Selamat malam minggu?
Seorang pria yang berjalan sambil merangkul pundak wanita yang hanya setinggi bahunya,dia tampak tersenyum dan merasa bahagia sendangkan sang wanita tampak muram begitu banyak hal yang mengusik pemikirannya saat ini.
"Lina,kamu kenapa kok diam terus?"tanya pria itu yang tak lain adalah Dandeleon kakak Dandelina.
"Tidak apa-apa"ucapnya sambil mengeleng kecil dirangkulan kakaknya,sejak semalam dia begitu takut untuk kekampus ini ketika kakaknya betanya alasannya sontak kakak menyebalkannya ini tertawa terbahak-bahak ketika mendengarkan penjelesannya karna melihat monster tapi Ayahnya mencoba dengan lembut membujuknya kekampus
'Tidak mungkin pria itu monster atau manusia jadi-jadian pasti itu cuma imajinasiku saja'
"Arienda!!"ucap Leon memanggil teman adiknya yang berada tak cukup jauh.
"Iya kakak,ada apa?"ucap Arienda menemui kedua kakak beradik itu,ya mereka sedang berada dihalaman kampus dan ingin masuk kekelas sekarang.
"Kamu temenin Lina kekelas ya"ucap Leon sambil menyingungkan senyum yang manis sakin manisnya semut hampir saja berkumpul dibibir Leon.
"Hmm....iya kakak,kemarin makasihnya teraktirannya besok-besok kalau mau kasih teraktiran lagi boleh kok"ucap Arienda cukup malu karna dia sedikit terpesona oleh kharisma Leon,sadar Arienda dia itu playboy banyak pacarnya jangan sampai kejebak ranjau kadal rawa.
"Iya nanti kakak teraktirin lagi kalau udah menikah"candanya sambil terkekeh dan melirik Lina yang diam terus kemudian mendesah pelan.
"Oke by kakak pergi dulunya Lina"ucapnya kemudian mengecup singkat dahi Lina kemudian pergi.
"Astagah"Lina tersentak saat lenganya disengol dan mengira itu kakaknya yang sengaja menyengolnya,baru saja dia mau marah sama Leon.
"Kamu kenapa sih Lina,diam terus tadi pas aku bicara sama kak Leon kamu tidak bicara sama sekali kaya patung saja"sungguh temannya ini sangat cerewet dan menambah sakit kepalanya,dia sudah pusing memikirkan kejadian kemarin hingga hampir stres tadi malam.
"Sstt....diam kek Arienda kamu cerewet banget kaya nenek-nenek,sakit ini kepala Lina gara-gara kamu"sewotnya menyalahkan Arienda dan hanya berdecak sambil memutar bola matanya.
"Kekelas yuk,capek tahu berdiri terus kaya tukang parkir"dan langsung menarik tangan Lina,sepertinya ini sudah kebiasaan Arienda deh suka banget tarik tangan orang padahal Lina kan belum bicara,aku takut bagaimana kalau pria itu ada dikelas, apa aku harus bilang keAyah mau pindah jurusan atau sekalian pindah kampus,tidak masa aku tinggalin Arienda sama kakak dan pasti aku diledekin lagi sama kak Dilo dibilang ngaur lagi....huft pusing...pusing pala inces kalau gini.
"Apaan itu?"gumamku ketika melihat siluet bayangan seseorang didekat pilar,seperti menatapku tajam seolah aku adalah kelinci buruannya.
"Ada apa?"tanya Arienda menatapku bingung,baru juga beberapa langkah lagi sampai kelas ekh sudah dapat sambutan hangat .
"Enggak ada apa-apa,ayo kita kelas sekarang"ucapku dan langsung berjalan cepat kekelas,bayangan itu sudah hilang saat aku melirik tempat itu.
"Kamu baik-baik sajakan atau kamu lagi sakit,kita ke UKS saja kalau gitu"sahut Arienda melihat Lina cukup ketakutan karna sedari tadi matanya menyusuri kelas seolah mencari seseorang.
"Untung ya tuhan....dia tidak dat-"barus saja Lina mengucap syukur kalau Arion tidak datang malah pria itu datang sambil menatap Lina tajam kemudian dengan santainya menarik kursi didepanya dan meletakkan tasnya diatas meja.
"Kamu ada masalah sama Arion ya Lin?"tanya Arienda berbisik pelan karna Arion menatap Lina dengan tajam tadi dan aku sontak mengeleng cepat.
'Aku yakin pria itu Arion,mata biru itu aku mengenalinya tapi dimana ya 'batin Lina,tak menyadari seorang pria didepannya menyeringai mendengar gadis itu ketakutan.
'it's time for you to feel hell dear'-ARION DE CABELLO.
**********
"Kamu mau kemana Lin?"Arienda yang melihat Lina yang seperti terburu-buru keluar ketika dosen Khate sudah keluar,ya memang sudah jam istirahat Mahasiswa tapi tidak usah terburu-buru juga kali kanti tidak bakalan hilang kalau mereka telat keluar.
"Akh berisik....cepat aku sudah lapar nih"bisiknya tidak mau pria didepanya yang sedang membaca buku terganggu,dia ingin pergi secepatnya firasatnya mengatakan tempat ini tidak aman lagi.
"Oke kita kekan-"ucapan Arienda terputus oleh sahutan dingin seorang pria didepan mereka.
"Ikut aku dan jangan membantah!!!"Arion langsung menarik tangan wanita itu ketika wanita itu hendak protes dan Areinda yang melihat itu mau menolong Lina tapi langsung dihadiahi tatapan maut dari most wanted Saville Cabello dan langsung mati kutu ,mau bantu tapi masih sayang nyawa.
"Lepas!!!sakit...plis lepas tangan aku sakit"Lina menringis saat Arion mencengkram pergelagan tangannya cukup kuat.
"Diam!!!"ucap Arion cukup keras tidak peduli kalau Mahasiswa lainnya melihatnya dengan pandangan aneh.
Arion menarik Lina kesebuah ruangan yang dipenuhi oleh alat music,tampak ruangan itu kosong sepertinya Mahasiswa jurusan seni sudah selesai mengunakan ruangan music.
"Apaan-apaan kamu,walau kamu itu salah satu pemilik kampus kamu kira aku bakalan takut gitu, aku mau kekelas"cerocoh Lina dia tidak terima kalau ditindas sama anak sombong itu ckck dia pikir dia siapa,dia berjalan keluar hingga tawa dingin nan mematikan mencekam dirinya.
"Hahah....gadis kecil kamu pikir aku akan melepaskanmu begitu saja"tawa itu tidak terdengar ramah sama sekali,Arion yang bersandar dibadan piano sambil menatap wanita yang berdiri dengan sok berani dihadapannya yang kini sudah berjalan melangkah keluar,dia ingin tahu sampai mana keberanian wanita bodoh itu.
"Selangkah lagi kau pergi maka aku dengan senang hati melempar tubuhmu kejurang"ucapan pria itu membuat Lina bergetar ketakutan ketika sudah sampai didepan pintu ,sedikit lagi dia sudah dapat keluar dari tempat menyeramkan ini,dia berbalik dan melihat pria tampan bertubuh atletis itu masih bersandar dibadan piano sambil menatapnya tajam bak sebilah pisau.
"A-apa maksudmu?"cicitnya dan bukan Arion jika dia tidak dapat mendengar suara wanita itu,ekh lari kemana keberanian yang dia lihat tadi.
"mengikuti semua perintahku atau kau akan melihat besok jazad keluargamu didepan matamu sendiri"tawarnya sambil menyeringai didepan Lina,dia belum puas melihat gadis itu ketakutan,hell ini baru permulaan.
"Kau monster!!!,aku akan memberitahu mereka kalau kau sebenarnya adalah monster"ucap Lina lantang dengan keberanian yang dia kumpulkan,dia menatap tajam kearah pria didepannya.
'Lumyan lucu'batin Arion tertawa pelan bukannya takut tatapan wanita itu justru sangat lucu dimatanya,mempermaikan wanita didepannya akan menyenangkan sepertinya.
"Ckck kau pikir mereka akan percaya hmm,mereka hanya akan menganggapmu tidak waras"berdecak menatap remeh kegadis itu, rahangnya mengeras,manusia ini mencoba membongkar identitasku maka dia harus menerima pembalasan dariku.
Lina tersentak ketika melihat pria itu tiba-tiba berada sangat dekat didepannya,tak sengaja mata biru itu beradu dengan mata kecoklatan milik Lina,senyum nan tipis terlihat dibibir Arion ketika melihat gadis itu berkeringat dingin dan sedikit gemetar.
'Apa dia ba-baru saja menghilang'batin Lina dan Arion dapat mendengarkannya dengan jelas.
"Hmm....gadis bodoh kau harus mengikuti semua perintahku kalau kau masih mau hidup dengan tenang bersama keluargamu"terpancar aura mencekam disekitar Lina hingga dia dapat merasakan tangan kekar pria itu dilehernya.
"Akh....tolong!!!...kumohon le-lepaskan ahkh.."Lina memberontak saat pria itu,memcekik lehernya dan dengan mudahnya mengangkat tubuhnya keatas walau tidak tinggi.
"Bagimana masih mau membangkang"mendonga menatap wanita diatasnya kesuliatan bernafas,dia sengaja melakukan itu untuk mengancam Lina dan tidak ada rasa iba didadanya,dia mengangkat semakin tinggi saat Lina mau berbicara.
"Apa yang kau ucapkan aku tidak dengar"ucap Arion mempermaikan Dandelina,dia dengar tapi justru mengangkat tubuh Lina makin tinggi.
"I-iya....iya plis le-lepas"racau Lina terbata-bata dan dengan teganya Arion langsung melepaskan tangannya dari leher Lina membuat pantat Lina harus merasakan kerasnya lantai marmer itu.
"Akh!!"pekik Lina kesakitan dan Arion hanya berdiri serta menatap datar Lina tak berniat membantu sama sekali.
"Seharusnya kau mengatakannya daritadi dan aku tidak harus menyentuhmu....akh tanganku jadi kotor bagaimana ini"ledek Arion tersenyum sinis kearah gadis yang mengeram kesal kearahnya.
"Apakah ada orang?"ucap seseorang dibalik pintu karna merasa heran mendengar kegaduhan diruangan ini padahal tempat ini sunyi,membuat Lina maupun Arion tersentak,kemudian melihat kearah pintu secara bersamaan.
"TOLONGGGGG!!!!"jerit Lina ketika mendengar suara seseorang dari arah pintu,ya tuhan kau memang baik mengirim malaikat untukku.
"Sampai jumpa gadis bar-bar"ucap Arion sedikit menunduk dan mengucapakan kalimat selamat tingal kepada Lina tepat ditelinga gadis itu dan Lina mendonga dengan mulut mengangga melihat sendiri pria itu menghilang dihadapannya.
'Dia itu monster atau apa?'
"Nona kau baik-baik saja?"ucap seorang pria paruh baya yang merupakan petugas kebersihan yang tak sengaja lewat didepan ruangan music,dia cukup kaget melihat seorang gadis terduduk dilantai sambil mendonga keatas.
Dan Lina mengangguk dan bangkit dibantu oleh petugas kebersihan itu ,dia buru-buru keluar dari ruangan itu,bapak petugas kebersihan itu masih bingung dan mengedikan bahunya acuh kemudian keluar setelah gadis itu pergi dengan ketakutan.
'Apa ruangan ini ada setannya sampai nona tadi lari ketakutan'
Batin bapak itu bergedik ngeri kemudian ikut lari keluar.
Share this novel