Hepi reading aja!
Semoga hari ini, kalian penuh dengan kebahagiaan dan keberkahan ??
??????????
Sepanjang jalan menuju apartemen, Zeline terus memikirkan ucapan yang dilontarkan Fello padanya. Ajakan menjadi sepasang kekasih lalu menjadi istrinya. Selama Zeline berhubungan dengan pria manapun, belum ada yang menawarkan hubungan kejenjang yang lebih serius, meskipun Zeline memiliki keinginan menikah muda dari dulu.
Namun, hari ini berbeda. Hari yang benar-benar membuatnya kehilangan kata-kata. Seorang pria tampan dari Benua Amerika rela terbang ke Benua Asia hanya untuk menemuinya. Bahkan yang Zeline tak habis pikir, pria itu datang masih sempat membawa sebuket bunga mawar di awal pertemuannya. Datang dengan mengendarai mobil Mercedes Benz S-Class yang harganya selangit tidak sebanding dengan mobilnya yang terparkir dirumah Mesya. Pria itu mengaku jika mobil yang dibawanya merupakan mobil sewaan selama berada di Jakarta. Hell, otaknya kurang waras. Menyewa Alphard saja sudah lebih dari cukup meskipun mobil kotak besar tapi tetap saja lumayan mewah dan mahal.
Dengan membawa Merci seperti itu, tentu saja Fello terlihat seperti seorang pengusaha sukses sekelas Christian Grey pemeran utama film yang sering ditonton Fini. Bahkan lebih dari Christian Grey, karena wajah Fello lebih tampan dan tubuhnya lebih atletis dibalut dalam jas mewah. Namun, Fello bukanlah seorang pengusaha, ia hanya karyawan biasa setahu Zeline.
Tidak sampai di sana, kejutan kembali datang saat Zeline memperkenalkan Fello pada calon suami Mesya yang notabene salah satu pengusaha sukses dibidang kuliner dan dengan gebetan Vera, seorang pebisnis. Mereka semua berbincang dengan lugas, Fello terlihat begitu memahami bahasa bisnis yang dibicarakan oleh calon suami Mesya dan gebetan Vera. Apakah seorang pekerja di luar negeri sana terbiasa membicarakan bisnis?
Zeline juga berpikir Fello akan memilih menginap di sebuah apartemen atau hotel biasa. Mengingat pria itu membutuhkan banyak uang ketika tinggal di Indonesia. Namun, lagi-lagi Zeline dibuat terperangah. Fello memesan sebuah kamar hotel di salah satu Hotel bintang 5 yang terkenal di Jakarta. Fakta lainnya, kamar yang dipesan adalah kamar yang paling mahal dan mewah di sana. Zeline akan berpikir ulang jika mendapat tawaran bekerja di luar negeri, mungkin ia bisa sesukses atau sekaya Fello meskipun hanya seorang karyawan biasa.
Zeline mengambil sebuah kado yang terbungkus kertas berwarna gold dan diberi ikatan pita merah. Zeline bahkan tidak bisa menebak apa isi kado tersebut. Akankah parfum atau jam tangan? Setelah sampai di apartemen, Zeline akan membukanya, menghilangkan rasa penasaran akan isi kado tersebut.
Perlakuan manis Fello yang dinilai Zeline begitu mengagumkan. Apalagi ciuman yang diberikan pria itu padanya, menambah point plus. Zeline tidak bisa membayangkan sebelumnya, jika berciuman dengan seorang pria bule akan semenyenangkan dan semenggairahkan itu.
Pengalaman tergila sampai ia diciduk oleh petugas keamanan hotel. Untung saja Zeline hanya melakukan ciuman bukan melakukan hal lainnya yang jauh lebih memalukan. Sesungguhnya, Zeline kehilangan akal sehatnya ketika berada di dekat Fello. Tubuhnya bahkan tidak pernah bereaksi berlebihan saat bercumbu dengan deretan mantannya, begitu berbeda saat Fello menyentuhnya. Zeline menginginkan sentuhan yang lebih dalam dan lebih liar. Seketika otaknya dipenuhi oleh fantasi liar yang sering diucapkan Fini, Mesya dan Vera mengenai nananina dengan seorang pria.
Zeline pening memikirkan sentuhan Fello padanya. Ia tidak ingin terlihat begitu agresif. Meskipun, sebagai wanita normal yang mencintai pria tampan, ia begitu penasaran akan yang tersembunyi di balik kemeja yang dikenakan Fello.
Sopir taksi berhasil membuyarkan lamunannya. Zeline bergegas turun dan memberikan uang pada sopir tersebut. Ia butuh berendam, melemaskan otot-otot disekujur tubuhnya yang dipenuhi dengan pikiran mesumnya dengan Fello.
?????
Tubuhnya sedikit rileks, ketika sudah berendam dengan air panas. Zeline dengan piyama sutranya berwarna merah maroon berguling di atas ranjang empuk. Saat dirinya ingin memejamkan mata, suara bel mengejutkannya, sontak matanya melirik ke arah jam dinding yang terpasang di dalam kamar. Tidak salah lagi, tamunya tentu saja Fini atau Vera. Tidak ada lagi yang akan bertamu ke apartemennya di jam malam begini selain mereka berdua. Mesya sangat tidak mungkin, wanita itu pasti sedang beristirahat untuk menyambut hari pernikahannya yang akan diselenggarakan besok pagi.
Zeline berjalan malas menuju pintu, ia bahkan tidak melihat interkom. Dengan mata yang setengah terpejam, Zeline membuka pintu.
"Selalu saja kalian mengganggu waktu malamku," gerutu Zeline.
Namun, Zeline tersentak saat suara dehaman berat tertangkap telinganya. Mata Zeline melotot sempurna saat melihat hal di luar dugaannya. Fello berdiri dengan kaos polo berwarna putih dan celana pendek berwarna krem, ditangannya menggeret sebuah koper kecil.
"Hai, apa aku mengganggumu?" Fello menyapa Zeline yang masih membatu di tempat.
"Zeline, are you okay?" tanya Fello lagi. Zeline terkesiap dan tergagap menjawab pertanyaan Fello.
"Ap-apa yang kau lakukan disini?" tanya Zeline dengan gugup.
"Aku pikir akan lebih baik jika aku menggunakan GPS-ku malam ini. Menurut info dari pihak hotel, besok jalanan akan macet parah. Maka, aku memilih untuk menginap di apartemenmu saja."
"Aku sudah pandai menggunakan GPS, bukan?" lanjut Fello tanpa rasa bersalah.
Zeline ingin menghilang saja rasanya dari sana. Baru saja bayangan mengenai pria ini sedikit mengabur ketika ia bisa memejamkan mata, tapi nyatanya pria super tampan ini hadir lagi di depan wajahnya dan akan merusak malam panjangnya. Sialan!
"Kau tidak menyuruhku masuk?" tanya Fello membuyarkan pikiran Zeline.
"Ah- iya! Baiklah. Silakan masuk," ucap Zeline ragu.
Zeline ragu karena pria itu tampak berkali lipat menggairahkan dan tampan dari terakhir kali yang Zeline lihat. Zeline benar-benar takut dirinya khilaf saat berada berdua di dalam apartemen.Fello bisa saja menggagal-kan planning nananina-nya yang dirancang tidak di dalam apartemennya melainkan di tempat yang spesial, tempat yang lebih sunyi dan sepi, sehingga saat Zeline berteriak kencang kesakitan tidak banyak yang akan menertawakan-nya. Semoga imannya masih kuat menahan diri agar tidak agresif untuk mengetahui kekuatan sosis yang dimiliki seorang Fello.
"Aku hanya memiliki satu kamar di apartemen ini. Jadi, kau hanya punya pilihan untuk tidur di sofa itu." Zeline to the point dan menunjukkan sebuah sofa yang ada diruang tengah.
"Disana kamar mandi dan juga dapur, kau bisa memakainya. Aku harus pergi tidur sekarang juga." Zeline mengucapkan dengan cepat semua kalimat itu dan bergegas meninggalkan Fello yang terlihat menggiurkan.
?????
Ricard memilih untuk memberikan Zeline satu kali lagi kejutan. Ia tidak menggunakan GPS namun, membayar seseorang petugas hotel untuk mengantarnya ke alamat apartemen Zeline. Ricard tidak ingin menginap di hotel, Ricard ingin bersama Zeline lebih lama. Entahlah, mungkin ini efek ciuman panasnya tadi bersama wanita itu.
Sudah banyak, Ricard mencecapi bibir wanita namun, kali ini berbeda. Satu hasrat yang dikuburnya dalam-dalam secara tiba-tiba memuncak dan berkobar lagi. Entah apa yang digunakan wanita itu, semua yang ada pada dirinya begitu memikat hati Ricard.
Wajah terkejut Zeline saat menyambut kedatangannya di depan pintu apartemen begitu menggemaskan. Wanita itu seakan kehilangan kata. Seakan takut Ricard terkam malam itu, Zeline tanpa basa-basi menyebutkan perihal isi apartemennya dan menghilang di balik pintu kamar meninggalkan Ricard sendirian.
Pria itu mengamati setiap sudut apartemen milik Zeline. Zeline hanya menggunakan barang-barang yang dirasa bermanfaat untuk kehidupannya. Ricard menyukai isi apartemen Zeline, seandainya mereka berdua akan tinggal bersama dan menjadi sepasangan suami istri, Ricard akan membiarkan wanita itu untuk menata isi rumahnya.
Rasa lelah dan kantuk menyerang Ricard dan pria itu memilih segera merebahkan diri dan mengistirahatkan mata serta otaknya sejenak di atas sofa panjang. Meskipun tidak satu ranjang dengan Zeline, Ricard sudah cukup senang bisa berada dekat dengan wanita itu.
?????
Cahaya matahari menerobos masuk melalui celah-celah gordeng di jendela yang berada di dekat sofa, membuat Ricard terbangun. Pria itu berjalan menuju tirai dan membukanya lebar. Belum terlalu terang dan tidak terlalu gelap, ia melirik Rolex miliknya. Di sana menunjukkan pukul 5.50 waktu Indonesia. Pemandangan jalanan yang lengang dan gedung-gedung bertingkat menjadi sorotan mata pria itu. Tidak berbeda jauh dari New York yang dipenuhi gedung-gedung tinggi.
Ricard berjalan menuju kamar Zeline dan mencoba melihat apakah pintu kamar wanita itu terkunci atau tidak. Ia memang begitu lancang namun ia benar-benar ingin melihat wanita itu.
Ricard harus meneguk saliva berkali-kali saat matanya menemukan pemandangan indah tergeletak di atas ranjang. Pintu kamar wanita itu tidak terkunci. Zeline terlelap begitu damai dan berhasil membuat tegang Ricard dalam hitungan detik. Tidur dengan menggunakan croptee dan hanya memakai celana dalam serta pose tidur yang begitu seksi. Memperlihatkan kaki jenjang yang indah dan juga bokong yang begitu padat dan bulat. Ricard yakin, bokong Zeline begitu nikmat jika diremas layaknya squishy.
Ricard tidak ingin menjadi pria brengsek yang tiba-tiba menyerang Zeline saat wanita itu tidur. Ia memilih keluar kamar dan menetralkan jantungnya yang berdetak kencang. Bagaimana mungkin wanita secantik dan sesempurna Zeline hanya menjadi seorang MUA. Ia layak menjadi seorang supermodel. Hanya pria bodoh yang menyia-nyiakan wanita seperti Zeline dan ia tentunya tidak akan masuk golongan orang bodoh itu. Ricard akan berjuang mendapatkan hati wanita itu.
Ia memilih untuk berjalan ke dapur dan melihat isi kulkas wanita itu. Menyeduh secangkir kopi hangat mungkin bisa membuatnya sedikit lebih rileks.
?????
Ricard meneguk saliva berkali-kali saat melihat pemandangan indah tergeletak di depan matanya. Pintu kamar wanita itu tidak terkunci. Bidadari mana yang Tuhan jatuhkan ke atas ranjang ini. Zeline terlihat terlelap begitu damai dan berhasil membuat tegang Ricard dalam hitungan detik. Tidur dengan menggunakan croptee dan hanya memakai celana dalam serta pose tidur yang begitu seksi. Memperlihatkan kaki jenjang yang indah dan juga bokong yang begitu padat dan bulat. Ricard yakin, bokong Zeline begitu nikmat jika diremas layaknya squishy.
Ricard tidak ingin menjadi pria brengsek yang tiba-tiba menyerang Zeline saat wanita itu tidur. Ia memilih keluar kamar dan menetralkan jantungnya yang berdetak kencang. Bagaimana mungkin wanita secantik dan sesempurna Zeline hanya menjadi seorang MUA. Ia layak menjadi seorang supermodel. Hanya pria bodoh yang menyia-nyiakan wanita seperti Zeline dan ia tentunya tidak akan masuk golongan orang bodoh itu. Ricard akan berjuang mendapatkan hati wanita itu.
Ia memilih untuk berjalan ke dapur dan melihat isi kulkas wanita itu. Menyeduh secakir kopi hangat mungkin bisa membuatnya sedikit lebih rileks.
?????
Zeline terbangun dengan nyawa yang masih belum terkumpul penuh. Wanita itu keluar dengan menggunakan croptee dan celana dalam. Pakaian yang paling nyaman untuk tidur menurut Zeline, tapi biasanya ia hanya memakai bra dan celana dalam saja, atau jika benar-benar gerah ia memilih untuk polos. U know what i mean!
Kebiasaan Zeline ketika bangun tidur adalah pergi ke dapur dan minum air putih dua gelas. Ia berjalan santai menuju dapurnya namun, ia terkejut dan segera bersembunyi di balik lemari yang ada di dekat sofa.
Seorang pria tampan dengan celana panjang training abu-abu tanpa kaos yang menutupi dadanya yang bidang serta perut yang berotot tengah menyandar sambil memegang segelas kopi.
Zeline baru ingat, jika Fello tengah menginap di tempatnya dan sekarang pria itu berkeliaran di dalam apartemen topless. Sialan! Oh sialan!
'Damn! Apakah ini yang dinamakan cuci mata yang sebenarnya? Bagaimana mungkin dia terlihat begitu seksi dan menggairahkan. Dan lagi, apa itu yang berurat di bawah perutnya! Oh, astaga Zeline! Jangan menjadi wanita mesum, bukankah kau takut dengan adegan wik wik wik nananina itu!' terjadi perperangan di dalam batin Zeline
'Itu bukan tubuh sepertinya, tapiroti sobek yang sebenarnya. Aku ingin mencicipinya dan merasakannya.Tuhan, bolehkah aku nananina sebelum menikah dan tidak berdosa? Ah-JANGAN! Dosaku sudah begitu banyak, jika aku melakukan adegan wik wik wik maka Tuhan tidak akan mengampuni dosaku. Cukup Mesya, Fini dan Vera yang mencicipi neraka, sungguh, aku ingin masuk surga. Tapi Tuhan, pria itu begitu menggiurkan, dia mengotori otakku. Aku benar-benar ingin tahu rasanya Nananina saat ini,' Zeline sibuk bergulat dalam pikirannya sendiri dan akhirnya memilih untuk lari kembali kamarnya
'Sabar Zeline! Papa dan Mamamu bilang, kau wanita asia yang harus menikah sebelum wik wik wik bersama seorang pria. Jangan gegabah, jangan khilaf!' Zeline memilih mandi untuk kembali menormalkan otaknya
Selain takut dengan perihal sakit ketika melakukan hubungan sex, Zeline juga masih mengingat petuah kedua orangtuanya yang tinggal jauh darinya. Meskipun Zeline sering minum alkohol dan berpose seksi di depan kamera serta berciuman panas dengan deretan mantannya namun menjaga aset roti belahnya tentu menjadi hal utama. Itu mengapa, ia masih perawan meskipun tinggal di Ibukota dan bergaul dilingkungan yang bebas sekalipun, karena Zeline ingin berbakti dengan ucapan kedua orangtuanya. Dengan risiko diselingkuhi terus menerus. Ada hikmahnya ia menderita pobia yang tengah ia alami saat ini.
"Lebih baik aku mandi dan bersiap-siap ke pernikahan Mesya. Urusan Fello biar nanti malam saja dilanjutkan," gumam Zeline.
??????????
Wkwkwk, gimana part ini?
Ngeselin ya? Gak ada nananina wik wik wik nya wkwkkwk ??????
iya emang Shin suka ngeselin kok, ngasih cobaan tp gak jadi dicocol2 mulu ????
kalo kalian di posisi Zeline apa yang bakal dilakuin???
Share this novel
gemes dech