Sekembalinya Catherine dari rumah pohon, ia tampak kaget mendapati Alex yang tengah menunggu diruang tamu.
"Dimana mama?" Tanya catherine, Alex hanya tersenyum saja dan memberikan sebuah kado pada gadis itu.
"Mamaku dimana, lex?" Tanya catherine lagi, ia malah meletakkan kado pemberian alex diatas meja dan tak berniat membukanya.
"Mama dan papa kamu lagi ada pertemuan penting sama orang tuaku, tapi aku udah minta ijin buat nemenin kamu dirumah malam ini"
"Oh, tapi aku lagi gak pengen ketemu kamu" Catherine berjalan pergi ke dapur, ia meraih segelas air dingin dari kulkas dan meneguknya.
"Masih marah karena waktu itu aku deketin Lisa? aku minta maaf ya.."
"Aku gak marah, aku cuman butuh waktu sendirian aja saat ini"
"Kadonya dibiarin aja disitukah?" Tanya alex mencoba memperbaiki suasana.
"Nanti juga kubuka, lagian kamu ngapain kesini? "
"Kangen sama kamu" Jawabnya yang langsung menyambar memeluk catherine.
"Gak hari ini alex, aku lagi capek dan butuh istirahat " Tukas Catherine, ia langsung melepaskan pelukan alex dan merebahkan diri diatas sofa sembari menyalakan televisi.
"Ayolah cath, aku tahu kau lelah menghabiskan waktu dengan dua lelakimu itu tapi berikan aku waktu sedikit?" Alex malah semakin manja pada gadis itu.
"Enggak alex, coba mengertilah!!! Aku lagi gak pengen jadi boneka nafsumu!!!" Bentak catherine yang kali ini kehilangan kesabarannya, seakan-akan ia masih cukup kesal pada alex yang menghilang beberapa hari lalu tanpa mencarinya dan kini malah seenaknya muncul dihadapan catherine.
Alex yang mendengarkan perkataan catherine barusan langsung terdiam, ia mulai memperlihatkan sikap dinginnya pada gadis itu.
"Maaf cath, yaudah kalau gitu aku pulang aja ya" Ucapnya .
"Kenapa sih kau selalu bersikap seperti ini alex? Aku butuh keseriusanmu!!!" Bentak catherine begitu melihat alex berjalan pergi, ia kelihatan cukup marah pada pria itu.
"Aku sangat serius menjalin hubungan denganmu cath, lalu apa masalahnya?"
"Aku mencintaimu Alex.. " Lirih Catherine yang tidak tahu lagi mau mengatakan apa selain berterus-terang pada pria otu bahwa ia sangat mencintai alex.
"Aku tahu perasaanmu, cath"
"Tapi kau selalu menyakitiku alex!!!"
"Tapi aku selalu memberikan kesenangan padamu kan? "
"Itu kesenanganmu lex, bukan yang kumau..." Catherine menatap sendu kearah pria tak berperasaan yang ada dihadapannya itu.
"Tapi nyatanya kau menikmatinya cath, dan hanya kau yang memperolehnya karena pada dasarnya hal itulah bentuk kesetiaanku padamu" Ucap alex dengan tenang tanpa perasaan bersalah.
"Aku ragu kalau kau memang mencintaiku, lex" Catherine terlihat sangat marah dan berlari kekamarnya.
Ia mengunci kamar itu dari dalam dan melemparkan semua make up nya dadi meja rias.
"Kau mempermainkanku lex, kau tahu kalau aku sangat mencintaimu!!!" Jerit catherine terus menerus, ia tak bisa lagi mengendalikan amarahnya tersebut, namun disisi lain ia tak mau kehilangan pria itu apalagi sampai membuat alex meninggalkannya.
Suara jeritannya begitu kuat sampai membuat alex yang saat itu berada di d
lantai 1 dapat mendengar jelas, hingga mau tak mau alex berlari kedepan pintu kamar gadis itu.
"Catherine...!!!" Panggil Alex lembut sembari mengetuk pintu kamar Cathrine yang terkunci, tetapi tak ada sama sekali jawaban dari catherine selain suara tangis yang semakin memperlihatkan dirinya sebagai sosok gadis yang lemah.
"Berhentilah Menangis Cath, Kau itu bukan gadis lemah yang cengeng.." Keluh Alex, atau lebih tepatnya seperti seorang pria yang blak-blakkan.
"Keluar sekarang atau aku bakal benar-benar pulang!!!" Ancamnya lagi, tetapi tak ada sama sekali respon dari catherine yang membuat Alex agak kesal.
"Okey, Aku minta maaf ya cath!!!" Alex berusaha untuk bersikap tenang meskipun berulangkali ia meremas-remas tangannya yang tampak kesal bercampur bingung.
"Aku yakin kau bukan gadis lemah Cath, jadi keluarlah dan mari kita bicarakan secara face to face"
Seusai Alex mengatakan hal tersebut, secara tiba-tiba suara pintu dibuka pelan oleh gadis itu yang mana alex dapat melihat jelas sosok kekasihnya yang terlihat cukup berantakan.
Gadis itu tak lagi menangis, kini yang tersisa hanya suara paruh dan mata lebam sehabis menangis yang dipertunjukkannya pada alex.
"Kau bilang ingin bicarakan? Masuklah..." Ia membuka lebar pintu kamarnya, dan berjalan duluan memasuki kamar.
Alex bisa melihat suasana kamar catherine yang biasanya selalu rapi mendadak berantakan dengan meja rias yang sudah bertaburan dengan bedak make up.
Catherine hanya diam saja, ia duduk diatas ranjang dan membiarkan alex untuk berbicara duluan.
"Sekarang coba jelaskan samaku, kamu itu kenapa?" Tanya Alex , ia duduk disebelah Cathrine dan menggenggam jemari gadis itu.
"Lex, Kamu tahukan kalau aku cinta sama kamu ?" Tanyanya balik, alex hanya mengangguk saja.
"Tapi pertanyaannya itu, Kamu cinta gak sama aku?"
Alex hanya mengangguk saja, tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya.
"Aku ini sebenarnya apa Dimata kamu?" Tanya Catherine.
Alex hanya menatap tajam kepada gadis itu cukup lama, sebelum akhirnya ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu.
"Kamu gak perlu nanyak apa-apa Cath, kamu sendiri sebenarnya udah tahu jawaban apa yang bakal kuberikan "
"Aku gak bakal pernah tahu kalau kamu sendiri gak pernah sekalipun mengatakannya secara langsung"
" Cath, Dengar aku!!!"
"Kamu itu wanita hebat yang kutemui didunia ini, kamu gak perlu memikirkan tentang hal-hal aneh yang malah buat kamu jadi sedih"
"Tapi..." Belum sempat catherine berbicara , alex kembali memotong perkataannya.
"Cath, aku udah melupakan masa lalu tentang kita jadi jangan pernah berpikiran kalau aku masih marah sama kamu " Jawaban Alex barusan memberikan ketenangan tersendiri bagi catherine, sebab baru kali ini lekaki itu berbicara secara terang-terangan akan hal tersebut.
"Beneran kamu gak marah lagi sama aku?
"Enggak cath.."
"Terus kenapa kamu gak mau serius sama aku? aku mau punya hubungan seperti orang yang lainnya lex..gak ada perselingkuhan ataupun nafsu sama sekali didalam hubungan kita"
Alex tak sanggup berkata-kata ataupun memberikan jawaban yang tepat untuk gadis itu.
"Jawab Lex!"
"Maaf Cath, aku belum sanggup" Ucapnya, ia langsung mencium kening catherine dan bangkit dari ranjang.
"Aku tidur di ruang tamu ya, kalau ada apa-apa kabarin aku" Ia berjalan pergi, menghindari catherine seakan-akan ia terlalu takut melihat ekspresi gadis itu.
"Kau selalu aja pergi setiapkali aku bertanya!!!!" Bentak Catherine.
"Diamlah Cathrine!!! Aku lagi gak mau ribut lagi denganmu!!!" Bentak Alex secara tiba-tiba yang membuat gadis itu kaget.
"Kau membentakku, lex?" Tanya catherine tak percaya, baru kali ini ia melihat alex sangat marah .
"Maaf Cath, aku terlanjur emosi..." Alex mulai merasa menyesal, ia berjalan mendekati gadis itu tetapi Cathrine yang masih syok langsung melemparkan bantal kepada pria itu.
"Keluar dari kamarku sekarang!!!" Bentak Catherine, tetapi bukannya membujuk malah alex hanya mengiyakan saja dan pergi dari sana.
Ia benar-benar pria brengsek yang tak tahu malu, bukannya memperbaiki suasana malahan ia semakin menambah masalah diantara mereka.
Share this novel