Liburan

Drama Series 6599

Kehamilan adalah sebuah anugerah yang ditunggu oleh setiap wanita yang sudah menikah. Dengan hamil hidup serasa lengkap. Di kehamilanku yang kedua ini semua berjalan lancar. Tidak ada huru hara ataupun drama antara aku dan suamiku. Kami bahagia setiap hari bersama empat putra kami yang kini telah memasuki usia satu setengah tahun.

Mereka mulai belajar untuk berjalan dan bicara, lucu sekali. Setiap hari ada saja ulah mereka yang membuat aku dan Mas Al tertawa bahagia. Kini masalah sesulit apapun terasa tampak ringan dan kecil karena kehadiran buah hatiku. Bahkan sekarang anak-anak mulai menanyakan kapan adik-adik mereka akan lahir.

"Ma adikku kapan keluar dari perut Mama?" celoteh Raja.

Raja adalah putra pertamaku yang lahir terakhir alias si bungsu di antara saudaranya. Kini dia akan segera menjadi kakak karena kehadiran putra kedua ku. Raja begitu senang akhirnya dia punya adik. Sebelumnya dia selalu saja diperlakukan berbeda oleh Papanya. Bukan berarti Mas Al tidak sayang Raja. Malah sebaliknya karena Raja adalah putra kami yang paling kecil dan paling dekat dengan Mas Al jadi Mas Al terlalu protektif terhadap Raja tanpa disadari putra bungsu kami ini risih karenanya.

Raja selalu ingin jadi kakak. Dia selalu saja bertengkar dengan Azka kakak tertuanya (putra pertamaku). Dia sangat ingin menjadi seperti Azka yang selalu diminta tolong Papanya dan selalu diandalkan oleh Papanya. Bagi Raja Azka adalah kakaknya yang paling hebat dan juga rivalnya. Entah kenapa Raja sangat ingin menjadi kakak seperti Azka.

Mas Al selalu tersenyum geli melihat tingkah anak bungsunya itu. Baginya dia justru merasa tidak adil pada Azka karena semua di bebankan kepada Azka. Dia sangat bangga pada Azka yang memang lebih pendiam dan baik kepada adiknya bahkan dia mau mengalah meskipun untuk suatu hal Azka tidak akan tinggal diam.

Azka dan Raja selalu saja bertengkar di setiap kesempatan. Hal itu karena Raja selalu saja meniru kelakuan kakaknya itu. Saat Azka asyik bermain dengan mobil-mobilan Raja akan selalu datang mengganggu Azka. Saat Azka bersama Mas Al maka Raja akan mendekati mereka seolah Raja ingin mengatakan bahwa dia juga bisa seperti Azka dan ingin seperti dirinya.

"Mas Raja jangan bertengkar terus dong sama Mas Azka! Mas Azka kan masnya Raja," kata Mas Al mencoba memberi pengertian.

"Aku kan kuat juga Pa," jawab Raja.

Entah apa yang dipikirkan oleh Raja karena sepertinya dia ingin diperhatikan oleh Mas Al seperti Mas Al melihat kakaknya Azka.

"Iya Mas Raja kuat seperti Mas Azka kan sebentar lagi punya adik empat ya harus kuat. Papa sama Mama minta tolong ya sama Mas Raja, Mas Azka, Mas Ian dan Mas Vian untuk jagain adik-adik ya!" kata Mas Al sambil membawa Raja dalam pelukannya.

"Oke Pa," sahut Raja senang.

Diantara keempat putra kami memang Raja yang sangat menantikan kehadiran adik. Bukan berarti ketiga putra kami yang lain tidak menginginkan kehadiran adiknya. Melainkan Raja begitu bersemangat menjadi seorang kakak. Mungkin dia merasa iri pada kakaknya yang punya adik.

Raja melihat kakaknya itu sangat hebat. Azka kakak tertuanya yang selalu menjaga adiknya dengan baik, Ian yang suka memasak makanan untuk adiknya, Vian yang baik hati dan selalu merawat keluarganya. Semua tampak hebat dimata si bungsu. Baginya itu semua karena mereka punya adik.

Akhir tahun ini Mas Al memutuskan untuk mengajak kami sekeluarga untuk wisata. Anak-anak begitu senang. Liburan adalah yang paling ditunggu oleh ke empat jagoan ku itu karena disaat itulah waktu terbanyak mereka bersama Papanya. Mas Al memang orang yang sibuk dengan bisnis meskipun tidak seharian dia tidak pulang ke rumah tapi memang anak kami tergolong anak yang sangat aktif sedangkan aku Mama mereka adalah orang yang kurang aktif jadi waktu bermain bersama Papa sangat mereka nantikan. Untungnya suamiku juga orang yang aktif dan tidak mudah lelah. Pulang dari pekerjaannya dia dengan senang hati bermain bersama buah hati kami. Melihat mereka bermain aku sangat bahagia dan sering kali ku abadikan momen penting tersebut dalam sebuah foto atau video.

Singkat cerita kami berlibur ke Pulau Dewata Bali dimana banyak olahraga air kegemaran suami dan anak-anakku. Ya benar Mas Al mewariskan kegemarannya kepada jagoan-jagoan kecil itu. Alih-alih takut tampaknya anak-anak sangat menyukainya meskipun mereka masih balita. Bersama Papanya tidak ada yang mereka takutkan sama sekali. Mas Al benar-benar memberikan rasa nyaman dan aman kepada anak-anak dan juga diriku.

Seperti biasanya jika kami berlibur kami selalu memakai kendaraan pribadi kami demi kenyamanan keluarga begitu juga asisten pribadi Mas Al yang amat kami percaya karena loyalitasnya kepada keluarga kami.

Tujuan dari mengajak asisten agar kami tetap bisa beribadah meskipun dalam kondisi liburan. Karena membawa empat balita itu merepotkan sekali. Di rumah mungkin kami bisa tenang meninggalkan mereka beribadah sejenak karena ada mainan mereka tapi di luar rumah dengan mereka yang sangat suka bereksplorasi tidaklah mudah. Mereka akan pergi kemana-mana jika tidak diawasi. Sungguh tantangan tersendiri bagiku dan Mas Al.

Di Bali kami menginap di hotel milik kami sendiri (sungguh besar bisnis suamiku dan aku baru mengetahuinya belakangan karena Mas Al sering mengajak serta aku dan anaknya untuk sekedar menemani dia mengurus pekerjaannya). Di kamar yang memang suamiku desain khusus untuk keluarganya jika mengharuskan kami untuk ikut serta. Kamar Grand Master milik kami sendiri dan tidak disewakan untuk umum.

Sesampainya di hotel anak-anak yang sudah bisa berjalan sendiri dan sudah tidak sabar ingin bermain berlari-lari mengelilingi lobi hotel. Karena ini hotel kami dan bukan pertama kalinya kami kemari maka anak-anak sudah tidak asing lagi dan sudah tahu tempat bermain khusus untuk balita seperti mereka. Karyawan kami juga sudah akrab dengan anak kami jadi sebagai orang tua kami sedikit lega karena mendapat bantuan dari para karyawan untuk mengawasi keempat jagoan kecil ini.

"Selamat malam Pak Al dan Bu Shelly kok malam sekali datangnya biasanya sore sudah sampai?" sapa Pak Warto sekuriti hotel kami.

"Nggeh Pak, tadi anak-anak sempat ngambek jadi jalan-jalan dulu di Banyuwangi. Maaf merepotkan Bapak yang seharusnya sudah istirahat jadi menunggu kedatangan kami," jawab Mas Al meminta maaf.

"Tidak apa-apa Pak Al rumah saya dekat kok dari hotel jadi tidak masalah sampai jam berapapun toh istri saya biasa datang mencari kemari," tukas Pak Warto sambil terkekeh.

Kami mohon pamit kepada Pak Warto untuk masuk ke dalam kamar untuk meletakkan bawaan kami. Setelah selesai kami makan malam bersama dan setelahnya kami bermain bersama anak-anak yang masih terjaga malam ini. Hingga akhirnya anak-anak kecapekan dan tertidur di tempat bermain. Mas Al dengan sigap menggendong dua anak kami dan dibawa ke dalam kamar untuk ditidurkan di ranjang yang nyaman setelah itu kembali untuk mengambil dan menggendong dua anak kami yang lain yang ku jaga di tempat bermain. Bersama kami masuk kamar dan menidurkan anak kami lalu kami memutuskan untuk pergi tidur di ranjang kami di sebelah ranjang khusus yang dibuatkan Mas Al untuk anak-anak. Esok kami akan menikmati waktu bersama di pantai malam ini waktunya istirahat setelah perjalanan yang melelahkan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience