"Pagi Ayah!"ujar seorang gadis cantik berpaikian casual yang sedang menuruni tangga,matanya menatap dua pria paling berharga dalam hidupnya.
"selamat pagi adek kakak"sambutnya sambil memasukan sandwich kedalam mulut.
"Ckkc!Lina cuma gucapin Ayah,bukan kak Dilo!!"sewotnya,jujur dia masih kesal dengan kakaknya yang tega melemparnya ke bathroom beberapa hari yang lalu.
"Hmm...dasar bocah gitu aja masih ngambek"gumamnya membuat Lina rasanya sebal dengan tingkah kakaknya.
"Sudah,kamu serapan dulu baru kekampus bareng kakakmu"ucap Ayah yang melerai pertengakran kami.
"Ayah!hmm....Ayah jadikan antar Lina kekampus"ucapnya sambil mengedipkan matanya,ia ingin hari pertama kekampus barunya diantar oleh Ayahnya walau ini bukan hari pertamanya masuk kampus.
"Iya Ayah antar, makanya jangan bertengkar terus!!"ucapnya menatap putra dan putrinya yang jarang akur tapi saling menyanyangi,makan bersama keluarga terasa menyenangkan dibanding bersama teman atau rekan karna cinta keluarga yang selalu menjadi rumahnya saat ia membutuhkan pelindung walau rasanya agak berbeda ketika Istrinya tercintanya Sarah Gurent telah pergi selamanya tetapi sekarang ia berusaha mengantikan posisi Ibu bagi kedua anaknya walau sedikit sulit ia akan tetap mencobanya.
Tidak ada acara makan keluarga yang sunyi dan kelam tapi hanya ada gurau canda yang diiringi tawa sang Ayah ketika melihat putranya mengoda habis-habisan putrinya ,hingga Princes kecilnya mengadu padanya.
"vamos nuestros hijos ahora"ujarnya menyuruh anak-anaknya untuk berangkat sekarang dalam bahasa spanyol.
"Iya sebentar Ayah,Lina minum dulu"ucapnya sembari meminum segelas susu sampai tandas.
"Lama banget ,kura-kura buruk rupa cepetan woii"jerit kakaknya yang sudah jalan duluan meninggalkan Ayah dan adeknya dimeja makan,Theo menghela nafas melihat tingkah putranya yang sudah pergi keluar duluan.
***********
Mobil Lambhorgini berwarna hitam yang melaju dijalanan yang tidak terlalu macet karna hari yang masih terlalu pagi yang menunjukan jam 08.00,Pria paruh baya yang tampak santai mengemudi dengan ditemani oleh kedua anaknya,ia cukup senang bisa mengantar Kedua anaknya sebelum berangkat kekantornya.
Gedung kampus yang terlihat megah dengan gaya eropa klasik abad 18 ,Theodore memilih kampus ini dibanding kampus elit lain untuk anak-anaknya,kampus didekat hutan ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang ramai dan ribut serta jaraknya yang dekat dari rumahnya so kampus ini nyaman dan tenang.
"Ayah ini kampus kak Dilo?"ungkapnya memandang gedung yang menyerupai kastil kuno,Lina yang menghadap kekaca mobilnya seakan terpesona oleh bagunan mengah dan cantik didepannya.
"Kenapa kampus kakak keren kan"Leon yang memandang adiknya dengan tatapan geli melihat adik bungsunya tampak kagum dengan kampusnya.
"Hmm"angguk Lina tanpa memandang kakaknya,Theo yang tersenyum kecil kedua ketika melihat anaknya dikaca spion dia sudah menyangkan kalau Putrinya pasti menyukai kampus pilihannya,mobil Ayah yang sudah terparkir rapi dihalaman depan kampus.
"Ingat belajar yang rajinya,Leon jaga adikmu Ayah enggak mau Lihat adikmu pulang menagis lagi"ceramah singkat yang diberikan Ayahnya membuat Leon tertawa pelan.
"Ishk...Ayah apa-apan sih,kan Lina sudah besar tidak bakalan nagis lagi"sewotnya sambil cemberut,memandang kesal Ayah dan kakaknya yang tertawa mengejeknya,Lina pernah pulang kerumah sambil menangis dan mengangetkan Ayahnya yang sedang bekerja diruangnya hingga Theodore harus kesekolah Lina yang masih menginjak Sekolah dasar untuk menuntut orang tua siswa lainnya yang sudah membuat putrinya pulang menagis,melihat air mata putrinya membuatnya ingin menjebloskan siswa itu kedalam penjara untung saja Sarah istrinya dapat menenangkannya jika tidak ia sudah berada ruanh sidang pada saat itu.
"Asslamualaikum Ayah"ucap kedua anaknya sambil menyalaminya yang sudah ingin masuk belajar dikelas mereka.
"Iya,walaikum salam sudah gih masuk kampus nanti telat,Ayah juga mau berangkat kerja sekarang"Theodore yang melirik jam silver yang melekat ditangan kirinya kemudian menyalakan mobilnya,Lina dan Leon yang sudah berjalan masuk kedalam kampus bersama, memancing mata mahasiswa lain disekitarnya dan membuat sahutan sahutan kecil dari kaum adam dan hawa.
'Siapa tuh didekat kak Leon'
'Ckck paling korban kak Leon lagi'
'Cantik banget cewek didekat Leon'
'Kok mukanya rada-rada mirip sama Leon,apa mungkin saudaranya kali'
Blabalalalalbabablala
"Kakak ambil jurusan bisniskan?"tanya Lina karna kakaknya berjalan bersamanya yang menuju area jurusan kedokteran padahal menurut google yang semalam yang dia ketahui tentang tempat ini jurusan kedokteran dan jurusan kakaknya beda arah.
"Iya,kenapa Lin?"tanya kakaknya sambil memandang Lina yang tampak melihat-lihat.
"Kan jurusan kakak sama aku beda jalur"ujar Lina sambil melihat lihat kampus barunya,yang memiliki banyak pohon pohon asri dan sejuk.
"Kakak cuma mau nganteri kamu dulu baru kekelas kakak"ucapnya santai dan melirik kearah Lina sambil tersenyum kecil.
"Kaya kamu tahu saja kelas kamu yang mana?"lanjutnya dan melangkahkan kakinya dirumput pendek,Leon yang tampak tidak terganggu oleh mata-mata memuja dari cewek-cewek dikampus sedari tadi menurutnya itu sudah biasa bahakan ketika masuk kampus saja sudah ada senior cewek dikampusnya yang menembaknya terang terangan.
ini salah Ayah siapa suruh buat bibitnya unggul banget kan Leon juga yang harus kena kutukan,Ayah ganteng dan ibu juga cantik bagaimana enggak kena kutukan coba? Kalau Leon buriq juga pasti dikira anak tertukar kaya sinetron dinegara kakek-Deleon
"Lina sudah tahu kok kan Lina pinter"bantahnya saat dikira tidak tahu sambil manyun dan menyusuri lorong kecil dibangunan sebelah selatan yang cukup ramai karna kelas sebentar lagi dimulai.
"Hehhe... enggak usah pake ngambek juga kan?"kekeh kemudian menarik pipi adiknya yang langsung menatapnya tajam, lalu melihat dosen yang masuk dikelas baru adiknya.
"Permisi bu,saya Leon dan ini adik saya Lina,ini benar kan jurusan kedokteran disni?"tanya sambil menghampiri dosen wanita yang sudah tua didepannya.
"Iya ada apa?tunggu...owh ini ya Lina anak baru dikampus ini"ucapnya tersenyum manis kepada Lina menapilkan kerutan diarea matanya terlihat.
"Iya Bu"sahutnya sopan dan bersalaman dengan dosen barunya.
"Nama Ibu Khaterina,kamu bisa panggil Ibu Khate"membalas salaman Lina,sedangkan Leon hanya melihat kedua wanita didepannya berbicara singkat sampai ia ingat bahwa dia harus kekelas sekarang.
"Ya sudah kakak kekelas dulu ya?!"ucapnya sambil mengelus rambut Lina yang panjang berwarna kecoklatan
"Ayo Lina kita masuk"ucap dosen Khate dan Lina kini gugup saat masuk ia memadang kesamping ia dapat melihat punggung kakaknya yang sudah pergi cukup jauh.
"Jangan gugup,anggap saja ini kampus lama... Lina"ucapnya menenangkan hatinya.
Share this novel