TRUTH OR DARE

Romance Series 12364

Catherine sedari tadi menatap layar handphone, ada perasaan canggung yang saat ini dirasakannya. Sedari tadi keempat Anak muda itu hanya bisa saling memandang satu sama lain tanpa ada yang membuka topik obrolan, hingga akhirnya Alexander sendirilah yang langsung membuka dialog.

" Mau main game atau ngobrol aja?" Tanya Alex yang mengangkat sebelah alisnya, ia melemparkan pandangan secara bergantian pada setiap orang.

"Memangnya game apa? soalnya kalau ngobrol pun juga gak tahu mau bahas tentang apa?" Ucap dennis blak-blakan, sepertinya ia juga tidak terlalu nyaman melakukan kencan ganda seperti ini.

"Truth Or dare?" Tantang Alex, ia sedikit memperlihatkan senyuman liciknya dan meneguk segelas lemon tea miliknya.

"Ide bagus itu, Sayang" Respon bianca yang terlihat sangat tertarik pada usulan alex.

"Kalau menurut kalian, gimana?" Tanya Alex pada catherine dan dennis yang belum memberikan argumen apapun dan hanya bisa saling memandang.

"Boleh aja, asalkan ada batasannya" Ucap Dennis.

"Contohnya?" Tanya Alex dengan nada tidak suka.

"Sesuatu yang terlalu melanggar batas, misalnya kalau truth usahakan jangan pertanyaan yang berbaur pribadi ataupun intim dan gitu juga dengan dare yang gak boleh melanggar aturan apalagi sampai kriminalitas dan mempermalukan diri sendiri" Jelas Dennis, seperti biasanya ia selalu saja memberikan argumennya panjang lebar dan jika kita pikir kembali sebenarnya pola pikir kedua pria itu sangatlah berbeda dan takkan cocok bila disatukan.

"Oke, aku setuju" Jawab Alex yang lebih terkesan menerima tantangan dari dennis.

"Kau bagaimana, cath?" Tanya alex yang kali ini mengalihkan pandangan dari dennis kepada Cathrine.

"Bebas sih" Jawabnya spontan, lalu disusul oleh alex yang segera mengambil handphonenya dan melakukan permainan spin nama dengan menuliskan beberapa nama didalam objek sebelum salah satu diantara nama tersebut di tunjuk.

"Aku ada satu syarat" Ucap Dennis yang langsung menatap tajam pada alex.

"Apa?"

"Apapun yang terjadi gak boleh ada yang menyudahi permainan ataupun membuat rusuh permainan sampai batas waktu yang telah ditentukan" Tukas Dennis yang terlihat sangat tidak menyukai alex.

"Batas waktu?" Tanya catherine, "Memangnya kita ada buat batas waktu?"

"Menarik, kalau gitu sekarang kita buat batas waktunya sampai satu jam" Usul Bianca yang terlihat setuju dengan usulan sepupunya itu.

"Oke" Jawab Dennis dan alex bersamaan lalu Alex langsung memutar papan spin tanpa mendengarkan keluhan catherine sama sekali.

Dan tak beberapa lama aplikasi itu dimainkan, Tanda panahnya menunjuk pada nama dennis.

"Truth or Dare?" Tanya Bianca secara cepat dan senang saat melihat sepupunya harus menjadi korban pertama dalam permainan ini.

Dennis cukup lama menjawab dan hanya menatap mata catherine saja, lalu ia akhirnya memilih sebuah kejujuran .

"Apa kau benar-benar mencintai catherine?" Tanya Bianca, Lelaki itu merasa pertanyaan ini sangatlah gampang sehingga ia hanya tersenyum saja sembari memandangi kekasihnya itu yang tanpa disadarinya kalau Catherine sedang menyenggol kaki alex dibawah meja.

"Aku sangat mencintainya, kalau bisa sih kami bertahan sampai ke jenjang yang lebih serius"

"Wah kalau gitu ditunggu ya kabsr bahagianya nanti" Bianca terlihat senang mendengarkan hal tersebut, berbeda dengan Cathrine yang sedikit merasa bersalah pada dennis.

"Oke, kita lanjut" Ucap alex yang langsung buru-buru mengambil alih perhatian, ia kembali memutar spin pada layar handphone sampai tertuju pada dirinya.

"Ah, sial" Gumamnya yang langsung meneguk minuman.

"Truth or Dare , Alex ku sayang" Ucap bianca.

"Dare deh , bianca" Jawabnya yang telah memasang wajah tak senang.

"Wah sungguh berani sekali pacarku ini ya" Bianca terlihat sedang menggoda alex yang masih memperlihatkan wajah masem.

"Udah buruan bi, mau ngasih dare apa?" Tanyanya lagi.

"Kalau gitu darenya -" Belum sempat Bianca menyelesaikan kalimatnya , mendadak dennis langsung memotong dan mengajukan tantangan dari dirinya.

"Cium Bianca Sekarang juga" Ucap Dennis yang membuat Alex langsung mempelototinya sembari tersenyum tak senang, bukan hanya alex saja melainkan catherine juga yang tidak terlihat senang dan sedikit menyenggol badan dennis sebagai tanda itu sudah sangat keterlaluan.

"Gak masalah kan , bro?" Tanya dennis.

"Ini udah berlebihan gak sih? " Balas Cathrine yang terlihat berusaha menolak .

"Kalau Alexnya bersedia ya gak masalah dong catherine, lagian kenapa loe jadi panik sendiri?" Tanya Bianca curiga.

"Bukan panik tapi malu aja kalau kita sampai jadi pusat perhatian orang karena melakukan kontak fisik didepan umum gini" Perkataan catherine barusan mengundang kekesalan pada diri bianca, ia mulai mencoba memberikan argumennya yang membuat pertikaian kecil diantara mereka.

"Gue gak masalah sih" Ucap Alex yang membuat keduanya berhenti berdebat dan menatap tajam pada alex, bahkan Cathrine sampai menyenggol kaki alex berulang kali secara tersembunyi - sembunyi namun sama sekali gak dihiraukan lelaki itu.

Kini Cathrine berusaha untuk tetap terlihat tenang Walaupun sebenarnya ia merasa sangat kecewa pada alex, suasana hatinya benar-benar sangat buruk dan rasanya ia ingin sekali menarik rambut bianca saat itu juga.

Dan sialnya, dengan Penuh percaya diri tanpa merasa bersalah pada catherine, ia malah melanggar janjinya pada catherine tepat dihadapan wanita itu sendiri. Ia mencium kening bianca saat itu juga sebelum akhirnya meneguk minumannya dan kembali memutar spin tanpa memperdulikan tatapan orang lain padanya .

Namun lagi-lagi nama Alexander yang keluar dan menyebabkan ia harus berulangkali menyebutkan kebenaran kali ini, meskipun ia selalu mengatakan hal bohong pada mereka terkecuali catherine yang sebenarnya sudah tahu kalau alex hanyalah berbohong.

Hingga akhirnya tak beberapa lama , dennis juga mendapatkan truth or dare yang mana ia lebih memilih dare daripada truth.

"Karena kau menyarankan hal yang macem-macem pada alex, sekarang giliran kau ya dennis...Aku mau kau cium catherine dibagian bibirnya" Ucap Bianca spontan tanpa pikir panjang yang membuat catherine dan dennis terkejut.

"Gak bisa, aku gak bakal lah melakukannya pada catherine" Tolak mentah-mentah dennis, yang disusul oleh Cathrine yang juga tak setuju.

"Kalian ini pacaran tapi kok gak mau sih" Keluh Bianca, ia terlihat jauh lebih aktif daripada sebelumnya seakan ciuman perdana alex barusan membuatnya semakin percaya diri.

Alex tak banyak berbicara atau memberi tanggapan Selain menatap tajam pada catherine dan dennis, ada sesuatu yang sedang disembunyikannya saat itu yakni perasaan cemburunya sendiri yang berusaha dikontrol olehnya.

Namun bujukan dan keluhan dari Bianca yang terus-menerus menghujani dennis tak membuat ia luluh sama sekali, ia tetap berpegang teguh pada prinsipnya tersebut.

Kira-kira sudah hampir dua puluh menit lamanya bianca terus-menerus memaksa , bahkan sudah diminta berhenti pun pada permintaannya itu masih saja ia berpegang teguh pada keinginannya tersebut yang membuat permainan benar-benar tersita dan perlahan-lahan alex mulai gerah akan hal tersebut.

Tanpa pikir panjang , bahkan ia memang tak pernah memikirkan resiko sama sekali dengan beraninya ia mencium bibir Cathrine secara terang-terangan dihadapan dennis dan bianca yang membuat catherine kaget dan terdiam mematung saat itu juga.

Tentu saja perbuatannya itu tak bisa ditoleransi oleh dennis yang langsung menolaknya dan memukul wajahnya dengan keras.

"Dasar brengsek!!! Berani-beraninya loe mencium pacar gue sembarangan!!! Bentak dennis, ia sudah tak bisa mengontrol kebenciannya pada alex dan langsung memukul alex secara terus-menerus.

Akan tetapi bukannya merasa bersalah, alex hanya tersenyum saja dan sama sekali tak membalas pukulan Dennis.

"Kalau kau menolak menciumnya , lebih aku saja yang menyelesaikan tantanganmu supaya kau gak perlu merasa bersalah karena telah memperlambat permainan" Tukas alex, yang membuat dennis semakin geram dan memukulnya secara lebih keras .

"Cathrine, bantuin dong! kok malah diam aja" Keluh Bianca pad Catherine yang hanya terdiam menatap kedua pria itu saling berkelahi, bianca terlihat sangat kewalahan merelai keduanya saat itu.

Untung saja ada pegawai kafe dan satpam kafe yang langsung memisahkan keduanya karena telah mengganggu kenyamanan kafe, dan tak menunggu waktu lama keduanya pun langsung diusir dari kafe saat itu juga.

"Catherine, tolong bayarin ya! biar aku urus mereka" Bianca Langsung berlari menghampiri kedua laki-laki dewasa itu yang tengah dimarahi habis-habisan oleh satpam.

Begitu bianca datang, alex langsung menarik tangannya menjauh dari sana dan mengacuhkan ocehan satpam . Ia benar-benar pergi saat itu juga dan membiarkan catherine yang menatap jauh kearahnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience