Kejadian Waktu itu membuat Catherine memilih untuk cuti kuliah atas permintaan kedua orang tuanya, bahkan tanpa sepengetahuan catherine sendiri kalau bram menitipkan catherine kerumah neneknya karena ia merasa belum sanggup menatap wajah putrinya yang sudah sangat memalukan dan merusak kehormatan keluarga mereka.
Alih-alih ia memutuskan hubungan dengan keluarga Alexander, ia meminta kepada keluarga alex untuk sementara memisahkan kedua pasangan itu sejenak yang langsung diterima oleh keluarga alex meskipun sebenarnya alex tidaklah setuju akan hal tersebut namun seperti yang kita ketahui kalau alex sangatlah takut pada sang ayah yang lebih terkesan diktaktor sebagai kepala keluarga.
Dan kini sudah hampir seminggu catherine menghabiskan waktu dirumah sang nenek, tak ada hal istimewa yang akhir-akhir ini terjadi dihidupnya dan rasanya ia mulai merasa bosan dan merindukan alex .
Sebenarnya ingin sekali ia menghubungi pria itu, tetapi tindakan tersebut harus segera ditepisnya demi janjinya pada sang ayah dan ia juga tak mau melanggar kepercayaan bram padanya kembali kepadanya, dilain sisi ia juga memilih ikut tidak menghubungi erick ataupun dennis karena ia tak mau membuat masalah baru lebih banyak lagi.
Ia takkan bisa membayangkan bila saja keluarganya termasuk sang nenek tahu kalau ia memiliki terlalu banyak kekasih diluar sana, sebab setahu seluruh keluarganya Alexander adalah satu-satunya kekasih yang dimiliki catherine sejak dulu sampai saat ini.
Dunia catherine mulai terasa jungkir balik, bahkan ia memutuskan banyak menghabiskan waktu dirumah untuk menyembunyikan diri dari para pria itu untuk sementara waktu.
Meskipun ia sudah beberapa kali mendapatkan pesan dari dennis yang mengajaknya bertemu untuk menyelesaikan masalah diantara mereka, namun dengan berat hati ia harus menolak ajakan tersebut agar tidak terlalu menimbulkan masalah baru sekaligus entah kenapa setiap kalimat yang diucapkan alex waktu itu masih teringat jelas dipikirannya yang membuatnya ingin marah dan membuktikan kepada alex kalau dia bukanlah orang yang mudah jatuh cinta seperti yang diutarakan oleh alex.
Sama halnya seperti saat ini, sudah ada beberapa kali dennis menelepon catherine yang membuat gadis itu mulai meragu dan terjerumus dalam kebimbangan selama seharian didalam kamar z kebetulan hari ini sang nenek sedang ada arisan di rumah tetangga jadi cuman catherine saja yang dirumah sendirian.
Keluarganya memang sangatlah sibuk, hal itulah yang selalu membuat catherine meras kesepian semenjak kematian kakak laki-lakinya dan semenjak saat itu pula catherine sengaja mengencani banyak pria demi bisa mendapatkan kasih sayang dan kehangatan dari orang lain.
"Stop Dennis!!! kenapa sih kamu nelepon terus!!!" Keluh Catherine yang merasa tak sanggup lagi mendengarkan nama dennis dilayar handphonenya.
"Apa aku angkat aja ya? mungkin aja dennis mau minta maaf?" Ia mulai ragu pada keputusannya.
"Ah jangan deh, aku gak mau nambah masalah dan aku bakal berusaha buat coba menghapus perasaan suka ini dari dennis " Gumamnya tanpa sadar.
"Aku suka dennis? astaga, aku gak boleh suka sama dia karena cuman alex aja yang boleh kucintai" Gumam catherine lagi, ia mulai meragukan hatinya sendiri setiapkali secara spontan ia berterus-terang mengatakan kalau ia mulai mencintai Dennis.
"Aku cuman boleh nikah sama Alex , harusnya aku gak mengecewakannya" Kali ini Cathrine berjalan mengitari kamarnya sambil mendoktrin dirinya sendiri secara berulang-ulang dan membiarkan handphone tersebut berdering diatas ranjang.
Namun panggilan handphone yang berkali-kali itu mulai mengusik keyakinannya, Dalam sekejap ia langsung mengangkat panggilan tersebut .
"Cath, aku tahu kamu marah sama aku ...Aku minta maaf ya" Ucap Dennis begitu Panggilan tersebut dijawab oleh catherine, catherine yang tadinya berniat memutuskan panggilan tersebut langsung mengurungkan niatnya dan entah kenapa ia tak bisa menyembunyikan perasaan senang saat menerima panggilan dari dennis.
"Aku perlu ketemu sama kamu besok ya, kamu bisakan?" Tanya Dennis.
"Besok?" Tanya Balik catherine.
"Iya , aku mau kita menyelesaikan masalah ini dan aku berharap kita tetap pacaran ya soalnya aku masih cinta sama kamu dan gak sanggup putus dari kamu cath" Tukas Dennis blak-blakan seakan ia telah hilang kontrol atas dirinya.
"Boleh, nanti lokasinya aku tentuin ya"
"Iya, yaudah kalau gitu ... makasih ya udah mau angkat telepon aku"
"Makasih juga ya udah maafin aku, aku.. maksudnya kejadian malam itu-"
"Aku udah maafin kamu kok, aku juga salah udah bodoh banget ninggalin kamu tengah malam dijalan sendirian " Tukasnya yang terdengar seperti sangat menyesal.
"Jujur aku gak bakal maafin diriku sendiri kalau malam itu kamu kenapa-kenapa, maaf ya cath "
"Aku gak marah kok sama kau dennis, makasih ya udah maafin aku karena selingkuh sama erick" Ucap Catherine ragu-ragu, tetapi memang kedengarannya sih dennis tak kelihatan marah sama sekali.
"Kalau gitu aku tutup ya teleponnya" ucap Catherine yang langsung menutup panggilan itu duluan, lalu ia merebahkan diri diranjang sambil menghela nafas panjang.
"Andai alex secara blak-blakan mengungkapkan perasaannya setiap saat" Tuturnya , ia masih sangat ingat bagaimana untuk pertama kalinya Alex berterus terang pada perasaannya malam itu.
"Apaan sih aku, alex itu bukanlah dennis dan dennis juga bukan alex jadi ngapain coba ngebandingin mereka yang jelas-jelas beda jauh" Tukasnya lagi sembari menggelengkan kepalanya berkali-kali bersamaan dengan suara sang nenek yang baru saja pulang dan memanggil nama catherine saat itu juga.
"Iya nek!!!" Teriak catherine yang langsung buru-buru keluar menghampiri sang nenek.
Share this novel