Part IX

Romance Series 2996

Buku-buku tebal yang tersusun rapi dirak buku yang menjulang tinggi membuat salah satu cewek itu terperangah melihat jutaan buku yang tertumpuk bak gunung jika ditumpuk,Lina yang mengedarkan pandangannya menatap takjub pada apa yang dilihatnya dan Arienda temannya menatap geli ke Lina,sekali lihat ia tahu Lina menyukai buku,banyak Mahasiswa lain yang berada disana seperti membaca,mengerjakan tugas dan yang membuat Lina heran ketika ia tak sengaja melewati rak buku paling belakang ,dia melihat seorang cowok yang sedang bermain game diponselnya entah kenapa ada Mahasiswa seperti itu di kampus ini,setahu Lina kampus ini terkenal bukan hanya karna banyak prestasinya tapi juga kedisiplinannya.

Lina dan Areinda keperpustakaan setelah jam-jam pelajaran dan tabrakan teori yang seakan membinasakan otak telah selesai ,tampak kini area sekolah mulai ramai oleh Mahasiswa yang sudah keluar kelas seperti semut-semut yang bergerombol, sekitar ribuan Mahasiswa yang sudah beranjak pulang dengan raut yang sedikit lelah dan membutuhkan ranjang serta selimut hangat serta sedikit bumbu mimpi indah.

"Lina kamu lagi mikir apa sih?"tanya Arienda sambil tersenyum kepada Lina yang berdiri didekatnya.

"Tidak ada kok Arienda"jawab Lina membalas senyum dan melirik keArienda kemudian berjalan kerak buku yang berisi Novel romantis.

"Kamu suka Novel, Lina?"tanya Arienda yang ikut melihat Novel-Novel didepannya bersama Lina dan Lina cuma mengangguk antusias,Lina yang kemudian menarik dan mengambil salah satu Novel berjudul NEW PLANET entah mengapa dia tertarik dengan Novel filsafat romantis yang menceritakan tentang seorang wanita ditinggal oleh kekasihnya  yang merupakan seorang astronout badan antariksa karna sang kekasih harus pergi mencari Planet baru,itu yang diketahui oleh Lina ketika membuka halaman pertama Novel itu, dimana bagian sinopsisnya menjelaskan tentang makna bukunya dan Lina bisa menebak pasti endingnya berakhir bahagia ,menurutnya begitu karna sebagian besar pembaca yang menginginkan happy ending hingga membuat sebagian penulis harus membuat buku yang berakhir sesuai selera pembaca.

"Bagaimana menurutmu dengan Novel ini?"ucap Arienda yang menunjukkan sebuah Novel fantasis romantis.

"Bagus tapi itu tentang apa Arienda?"Lina yang cuma melihat cover manusia dan vampir dari Novel yang diperlihatkan oleh Arienda.

"Novel ini tadi aku tidak sengaja menemukannya dipinggir rak dan....... bommm ceritaanya keren banget,Novelnya membahas tentang cinta seorang pria Vampire dan wanita manusia tapi sayangnya.... tidak dapat bersatu karna Ayah sang vampire tidak mau darah vampire murni diklannya dikotori oleh darah manusia tapi si iblis vampire tetap kukuh memperjuangkan cintanya,ya aku agak kesal dengan kata 'dikotori'emang darah kita ini kotor padahal darah mereka itu yang lebih kotor dasar iblis neraka jahanam bilangnya kotor tapi ngincar darah kita,ya gitu si kata sinopsisnya"ucapnya dan Lina mendengar penuturan teman barunya yang cerewet tertawa terbahak-bahak,baru satu hari mereka saeakan sudah berteman lama.

"Hihihi....namanya Novel kalau tidak yang seru ,memancing emosional pasti tidak ada yang mau membaca karna mati kebosanan"Lina dan Arienda tampak tertawa pelan kemudian berjalan menuju kepala perpustakaan untuk meminjam Novel yang berada ditangan mereka karna waktu buka perpustakaan akan tutup sebentar lagi.

"Sebaiknya kita pulang lagipula kak Dilo sama Ayah pasti sedang kesal menungguku diparkiran"kekehnya setelah sesi peminjaman Novelnya bersama Arienda selesai.

"Okey,kita besok ketemu digerbang ya,aku malas jalan sendirian kekelas kaya orang jomblo"serunya antusias dan mendapat anggukan serta senyuman manis dibibir Dandelina,mereka yang berjalan berdua dikoridor karna jarak dari perpustakaan dan parkiran cukup jauh jika ditempuh dengan jalan kaki,mereka tampak mengobrol tentang cerita hidup masing-masing mengisi kekosongan ketika berjalan.

"kamu tahu kakak Dilo pas kecil itu mirip ikan buntal soalnya gemuk banget plus gemesin ,makanya pas kecil pipinya sering dijadiin bahan adonan dicubi sana sini"bisikku ke Arienda menceritakan soal kakakku Deleon pas masih kecil.

"Hahah...emang kak Dilo kaya gitu pas ke-"tawa Arienda yang terpotong karna melihat Lina yang tak sengaja menabrak wanita yang tak asing didepannya.

Brak!

"Astaga!!"ucap Arienda cukup nyaring mengundang beberapa mata Mahasiswa yang juga berjalan dikoridor.

"Ma-af saya tidak melihat anda"ucap Lina terbata memandang wanita didepanya yang tampak terdiam dan tidak seperti ingin jatuh,Lina tidak sengaja menabrak wanita didepanya mungkin dia terlalu asik mengobrol hingga tidak melihat dengan jelas wanita itu berjalan kearahnya,menurut Lina atau cuma firasatnya saja dia memang tidak melihat wanita itu dikoridor tadi dan tiba-tiba berada didepannya seperti hantu,akh tidak mungkinkan pasti itu cuma firasat saja, tidak mungkin ada hantu saat masih banyak orang disini.

"Tidak apa-apa"ucapnya dingin kemudian wanita itu pergi begitu saja melawati Lina yang terdiam dan Arienda yang sedikit takut,Mahasiswa lain memilih meneruskan jalannya tanpa menoleh lagi.

"A-ayo Lina kita pulang sekarang"ajak Arienda tampak gugup entah Siapa wanita itu hingga membuat Arienda yang cerewet seakan mati kutu?Arienda menarik tangan Lina yang terdiam menyelami pikirannya dan pergi dari tempat itu hingga mereka sudah berada didepan gerbang yang dekat dengan parkiran.

"Okey Arienda aku pulang duluan ya soalnya kak Dilo bakalan ngamuk kalau aku kelamaan"candanya untuk mencairkan suasana.

"Iya hati-hati Lina ingat besok ketemu digerbangnya"ucap Arienda semangat ketika temannya sudah berjalan duluan kemobil Ayahnya.

"Iya"sahut Lina yang masih kedengaran oleh Arienda yang sedang tersenyum dan berjalan kemobilnya.

                      ************

Seorang pemuda yang tampak kesal saat ini, gara-gara adik tercintanya yang sangat lama diperpustakaan membuatnya suntuk menunggu bersama Ayahnya didalam mobil,kini mereka bertiga sedang berada dalam perjalanan pulang menaiki mobil Ayah mereka, Theodore yang tampak baru pulang kerja harus menjemput kedua anaknya padahal dia dapat menyuruh sopir untuk itu tapi dia tidak ingin melewatkan masa-masa bersama keluarganya yang bagaikan sebuah emas yang begitu berharga untuk dilewatkan walau dia mencoba memendam rasa sedihnya saat teringat mendiang Sarah yang sudah tiada ketika bersama keluarganya.

"Darimana saja kamu,dari perpustakaan lama banget...kaya dari antartika....ckck"sewot Leon yang memandang sebal keadiknya sedangkan yang dipandang cuma memutar matanya bosan,sepertinya kakaknya terlalu berlebihan deh.

"Iya,iya maaf kan Lina cuma sebentar tadi kak,kakak saja yang baperan pake acara marah-marah,kenapa tidak sekalian bikin acara syukuran saja kak kan lebih berfaedah"ketus Lina padahal dirinya cuma sebentar kakaknya saja yang baperan.

"Ckck! Kamu saja yang tidak tahu kakak suntuk banget tungguin kamu?!"ucapnya dramatis dengan nada kesal karna Lina malah meledeknya dan membuat Ayahnya yang mendengar hanya menghela napas pelan.

"Dasar, padahal kerjaanya tadi cuma main Fire fire saja dihandphoennya"batin Theodore,jangan salah mengira kalau Theodore tidak tahu soal game-game atau hal-hal kekinian masa kini tentu dia tahu,dia tidak ingin jadi pria tampan kuno atau manusia purba yang cuma tahu kerja dan keluarga saja.

Pib!pib!

Mereka telah sampai didepan gerbang ketika hari mulai gelap, Thoe mengklakson sebagai tanda menyuruh satpam yang bertugas dirumahnya untuk membuka pintu gerbang dibuka dengan hormat satpam tersebut membukakan pintu gerbang majikannya kemudian Thoe mengemudikan mobilnya kedalam hingga didepan bagasi,Dandelina dan Dandeleon mulai keluar melupakan perdebatan mereka tadi.

"Ayah Lina kekamar dulu ya,mau mandi"ucap Lina kepada Ayahnya dan Ayahnya sekedar mengangguk serta tersenyum dengan wajah lelah.

"Iya nanti turun habis mandi langsung kebawah makan bareng Ayah dan Leon "nasehat Ayahnya karna tidak ingin putrinya tidur dalam keadaan kelaparan.

"Atau kamu mau makan didalam kamar ,nanti Ayah suruh Mario antarin makanan kamu?"tanya Ayahnya menatap Putrinya dibawah tangga,sedangkan Putranya sudah menghilang dari tadi ,mungkin kekamarnya.

"Tidak usah nanti Lina kebawa makan bareng Ayah"ucapnya mengelangkan kepalanya dan jalan menuju kekamar.

Theodore menghembuskan nafasnya kasar beberapa hari ini cukup sulit untuknya tanpa mendiang Sarah istrinya,dia juga melangkah masuk kekamarnya menurutnya dia butuh air dingin untuk menyengarkan tubuh menawannya ini karna sang istri sudah tidak ada untuk menyengarkan dirinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience