23 - Kejutan Kesekian

Romance Completed 40057

Semoga part kali ini bisa bikin kalian makin ketagihan, makin kecanduan sama cerita ini ????
*ngarep!!

Semoga juga tebakan kalian di Part sebelumnya bener semua ????

HAPPY READING GENGS

??????????

    

Semalam merupakan malam yang paling indah sepanjang Fini melakukan kegiatan olahraga malamnya dengan pria asing. Sepulang dari club ternama untuk menghabiskan malamnya dengan mencoba bergoyang-goyang di tengah hingar bingar suara musik, ia bertemu dengan seorang pria Hot dimatanya.

Mereka berdua sepakat untuk melakukan nananina di kamar hotel yang ditempati Fini. Meskipun pria itu sempat bernegosiasi untuk mengajaknya melakukan di tempat lain, Fini menolak dengan halus.

Fini tidak ingin terbangun di tempat asing yang menyulitkan ia pulang ke hotelnya, apalagi biasanya Pria di negara asing seperti ini senang bermain kasar. Meskipun dirinya dipenuhi oleh kabut gairah tapi otak Fini masih cukup baik dalam memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi.

Ia tidak ingin pulang ke hotel hanya dengan menggunakan handuk karena pakaiannya hancur tak berbentuk akibat robekan kasar yang dilakukan pasangan kencannya. Pemikiran yang jarang sekali terpikirkan oleh wanita manapun yang gemar melakukan one night stand dengan berbagai pria.

Maka dari itu, Fini memilih kamar hotelnya sendiri. Jika pakaiannya hancur tak berbentuk lagi, ia tidak akan pusing mencari pakaian lain untuk ia pakai, karena kopernya sudah siap berada disana. Kesenangan biologis didapat tapi kemungkinan buruk pun bisa diatasi dengan logika sehat.

Pergulatan sengit antara Fini dan pria asing semalam, membuat wanita itu terbangun saat ini dengan senyum sumringah. Ia pikir akan mendapati pria itu di sampingnya, namun kenyataannya tidak sama dengan bayangannya.

Pria itu pergi meninggalkannya begitu saja tanpa pamit. Ah, bukankah setiap kali setelah melakukan one night stand selalu begitu. Namun kali ini berbeda, Fini merasa hampa dan sedikit kecewa.

Pergulatan dengan pria itu begitu berkesan sepanjang sepak terjangnya menjelajahi senjata tumpul milik pria. Pria semalam benar-benar bisa membuatnya merasa terbang ke langit ketujuh, suaranya yang berat serta desahannya membuat Fini kecanduan. Sungguh, ia akan membayar berapa pun pria itu agar bisa kembali bergulat dengannya di atas ranjang.

Fini seakan tidak mengenali dirinya lagi saat ini. Ia tidak biasanya mau melakukan kegiatan tusuk menusuknya berkali-kali dengan pria yang sama, tapi berbeda kali ini. Ia menginginkan pria itu lagi dan lagi. Ia bahkan masih ingat bagaimana cara pria itu meremas kedua bukit kembarnya dengan perlahan, mengecup setiap inci tubuhnya dan mendorongkan pistolnya ke lubang surgawinya serta menembakan berkali-kali peluru yang membuat rahim Fini merasa hangat dan penuh.

Demi apa pun, Fini tidak bisa melupakan kenikmatan yang ia rasakan semalam. Ia akan berusaha mencari kemana perginya pria itu dan ia akan membuang gengsinya untuk meminta pria itu bergulat lagi dengannya.

?????

"Baby Ri..." sapa seorang wanita dengan suara yang begitu lembut.

Keempat orang yang tengah berkumpul disana menoleh ke arah yang memanggil Ricard. Mereka semua terfokus pada wanita pemilik kaki jenjang dengan stilettolancip dengan tinggi mungkin 15cm.

Ricard berdiri seperti tersentak terkejut. Jantung Zeline berdesir saat melihat ekspresi yang ditampilkan Ricard saat melihat wanita itu.

"Little C," gumam Ricard.

Zeline makin berang mendengar panggilan yang keluar dari mulut kekasihnya. Rasa cemburu secara tiba-tiba menyerang Zeline. Tatapan tak suka serta wajah datar Zeline tampak begitu ketara tanpa perlu ia sembunyikan. Bagaimana mungkin, disaat seperti ini, di depan orangtuanya, kekasihnya terlihat begitu terpana melihat seorang wanita yang memiliki irish mata biru terang dan bertubuh eksotis di depannya ini.

Jika tidak memikirkan norma kesopanan, Zeline sudah angkat kaki dari sana atau melabrak wanita yang sekarang bercipika cipiki dengan kekasihnya. CATAT! Kekasihnya yaitu Ricard atau Fello, whatever!

Zeline ragu-ragu menoleh untuk melihat ekspresi kedua orangtuanya. Papa dan Mamanya tampak biasa saja seakan yang dihadapan mereka hanyalah pemandangan biasa.

"Kenapa tidak memberitahu jika kau datang ke New York?" tanya Ricard.

Zeline menatap pria itu tak percaya. Rasa kesal yang tadinya hanya setitik kini sudah meluap ingin disemburkan bagai larva panas anak krakatau yang siap meletus. Apakah pria ini selalu bertingkah seperti ini meskipun berada di dekat kekasihnya. Inikah sifat Ricard yang sebenarnya? Seorang playboy?

"Jangan berlebihan. Aku datang kemari bersama seseorang," kata wanita berambut panjang itu.

Wanita itu berjalan mendekati Mama Zeline dan memeluknya, Zeline tersentak dan juga menganga melihat hal itu.

"I miss you so bad, Mum," ucap wanita yang tidak dikenali Zeline.

Mama Zeline membalas pelukan itu. Tidak hanya Zeline yang menyaksikan pemandangan tak lazim itu yang terkejut dan menganga, Ricard ternyata merasakan hal yang sama pula. Ia kaget, senang bercampur bingung kali ini.

Wanita itu juga memeluk Papa Zeline dengan pelukan hangat seperti telah mengenal lama kedua orangtuanya. Jangan bilang, wanita itu mantan kekasih Ricard dan sekaligus rekan bisnis kedua orangtuanya. Oh, Astaga. Kenapa begitu rumit semua ini. Siapa wanita ini!

"Ricard, kau mengenal Cindy?" tanya Papa Zeline.

Ricard mengangguk kaku, sedangkan wanita itu tersenyum sumringah. "Tunggu..." Zeline yang tidak tahan dengan rasa penasaran dan kekesalannya menyela, membuat semua orang disana menatapnya.

"Siapa dia?" tunjuk Zeline pada wanita itu dengan arah pandangnya ke Ricard, Papa dan Mamanya bergantian.

Zeline ingin seseorang diantara mereka menjelaskan perihal siapa wanita cantik yang bahkan bisa dibilang sangat cantik yang ada diantara mereka semua.

"Dia kekasihku..."

"Dia adik sepupuku..."

Ricard dan seseorang pria menjawab bersamaan.Pria yang baru datang dari arah belakang Zeline mengecup pipi Zeline tanpa izin. Zeline menoleh dan lagi-lagi terkejut.

"Sialan!" umpat Zeline.

"Come on, Kakakku berhentilah mengumpat. Kau senang sekalisepertinya mengumpat, apa kau tidak malu mengumpat pada adikmu yang tampan inidi depan semua orang apalagi di depan kekasihku." Pria yang Zeline umpattadi adalah Zacco, adik kandungnya.

Zacco melingkarkan sebelah lengannya pada pinggang ramping wanita berambut coklat itu dan mengecup pipinya santai.

"Kau...bukan mantan kekasih Ricard?" tanya Zeline terbata namun, telunjuknya menunjuk ke arah wanita itu dan Ricard bergantian.

Ricard menggeser tubuhnya dan menarik pinggang Zeline. Kini tubuh Zeline dan Ricard menempel erat. Ricard menarik ujung hidung Zeline tanpa rasa canggung.

"Hei, Cindy itu adik sepupuku. Dia bukan mantan kekasihku, kau tidak lihat irish mata kami hampir mirip? Aku biasa memanggilnya Little C, karena dia selalu bersikap manja dan kekanakan," jelas Ricard.

Baru saja Zeline ingin menjawab ucapan Ricard, Zacco sudah menyela terlebih dahulu.

"Wait! Kau—Ricardo F Daniello? Pemilik Daniello's Corp? Astaga—Kenapa kau—oh jangan bilang kau berhubungan dengan kakakku?" Zacco terkejut mendapati role model pembisnis impiannya ada di depan matanya saat ini.

Tidak hanya Zacco yang menantikan jawaban Ricard, Cindy-pun gantian ingin tahu.

"Baby Ri, apakah itu benar?" kata wanita bernama Cindy itu.

Entah mengapa ketika wanita itu memanggil Ricard dengan sebutan Baby Ri, rasa panas dan kesal tiba-tiba merasuki jiwa Zeline. Ia benar-benar tidak terima, saat kekasihnya dipanggil dengan panggilan yang begitu mesra oleh wanita lain, meskipun wanita itu diakui Ricard sebagai adik sepupunya, tetap saja Zeline tidak suka.

"Aku lebih suka menyebut diriku sebagai calon suami dari kakakmu, Zeline Zakeisha dibanding hanya kekasih. Aku hanya menunggu kalimat persetujuan keluar dari kedua orangtua Zeline saat ini," ucapan santai namun penuh makna itu membuat wajah Zeline bersemu merah.

"Whoa! Tidak bisa dipercaya. Wanita ketus dan menyebalkan sepertimu bisa mendapatkan pria seperti Mr. Ricardo, Kak. Kau wanita beruntung!" ucapan Zacco dihadiahi dengan lirikan tajam Zeline.

"Tutup mulutmu, adik nakal!" desis Zeline.

"Sampai kapan kita akan berbicara sambil berdiri. Kaki Mama sudah lelah menyaksikan kalian berdebat dan saling menjelaskan. Lebih baik kita bercerita sambil duduk. Oh... hari ini penuh dengan kejutan ternyata, Pa."

Mereka semua mengikuti titah ibu negara, kembali duduk ke kursi masing-masing.

"Bukankah kata Papa, Zacco sedang dikirim ke Filipina, tapi kenapa sekarang bocah ini ada disini?" Zeline membuka obrolan mereka sambil memakan makanan yang sudah tersaji dihadapan mereka semua.

"Kau tanya saja sendiri dengan orangnya langsung. Papa juga tidak tahu kenapa dia bisa ada disini," jawab Papa Zeline.

"Klien memundurkan jadwal pertemuannya. Keluarga mereka ada yang meninggal. Maka dari itu aku kembali lagi kemari dan secara kebetulan kekasihku sudah landing di waktu yang bersamaan," jelas Zacco.

"Aku tidak menyangka jika kekasih sepupuku ternyata adik kandung dari calon istriku. Aku pikir dunia ini begitu sempit," timpal Ricard.

"Aku juga tidak menyangka akan bertemu denganmu disini dan aku mendapatkan kabar yang luar biasa menyenangkan, jika pada akhirnya kau memutuskan akan menikahi wanita dan wanita itu adalah kakak kandung kekasihku sendiri pula. Kupastikan, Daddy akan begitu senang mendengar kabar ini," kata Cindy.

"Maafkan aku, Cindy. Aku tadi sempat berpikir yang macam-macam mengenaimu dan Ricard. Aku pikir kau salah satu mantan kekasihnya atau salah satu selingkuhannya. Tapi ternyata, kau kekasih adikku sendiri. Ah...lagi-lagi aku mendapat kejutan," ucap Zeline tulus.

"No problem, Kak. Aku bisa mengerti. Aku akan berpikiran yang sama denganmu jika aku berada di posisimu. Aku senang pada akhirnya aku bisa bertemu denganmu secara langsung," kata Cindy.

"Kau selalu saja seperti itu. Negative thinking terhadap apa pun. Payah!" ejek Zacco.

Zeline akan melemparkan sumpitnya namun pelototan dari Papanya membuatnya mengurungkan niat jeleknya tersebut. Beginilah Zeline dan Zacco jika dipertemukan dalam satu tempat, mereka akan berubah menjadi kekanakan layaknya Tom dan Jerry.

"Papa dan Mama sepertinya sudah dekat sekali dengan Cindy. Memangnya sudah berapa lama mereka berpacaran?" tanya Zeline penasaran.

Mama merangkul Cindy dengan penuh kasih sayang. "Itulah akibat kau tidak pernah mau jika diajak bertemu Mama dan Papa. Kau selalu ketinggalan berita," sindir Mamanya.

Zeline hanya mendesah pasrah.

"Mereka berdua teman satu kuliah. Zacco dan Cindy saat ini masih sama-sama menimbah ilmu di Singapore. Mereka mengaku pada Mama sudah berpacaran selama satu tahun lebih. Karena mama sering mengunjungi adikmu di sana, tentu saja Mama bisa kenal dekat dengan Cindy," jelas Mama Zeline.

Zeline hanya ber-oh ria mendengar penjelasan mamanya.

Semua kembali makan dengan hikmat dan bijaksana. Sampai pada akhirnya ucapan Ricard membuat semua orang disitu tersedak.

"Apa boleh aku menikahi Zeline minggu depan?" Pertanyaan polos dan santai dilontarkan Ricard pada kedua orangtua Zeline .

Ternyata lagi-lagi kejutan datang menghampiri mereka terutama untuk Zeline.

'Crazy' batin Zeline

??????????

Gimana?
Makin penasaran atau udah sampe disini aja ceritanya?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience