15 - Good Job, Honey!

Romance Completed 40057

WARNING!! ??

Part kali ini mengandung racun yang berbisa, Bisa buat orang baper, bisa buat orang kesel, bisa buat orang stress, bisa juga buat orang Mupeng!!!

Shin tipikal orang yang lebih suka pahit di awal tapi manis diakhir ??????
*azeeek bahazaaanya ????

Happy Reading!!

Sepasang bola mata abu-abu itu memandang lekat wajah Zeline. Tatapan tajam, tapi tidak terbaca. Zeline melepas pegangan pada kenop pintu dan berjalan mundur satu langkah. Fello masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

Keduanya berdiri saling bertatapan. Zeline mencoba memperhatikan dan membaca isi otak pria yang berdiri di depannya melalui matanya. Namun, tidak satu pun yang mampu terbaca oleh Zeline. Fello tidak menampilkan wajah marah ataupun bahagia, hanya datar.

Fello berjalan perlahan, tatapannya menajam membuat Zeline mau tak mau ikut mundur teratur. Jantung Zeline berdetak begitu kuat, ia tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan pria ini padanya. Tubuh Zeline menabrak pinggiran ranjang. Ia terduduk di sana. Keringat dingin membanjiri dahi Zeline.

"Ugh... Yah, disana, babe! Lebih cepat."

"Uh...Arrghh...Terussss..."

"Kulum lebih dalam, Baby! Ya...Seperti itu! Ugh...ugh..."

Suara teriakan serta desahan terdengar begitu dekat dan saling bersaut-sautan satu sama lain. Keadaan resort itu dindingnya tidak kedap suara. Dinding hanya disekat dengan menggunakan papan rapat, namun jika melakukan kuda-kudaan dengan suara-suara desahan, tentu akan nyaring terdengar di luar kamar apalagi kamar sebelahnya.

Suasana tentu begitu awkward antara Zeline dan juga Fello. Mereka berada di tengah-tengah orang yang sedang bercumbu mesra dengan pasangan masing-masing.

Tangan Fello terulur ke arah dahi Zeline menghapus lembut peluh yang membanjiri bagian atas kepala wanita itu. Zeline terpana atas tindakan yang dilakukan Fello.

"Ji...jika ka...kau, ingin pergi... pergilah. Aku bukan wanita normal pada umumnya," lirih Zeline dengan terbata-bata.

"Fel... pergilah," bisik Zeline.

Saat mengucapkan hal itu, mata Zeline tertuju pada lantai kayu bukan pada mata jernih Fello. Zeline sudah pasrah, ia berjanji tidak ingin mengecewakan pria manapun lagi. Setelah hubungan dengan Fello berakhir, maka secepatnya Zeline akan pergi terapi. Ia memiliki mimpi yang indah tentang sebuah keluarga. Jika terus begini, maka mimpinya tidak akan pernah terwujud.

?????

"Kau mengusirku?" Setelah sekian lama Ricard diam, akhirnya pria itu bersuara.

Ricard tidak pernah mau diperintah orang lain. Pria itu selalu melakukan apa yang benar dan ia yakini. Prinsip semacam itu bukan hanya diterapkan dalam dunia bisnis, tapi dalam segala hal yang berurusan dengan keputusannya.

"Tatap mataku," sikap diktator Ricard muncul.

Zeline seakan terhipnotismengikuti begitu saja perintah yang diucapkan pria itu.

"Tidak ada alasan bagiku untuk meninggalkanmu hanya karena penyakit yang kau alami serta kenyataan bahwa kau masih perawan."

"Listen! Aku harusnya berbangga hati memiliki kekasih perawan di zaman modern seperti kau. Kau adalah wanita berkelas. Kau juga sangat istimewa. Rasanya, tidak sia-sia aku menyebrangi benua hanya untuk bertemu bahkan memintamu untuk jadi kekasihku."

"Aku adalah salah satu pria beruntung diantara jutaan pria di luar sana yang bisa memiliki wanita sepertimu."

Ricard menarik napas panjang dan memejamkan matanya sebelum kembali meneruskan perkataannya.

"Aku hanya begitu terkejut mendapati kenyataan yang begitu luar biasa ini darimu. Maafkan tindakan bodohku tadi. Tindakanku pasti membuatmu berpikir yang tidak-tidak, tapi demi Tuhan, aku begitu bahagia dengan kejujuranmu tadi."

Jika Ricard melepaskan seorang Zeline Zakeisha, maka Ricard akan masuk dalam golongan pria bodoh yang akan menyesal seumur hidup. Saat ini, tidak banyak menemukan wanita dewasa yang masih menjaga aset berharga miliknya dengan sangat baik. Mungkin di Indonesia masih banyak yang seperti Zelinenamun, sulit juga jika wanita seperti Zeline yang dikelilingi oleh para sahabat penganut free sex tidak ikut terjebak di dalam alurnya.

Ricard mengapresiasi dengan sangat tinggi apa yang dilakukan Zeline. Ricard juga bersyukur Zeline memiliki fobia terhadap sex, sehingga menghindarkan wanita itu dalam dunia free sex. Dia hidup di negara bebas, sex bukanlah hal yang tabu dilakukan. Remaja sekalipun bisa melakukannya, Ricard pikir Zeline akan berkata jika wanita itu sudah tidak perawan lagi. Tapi, ternyata sebaliknya.

Pria itu akan membantu Zeline untuk menghilangkan fobia-nya secara perlahan. Ia yakin, fobia Zeline bisa disembuhkan. Ricard juga berjanji dalam hatinya, akan menjaga Zeline dengan baik. Ia akan bersabar sampai wanita itu sembuh dari fobianya.

Melakukan hubungan intim di bawah tekanan, merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan. Mungkin untuk salah satu pihak menguntungkan, tapi itu tidak berlaku untuk Ricard. Ia ingin melakukan hal itu dengan rasa bahagia diantara keduanya.

"Aku mencintaimu...Aku serius!" ucap Ricard tegas.

Wanita itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Satu bulir air mata lolos dari rongga matanya. Ricard dengan cepat menghapus air mata Zeline dengan jempol tangannya.

"Stttsss... don't cry!"

?????

Zeline mendengarkan kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh Fello padanya. Zeline tidak menyangka, jika hal seperti itu yang keluar dari mulut pria yang hampir sempurna dimatanya.

Fello menerimanya. Menerima segala kekurangannya. Kekurangan yang bahkan banyak priamundur secara teratur saat mengetahuinya. Bukan Fello saja yang beruntung, Zeline juga patut bersyukur mendapatkan kekasih seperti Fello.

Segala pikiran buruk telah berkecamuk dalam otak Zeline saat Fello tiba-tiba melepaskan genggaman tangannya dan hanya berdiri kaku memandangnya. Namun, ternyata pria itu sedang mencerna ucapan yang menurutnya begitu mengejutkan. Zeline tahu, mungkin Fello yang terbiasa tinggal di negara bebas, jarang mendapati kenyataan seperti dirinya.

Zeline tidak kuasa menahanairmatanya agar tidak keluar. Ia bahagia. Sangat bahagia. Sejujurnya, ia begitu takut kehilangan Fello, pria asing yang bahkan belum Zeline ketahui latar belakang keluarganya dan segalanya. Zeline hanya mengetahui jika Fello merupakan pria tampan yang baik serta penuh kejutan dan romantis.

"I love you too," bisik Zeline.

Zeline berjinjit dan mengalungkan lengannya pada leher Ricard dan menciumnya dengan lembut. Zeline membuang rasa malu dan gengsinya. Ia hanya ingin meluapkan rasa bahagianya memiliki pria yang punya pemikiran luas.

Pria itu membalas ciuman Zeline dengan senang hati.

?????

Lidah Ricard membelit dan menjelajahi setiap isi mulut Zeline. Ciuman lembut berubah menjadi ciuman bergairah. Ricard harus bisa mengendalikan diri agar tidak membuat takut Zeline. Ia juga berupaya agar Zeline sembuh dari fobia-nya. Pria tampan itu mencari sofa terdekat tanpa melepaskan ciuman panasnya dengan Zeline.

Ricard mendudukan Zeline di atas pangkuannya. Pria itu mengeram pelan saat tubuh Zeline sedikit bergerak, menyentuh titik sensitifnya. Lidah Ricard bermain di area leher Zelinemembuat wanita itu mendesah.

Permulaan yang bagus menurut Ricard. Ia meninggalkan tanda kepemilikannya di leher Zeline cukup banyak. Ricard begitu menyukai hasil prakaryanyadi leher putih milik Zeline. Tangan Ricard merambat dengan pelan turun menyentuh sepasang squishy yang dari awal pertemuan sudah begitu menggodanya.

Menurunkan tali bikini dengan perlahan tanpa Zeline sadari. Satu buah Squishy berukuran bulat cukup besar itu sudah terpampang nyata di hadapan Ricard.Sebelum melakukan sesuatu di sana, Ricard menatap Zeline yang sedang terengah-engah. Pria itu meminta izin Zeline agar bisa bermain dengan Squishy-nya. Wanita itu mengangguk pasrah.

Tidak perlu menunggu lama, Ricard menundukkan kepalanya untuk meraih puncak squishy yang dimiliki Zeline. Kenikmatan yang tidak pernah Ricard dapatkan dari wanita manapun. Desahan keluar dari mulut Zeline. Tangan lainnya bergerak menuju titik paling sensitif dari semua area sensitif yang ada di tubuh seorang wanita.

Tangan Zeline memegang erat tangan Ricard yang bergerilya di area hutan lindung miliknya. Menahan agar jari panjang Ricard tidak bermain-main di sana. Peluh takut, cemas dan juga bergairah bercampur menjadi satu membasahi sekujur tubuh Zeline.

"Trust me!" bisik Ricard parau.

"Santaikan tubuhmu. Jangan tegang, aku tidak akan menyakitimu. Trust me, Zel," lanjut Ricard melihat wajah pucat pasi Zeline.

Dengan ragu dan pelan, akhirnya Zeline melepaskan genggaman tangan Ricard yang berada di area hutan lindung miliknya. Pelan dan lembut, Ricard menggerakkan jemari panjangnya untuk mengeksplorasi isi hutan lindung milik Zeline.

Lengguhan keluar dari mulut Zeline. Kedua tangannya mencengkeram erat bahu Ricard, meninggalkan bekas tancapan kuku panjang di sana. Ricard bahkan tidak peduli lagi akan rasa sakit yang diberikan Zeline di bahunya. Saat ini fokusnya hanya ingin membuat Zeline merasakan sensasi meneriakan namanya.

Zeline menggigit bibirnya kuat, sementara Ricard masih sibuk memporak porandakan isi hutan lindungnya. Ada sesuatu hal yang tidak pernah sama sekali Zeline rasakan selama 25 tahun terakhir ini. Sensasi geli dan seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari lubang yang ada di tengah area hutan lindung miliknya.

"Keluarkanlah! Sebut saja namaku," bisik Ricard sambil menjilat leher Zeline.

"Arrghh...Fello, Ugh...!!!" tubuh Zeline mengejang, bibir bawahnya mengeluarkan sesuatu yang tidak diketahui Zeline apa namanya.

Ini pengalaman dan kali pertama Zeline merasakan sensasi seperti itu. Hanya peluh serta napas yang tersengal yang tersisa dari kegiatan yang dilakukan Ricard padanya.

Zeline menaruh kepalanya di atas bahu telanjang Ricard. Tubuhnya lemas dan Ricard tersenyum bahagia.

"Itu orgasme pertamamu, Good Job, Honey!" bisik Ricard namun, Zeline tidak memberikan tanggapan apa pun.

?????

??????????

Jangan berisik!
Udah masuk bayar cicilan ini

Menurut kalian, cerita ini ada manfaatnya gak sih buat kalian? Selain cuma buat bacaan semata doang, ngisi waktu luang?

Komen panjang dong buat Shin
??????

Shin salah satu author abal-abal yang beruntung punya readers yang sopan2 bahasanya, selalu support Shin meskipun tulisan Shin belum bagus2 banget dibanding author lain ????

Makasih ya buat kalian semua
Love you all

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience