Part 23.

Romance Completed 17819

Mawar termenung sendiri melihat langit. Terasa sunyi pula apabila Alif tiada. Selama ini dia dan lelaki itu berkongsi kisah masing-masing. Entah bila lagi agaknya dia dapat bertemu dengan Alif.

" Mawar, jauh termenung " tegur Mak Senah.

Mawar menoleh.

" Tak adalah mak. Mawar ambil angin malam jer " jawab Mawar.

" Ke Mawar rindu? " .

" Rindu? Mawar nak rindu pada siapa pulak? " .

" Pada Alif lah. Mak tahu Mawar rindu kan? " .

Mawar tersenyum kecil.

" Ada lah sikit rindu tu. Entah bila Mawar dapat jumpa dia lagi kan? " .

" Insya Allah nanti Alif akan datang lagi. Mawar suka dia? " .

Mawar diam seketika.

" Entahlah mak. Mawar sendiri tak tahu apa yang Mawar rasa " .

" Kalau dah jodoh tak kemana " bahu Mawar diusap perlahan.

Mawar hanya tersenyum tawar. Mahukah Alif pada gadis kampung seperti dia? Kehidupan dia dan Alif sangat berbeza.

???

" Kenapa abang tiba-tiba berubah? " soal Alia.

" Sebab abang dah memaafkan dan lupakan semua yang terjadi. Alia, papa berhak untuk bahagia. Kita tak ada hak untuk halang dia " .

" Tapi Lia tak suka dia. Lia tak suka ada mak tiri " .

" Alia, arwah mama kalau masih ada dia mesti tak suka dengan sikap kita sekarang ni. Sampai bila Lia nak bermasam muka dengan papa? Sampai bila Lia nak merajuk? " .

Alia mengeluh perlahan.

" Abang tahu adik abang ni baik sebenarnya. Lia sayang papa kan? So let him be happy " hidung Alia dicuit perlahan.

Terukir senyuman di bibirnya.

???

" Papa, Riya, Lia sebenarnya Alif ada benda nak beritahu " .

" Apa dia Alif? " soal Datuk Kamal.

" Abang nak kahwin ke? " usik Alia.

Riyana hanya tersenyum kecil.

" Waktu Alif keluar daripada rumah hari tu, Alif pergi ke Melaka. Alif jumpa seorang perempuan ni. Dia yang banyak nasihatkan Alif. Banyak beri sokongan pada Alif. Alif rasa Alif dah jatuh cinta dengan dia " luah Alif.

" So betul lah abang dah nak kahwin?" soal Alia teruja.

" Kalau papa setuju, abang on jer " Alif ketawa.

" Alif betul suka dengan dia? Hujung minggu ni kita hantar rombongan ke rumah dia. Okay? " .

" Betul ni papa? " soal Alif seakan tidak percaya.

" Papa ni dah tua. Alif tu pun bukannya makin muda. Papa tak sabar nak dapat cucu " .

Mereka semua ketawa serentak. Meja makan yang dahulunya sepi kini kembali ceria.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience