dia terlihat tersenyum penuh bangga atas mahakarya yang dimilikinya, sepertinya Bianca benar-benar tersulut pada cinta buta yang membuat dirinya nekad melakukan hal bodoh seperti ini.

Sampai Alexander sendiri semakin kaget tatakala ketika ia membuka matanya, ia mendapati sebuah pemandangan yang tidak seharusnya dilihat Apalagi Alex merupakan seorang pria yang memiliki nafsu.

"Bagaimana? apa mood mu lebih baik?" tanya Bianca manja, Alex cuman bisa geleng-geleng Kepala saja lalu memberikan kembali kemeja yang sempat terjatuh itu pada Bianca.

"Pakai balik deh!" ucap Alex.

"Kenapa? emangnya aku gak indah ya atau jangan-jangan kamu gak cinta lagi sama aku?" tanya Kesal Bianca yang merasa sangat kecewa atas respon alex barusan.

"Aku mohon deh Bi, jangan cari masalah hari ini ya." Alex berkali-kali memukul stir mobil, ia berusaha tetap tenang menghadapi tingkah Bianca yang terasa sangat memalukan hari ini.

"Kamu pikir seberapa lama kamu bakal menahan nafsumu?" tanya Bianca yang mulai kesal, dan sekali lagi dengan penuh nekad ia memundurkan jok kursi mobil sampai kandas kebelakang lalu melepaskan roknya sampai alex semakin pusing melihat tingkah Bianca.

Tetapi namanya juga Bianca, ia tetap terus mempermalukan dirinya sendiri secara sukarela. Dengan penuh keberanian ia mengangkat kakinya kepangkuan alex lalu memperlihatkan senyuman manja pada pria itu.

Alex yang sudah tidak bisa lagi menghentikan tindakan Bianca langsung berusaha keluar dari mobil, tetapi buru-buru Bianca menahan tangan Alex dan meloncat kedalam pangkuan alex seraya memunduri jok kursi mobil Alex juga agar lebih leluasa.

"Rebahan dirimu sejenak Alex, nikmatilah tubuh indahku." bisiknya ditelinga Alex, pria itu sampai bergidik ngeri mendengarkannya.

"Ini udah berlebihan Bi, nanti loe bakal menyesal loe." peringat Alex, ia tidak mau gadis itu bertindak lebih jauh lagi dan malah menambah beban masalah dia saja.

"Kalau udah sampai sini, kenapa harus mundur?" ledek Bianca yang malah menantang Alex.

Dan melalui jemari lentiknya, ia melepaskan resleting celana alex dengan manja disusul oleh kancing kemeja Alex.

Alex yang sudah dihadapkan pada hasrat keberanian Bianca tidak bisa lagi bertindak apa-apa,lagian ia juga sedang banyak pikiran mengenai masalahnya sampai membuat ia sulit untuk berpikir jernih juga.

Entah kenapa setiap kali ia mulai terangsang, bayangan keindahan Catherine terlintas dipikirannya sampai ia sendiri mulai terbuai pada keinginan Bianca dengan membayangkan Catherine lah yang saat ini ada dihadapannya.

"Kamu janjikan kalau aku memberikannya sekarang, kamu bakal setia sama aku?" tanya Bianca yang mulai mencoba memancing perjanjian pada Alex, tetapi pria itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi ataupun jawaban apapun.

Dan hal inilah yang membuat Bianca geram, padahal tindakannya itu sudah sedikit berlebihan tetapi tetap saja Alex tidak tergoda untuk menjanjikannya kesetiaan sama sekali.

Dengan wajah kesal, ia menolak Alex sampai pria itu terbaring yang membuat ia kini duduk diatas tubuh Alex.

"Bagaimana kalau sampa sini? kamu mau kan janji?" tanya Bianca lagi, tetapi alex malah tidak menjawab karena memang ia sendiri tidak pernah mencintai Bianca.

"Kau diam saja, kau tidak mau setia denganku lalu buat apa aku memancingmu lebih jauh lagi." keluhnya yang langsung kembali ke jok kuris sebelah dan berniat ingin mengenakan pakaiannya kembali.

Tanpa ia sadari kalau Alex yang sudah terangsang pada tubuh indahnya, ditambah lagi kesadaran alex yang sudah hilang dengan bayang-bayang Catherine membuat ia tidak ingin melepaskan Bianca begitu saja.

Dengan cepat Alex langsung menerkam Bianca dan membuat posisi alex berada diatas bianca.

"Kamu masih cantik seperti kemarin,Cath." ucapnya yang kelepasan bicara, ia tidak bisa lagi membedakan mana kenyataan dan khayalan.

Baginya Gadis yang saat ini ada di dekapannya ialah Catherine yang merupakan boneka pemuas nafsunya.

"Cath? maksudmu Catherine? Dia kan pacarnya dennis, kenapa kamu memanggilnya Alex?" tanya geram Bianca yang berusaha melepaskan diri dari dekapan Alex , tetapi pria itu sudah kehilangan kendali atas dirinya.

Bianca benar-benar tidak menyadari kalau ia telah membangunkan buaya yang sedang tertidur ini, kini ia pulak yang harus menerima konsekuensinya padahal Alex telah memperingatkan gadis itu sebelumnya.

Dengan cekatan, Alex melepaskan celananya dengan senyuman menyeringai licik. Wajah tampannya kini mula membuat Bianca bergidik ngeri dan berusaha melepaskan diri dari sana, tetapi rasanya terlalu sulit karena Alex berusaha menghalaunya.

"Ayo kita bermain sekali lagi cath." ucap Alex, ia langsung membuka lebar kedua kaki Bianca dan melepaskan balutan celana biru yang masih menutupi gua indah Bianca.

Bianca berusaha menolak, ia berkali-kali meronta-ronta sampa menggigit lengan alex yang membuat pria itu tidak sengaja menampar Bianca.

Lalu seperti yang diduga, alex juga ikut melepaskan balutan yang menutupi keperkasaannya seraya tetap menahan tubuh bianca agar tidak banyak bergerak.

"Ayo kita merasakan kenikmatan yang sesungguhnya, sayang." ucapnya yang sebenarnya lebih menjurus kepada Catherine, lalu ia masukkan miliknya kedalam gua sempit milik Bianca yang masih ketat sampai gadis itu berteriak kesakitan.

Alex yang menyadari kalau gua milik kekasihnya itu masih sempit sampai menjepit miliknya, semakin merasa terangsang dan malah lebih dalam memasuki gua tersebut sampai mengeluarkan darah yang membasahi sofa mobil.

Lalu secara perlahan-lahan dengan ritme yang stabil ia mulai memasuki gua tersebut semakin jauh lagi, sampai membuat Bianca yang tadinya meringis kesakitan langsung terangsang saat itu juga sampai menimbulkan suara desahan.

Sepertinya Bianca yang telah menyadari dirinya terangsang, mulai merasakan ketakutan kalau dirinya akan hamil. Ia langsung berusaha meraih pintu tengah mobil untuk berteriak tetapi Alex langsung mencegat tangannya dan malah membisikkan sesuatu ditelinganya.

"Kau pasti ingin ketemu Dennis kan? kau adalah milikku, catherine." ia menyeringai , lalu mendorong kembali kepunyaannya kedalam milik Bianca sampai gadis itu mendesah berkali-kali seraya mencakar-cakar dada bidang Alex.

Alex yang bukannya merasa iba, malah semakin tergoda pada perilaku sok jual mahal kekasihnya itu sampai membuat ia mengalami ejakulasi didalam goa berharga milik Bianca.

Hingga cairan bening menyembur bebas keluar sampai mengenai perut Bianca, lalu dengan sedikit lelah ia menyusahkan permainannya dan tergeletak menimpa badan mungil Bianca.

Bianca yang kini mulai terasa ngilu pada bagian kewanitaannya, belum lagi energinya yang mulai habis hanya bisa membiarkan tubuhnya ditimpa oleh pria itu.

Ia menangis menyesali segalanya, kini bukan hanya hatinya saja yang sakit tetapi mental dan fisiknya juga sakit setiapkali melihat Alex menyetubuhinya dengan mengatakan nama Catherine secara terus-menerus.

Dengan tenaga yang tersisa, ia berusaha mengangkat tangannya dan memeluk erat tubuh alex yang sangat dicintainya.

"Kau menikmatinya, Catherine? aku telah mengabulkan keinginanmu, tolong jangan tinggalkan aku lagi." bisik Alex yang langsung berusaha bangkit dari tubuh Bianca tetapi dengan cepat gadis itu menahannya.

Bianca tidak mau alex pergi darinya, lagian juga ia sudah terlanjur diperkosa oleh Alex jadi lebih baik ia tidak menyudahi malam ini.

Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu yang bagus untuk tetap membuat alex berada didekatnya, matanya langsung penuh harapan melihat alex yang sedang terlelap dipelukannya.

"Kalau aku hamil, kau akan tetap setia denganku ." gumam Bianca yang mencoba merangsang Alex.

Dengan penuh semangat, tangan panjangnya menjalar kebagian kemaluan Alex seperti sedang! mengembalikan hasrat pria itu.

Dengan bisikan manja yang membuat Alex secara sadar tak sadar langsung mengikuti kemauan Bianca, alex mengangkat kepalanya dan kini kedua pasangan itu saling berhadapan satu sama lain.

Bianca langsung mencium bibir Alex sampai dirinya sendiri juga ikut terangsang,alex langsung bangkit kembali dengan posisi duduk yang juga disusul oleh gadis itu.

Mungkin ini adalah ronde berikutnya bagi alex menghabiskan malam ini, ia benar-benar tidak diijinkan untuk menyudahi hal tersebut.

Kini keduanya saling duduk dimana Bianca yang hanya mengandalkan nafsunya saja langsung meletakkan kedua kakinya diatas pangkuan Alex seraya merangkul leher pria itu.

Ia bisa merasakan sentuhan nakal dari kepunyaan alex yang mulai menyentuh dasar guanya, kali ini alex enggan memasuki gua tersebut tetapi Bianca malah menyodorkan sendiri miliknya dimasuki oleh Alex sampai sofa mobil semakin basah.

Bianca tidak lagi mempedulikan rasa sakit dibagian bawahnya, ia juga tidak mempunyai pengalaman apapun selain berharap kalau dirinya bisa hamil.Dia langsung membuka bra-nya yang semakin membuat Alex tergoda sampai tidak sadar mencium leher Bianca hingga meninggalkan bekas.

Kini keduanya berada pada puncak kenikmatan , Alex terlihat sangat bergairah malam ini seakan-akan ia tidak perlu lagi membayangkan hari esok sama halnya dengan Bianca yang berharap kalau ia bisa hamil anaknya Alex.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience