FLASHBACK ON
"apa kita tidak bisa pergi sekarang saja?kamu tidak kasihan lihat Ponakanmu menangis terus" omel ibunya sambil menatap putranya Joestein Leopold,Namun tangannya masih berada mengusap punggung cucunya sedari tadi.
"Sabar Bu,nanti siang kan kita juga bakalan pergi, lagi pula kak Sarah dimakamkan besok" ia harus sabar sekarang bukan kesal karna keluarga kecilnya butuh dirinya menjadi penopang.
"Ibu sama Lina makan dulu,nanti kalau kalian sakit,yang repot pasti Joe juga kan" ucapnya jujur ia tidak tahu perkataannya tadi membuat Ibunya kesal.
"Kamu tadi bicara apa?" tanya Nenek Lina seakan tidak mendengar ucapan anak keduanya.
"Hmm...owh Ibu harus cepet makan sebelum sakit itu aja.Hahah..mungkin ibu salah dengar, sekarang makan ya" jawabnya pura-pura lupa dengan ucapan terakhirnya tadi.
FLASHBACK OFF
Bandara Charles De Gaulle Airport yang sangat besar dan dipadati oleh banyak orang yang berjalan secara tidak teratur.Mereka tampak begitu sibuk membawa koper-koper besar berisi barang bawaan mereka, ada yang tampak begitu besar dan kecil,suara yang cukup menggangu telinga menggema disetiap sudut bagunan itu.
Keluarga kecil Joe yang sudah berada disana dengan setia menggenggam barang bawaan mereka beserta ticket dan Paspor masing-masing,kemudian mengantri untuk melakukan pengecekan setelah memberikan barang-barang beserta koper kepada petugas bandara Charles de Gaulle.
"Pelan-pelan Bu, sebelum masuk baca doa dulu,supaya kita selamat sampai tujuan" sahut Joe sambil mengamit tangan Ibunya untuk membantunya masuk ke dalam pesawat sedangkan Istri Joe sedang berjalan bersama Lina dibelakang mereka.
"Hmm..terimah kasih" lirih sang Ibu dan Joe hanya bisa menghela nafas pelan,dia benar-benar tidak suka melihat orang disayangnya merasa sedih.
"Sayang, Aku kasian sama Lina....dia pasti sangat sedih" ujarnya lembut yang sambil duduk bersama suaminya Joestein, sedangkan Joe hanya mengangguk meng-iyakan perkataan Istrinya,Dia dan Istrinya sangat menginginkan seorang anak tapi sayangnya mereka belum dipercaya oleh Tuhan yang maha esa, jadi mereka sudah mengangap Lina putri dari kakaknya Sarah sebagai anak sendiri.
"Nenek mau minum?" tanya Lina yang berada didekat neneknya yang tampak termenung sedari tadi.
"Air putih saja" jawab Neneknya tersenyum kecil kearahnya.
"Tunggu dulu ya Nek." ucap Lina kemudian beranjak memanggil pramugari wanita berparas cantik untuk meminta segelas air putih,hingga beberapa menit kedepan.
Joe yang terus memandang kearah jendela ia tak tahu apa yang harus dia lakukan selain membawa keluarganya kerumah Sarah di Spanyol,hanya langit biru dan awan putih yang nampak di jendela. Kadang kala ada seekor burung yang tak sengaja lewat didekat badan Pesawat ia berpikir mungkin hari ini sedang berawan karna tak bisa melihat warna hijau di bawah sana.
Hari mulai gelap menandakan bahwa mereka harus menunggu hingga esok untuk sampai ketujuan mereka,pesawat kelas menegah yang ditempati keluarga kecil Joe tampak begitu sunyi karna banyak orang yang lebih sibuk mengabiskan waktunya dengan tidur begitu juga dengan Lina dan Nenek serta Bibinya kecuali paman Joe yang tidak langsung tertidur dan hanya melihat kearah jendela tapi pikirannya entah pergi kemana hingga matanya berkunang-kunang membuatnya tidak dapat membuka matanya lagi sambil memeluk Istri tercintanya.
**********
Pagi cerah menyinari langit yang tampak kebiruan menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul 08.00.tempat yang tadinya sunyi karna para penumpang yang masih tertidur nyenyak kini terbangun saat mendengar suara dari seorang Pilot yang mengatakan bahwa Pesawat akan landas sebentar lagi mereka yang tertidur atau melakukan kesibukan lain mulai duduk ditempat masing-masing agar menjaga keselamatan.
"Bu... bangun kita udah sampai"sahut Joe yang membangunkan Ibunya kemudian kedua wanita yang berada didekatnya dengan lembut.
"Hm..sudah udah sampai ya"ucap Ibunya agak serak karena baru bangun kemudian Joe menepuk pelan bahu Istrinya dan juga Lina agar terbangun.
Koper-koper mereka turunkan begitu juga paman Joe yang tampak kasian menurunkan barang-barang yang lebih besar sedangkan ketiga wanita itu cuma mengangkat barang yang ringan,Joe sendiri yang ingin mengangkatnya karna menurutnya ia adalah seorang pria,tidak mungkin ia membawa barang yang ringan sedangkan Istri,Ibu dan Ponakannya harus setengah mati mengangkat barang yang begitu berat.
Mereka pun turun mengantri ditangga Pesawat hingga berjalan menyusuri Bandara Seville Airport Spanyol yang terkenal sebagai Bandara tersibuk ke-enam di Spanyol. Terbukti dari ramainya orang-orang yang berlalu lalang, setelah memeriksakan Paspor mereka pada Petugas,kemudian mereka duduk dikursi yang sudah disediakan dari Pihak Pemilik Bandara,mereka yang tampak menunggu kedatangan seseorang sambil membicarakan banyak hal.
Suara berisik yang menyelimuti bangunan megah itu hingga sudut-sudut ruangnya tak ada yang sunyi,sudah Lima belas menit Joestein dan keluarga kecilnya menunggu.
Seorang Pria muda yang cukup tampan untuk pria 20 tahun seusia Lina tampak berlari kecil dikerumunan orang dalam bandara. Mata elangnya yang sedari tadi menajam terlihat mencari seseorang hingga ia berhenti saat melihat gadis kecilnya bersama ketiga orang dewasa kemudian ia tersenyum kecil.
"LINA"Teriaknya cukup keras membuat orang disekitarnya berbalik sekilas karna kaget begitupun dengan Lina,Paman,Bibi dan juga Neneknya berbalik,Pria yang mengenakan pakaian serba hitam seakan menunjukkan perasaan duka,dia kemudian berjalan kearah mereka.
"Kak Dilo"jerit gadis itu kemudian menerjang tubuh pria yang lebih tinggi darinya,Deleon Gurent dan Dandelina Gurent adalah blesteran saudara kembar tapi tidak indentik, Leon lahir lima menit duluan dari pada Lina dan juga biasanya Lina suka memanggil pria tampan itu dengan panggilan Dilo,mereka diberi nama seperti itu karna Ibu mereka menyukai bunga Dandelion.
"Asslamualaikum paman..Bibi"ucapnya sambil bersalaman setelah lepas dari adek kecilnya ini,walaupun tinggal dinegara orang bukan berarti Leon melupakan adat dan kebiasaannya karna sang mediang Ibunya yang mengajarkannya agar sopan sama orang yang lebih tua dan juga tidak lupa mengajarkan anaknya tentang Agama,Sarah merupakan orang Prancis asli sedangkan suaminya asli Spanyol ,itu yang membuat Deleon dan Dandelina wajah agak berbeda dengan orang spanyol maupun Prancis,Nenek Lina Gissel Leopold adalah orang Prancis yang menjadi Mualaf, ia masuk Islam saat berusia 27 tahun kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan mendiang Kakek Lina yang juga beragama Islam sepertinya di indonesia.
"Nenek asslamualaikum"ucapnya yang sudah ingin menggambil tangan neneknya tapi sang nenek menyentakkan tangan cucu laki-lakinya sambil cemberut.
"Nenek...."
"Walaikum salam,maafin nenek baru bisa datang ini salah Pamanmu "isak neneknya yang langsung menarik cucunya kepelukannya.
"Heheh...Leon enggak apa-apa kok, Leon kira Nenek marah tadi"kekeh sedikit terkejut kemudian membalas pelukan Neneknya.
"Jangan selalu berperasangka buruk sama orang"tegur Neneknya.
"Kabarmu dan Ayahmu gimana?baik-baik saja kan?".
"Iya...Nek,Alhamdullilah kami baik-baik saja"angguknya dipelukan Neneknya walau keyataannya berbeda dengan ucapannya tentu saja kematian Ibunya bukan hanya tamparan keras dihatinya tapi juga Ayah tercintanya yang sedang terpuruk dirumah mereka ,mereka yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecil.
"Hm....Maaf tapi Kita bisa pergi sekarang? nanti cara pemakaman Ibumu keburu selesai" Sandra yang sengaja terbatuk untuk menyadarkan Nenek dan cucu itu kalau mereka harus ke acara Pemakaman kakak Iparnya.
Share this novel