Part XII

Romance Series 2996

Awal hari yang tidak menyenangkan bagiku karna apa?karna Ayahku tercinta bapak pengacara terkenal Theodore Gurent sedang sibuk dengan jadwal bersama kliennya yang menumpuk seperti gunung himalaya hingga membuat Princes tercintanya harus pergi kekampus bersama pangeran narsis Universitas nasional Saville Cabello siapa lagi kalau bukan kakak Famousku ini, Dandeleon Gurent.

"Kak jadikan teraktiranya awasnya kalau tidak!"ucapku kepada kakakku yang kini duduk didekatku sambil terfokus pada jalan didepannya,hariini aku lagi menanbung hingga beberapa hari kedepan buat beli album terbaru EXO kan lumayan kalau kak Leon mau teraktirin makan nanti.

"Emang kamu yang kakak janjiin teraktiran kan cuma Arienda saja yang kakak janjiin"jawabnya santai dan sama sekali tidak melihatku.

"Kakak!!!anak orang diteraktirin masa sama adik sendiri kok pelit banget"ketusku pura-pura ngambek supaya bisa dirayu dengan pakai teraktiran.

"Hmm..iya tapi teraktirannya pas pulang sekolah ya karna kakak lagi ada urusan dikampus"ucapnya menangapi tingkah kekanakan adik bungsunya,sedangkan mahkluk disebalahnya cuma menganguk antusias sambil memikirkan sesuatu dibenaknya.

"Sudah gih turun dari mobil kakak"ucapnya sambil menyuruhku turun dengan nada ketus.

"Kakak kok tega turunin Lina dijalan?awasnya nanti Lina laporin keAyah kalau kakak tega terantarin Lina dijalanan"sewotku memandangnya sebal dan tidak memperhatikan sekitarnya.

"Emang kamu mau dimobil terus sambil jadi tukang parkir gawasin mobil kakak?astagah ini sudah sampai dikampus Dandelina Gurent,daritadi pas kamu ngomel-ngomel tidak jelas ,mobil kakak sudah sampai"kekehnya menatap geli keadiknya dan berpikir 'huh!!sepertinya adikku perlu kedokter untuk memerikasakan matanya'.

"Iya Lina turun"ketusnya sambil berusaha menyembuyikan rasa malunya,wajahnya kini pasti sudah memerah bak tomat matang,dia ingin cepat-cepat kabur sebelum dapat ledekan pedas dari kakaknya.

Brak!!!

"Astagah Lina apa yang kamu lakukan kalau mobil kesayangan kakak rusak, kakak laporin kamu ke Ayah supaya uang jajanmu dipotong buat perbaki kerusakan mobil kakak"sewotnya heboh sambil menatap nanar pintu mobilnya dibanting kasar oleh adiknya dan pelakunya malah jalan dengan santai seakan tidak bersalah sama sekali bahkan omelan Leon diacuhkan oleh Lina.

                   ***********

"Lina,woiii kamu mau kemana?"jerit seorang wanita siapa lagi kalau bukan Arienda cuma dia yang berani teriak-teriak tanpa malu untung masih sepi setidaknya tidak akan malu lagi seperti kemarin.

"Astagah Arienda kamu kenapa sih,suka banget teriak-teriak kaya gitu ini masih pagi aku mau ketenangan yang fresh"sewotku menatapnya jengkel,ya ampun apakah hariini tidak bisa lebih buruk lagi baru tadi dapat gangguan diawal pagi yang indahku dan anak ini malah bawa kekacauan lagi.

"Heheh...jangan marah-marah kali nanti cepat tua kaya nenek emang kamu mau?"tawanya sambil menarik tanganku,bukannya arah kekelas kedepan sana ya kok Arienda tarik aku kesitu?.

"Kita mau kemana Arienda?ini bukan arah kelas kamu masih ingatkan kelas kita dimana?"tanyaku asal dan dia hanya tersenyum,kemudian dia berhenti didepan ruangan dengan tulisan diatasnya Laboratorium.

"Kalau kita kekelas kita bakalan lambat nanti kita tidak dapat bangku belakang"ucapnya,astagah kukira ada apa ternyata cuma pengen dibangku belakang doang.

"Bukannya kita tidak berpasangan kan?terus nanti Alan gimana?"Alan adalah teman berpasanganku hari ini bukan Arienda,aku cukup sedih dan senang tidak berpasangan dengan Arienda,sedih karna cuma dia yang enak ditemani dibanding yang lainnya dikelas dan senang karna akhirnya ada teman yang bisa diandalkan untuk tugas nanti.

"Iya aku tahu, kamu sama Alan dibelakang saja ya,aku tidak mau paling depan soalnya dosen Daniel suka tanya-tanya sama Mahasiswa yang duduk paling depan"ucapnya memelas,ada-ada saja bocah ini bukannya sama saja mau duduk dibelakang maupun didepan pasti kena juga.

"Nanti kalau dosen Daniel tahu kita langsung kesini dia pasti marah karna kita kesini tanpa instruksinya"ucapku malas hingga suara langkah-langkah kaki terdengar,aku merasa kalau teman kelasku yang lain pasti sudah kesini bersama dosen Daniel.

"Kalian!!! apa yang kalian lakukan disitu?"ucap dosen Daniel dengan nada cukup tinggi membuat kami berbalik aku meneguk salviku kasar.

"Maaf pak kami langsung kesini tanpa instruksi bapak"ucapku berusaha mencari alasan hingga aku melihat mata Arion yang menatap sinis kearahku seolah mengejekku.

"Ya sudah kita masuk sekarang lain kali kalau kalian berbuat gegabah lagi bapak akan memberi kalian hukuman,mengingat kamu masih baru disini kamu tidak bapak hukum"tegasnya lalu masuk bersama Mahasiswa lain termasuk si tembok kampus itu,aku berbalik saat suara bass memanggil namaku.

"Hai,kamu Dandelina kan?"ucap pria itu yang kukenal bernama Alan,gayanya tampak cupu dan banyak buku yang menumpuk ditangannya.

"Iya,kamu pasti Alan"ujarku dan dia menaganguk sambil tersenyum kaku.

"Maaf ya Lina kamu dimarahin karna aku"gumam Arieanda menatapku tidak enak.

"Iya tidak apa-apa kok,tidak usah gitu juga mukanya tengang banget"candaku tak terlalu peduli soal tadi kan sudah lewat mau diulangin kejadiannya kan tidak bisa,aku,Alan dan Arienda berjalan bersama kedalam ruang laboratorium dan mengambil tempat duduk ditengah dekat jendela.

Dosen daniel tampak memperaktikan cara mengabungkan cairan kimia senyawa asam sulfat dan amoniak,dia juga menjelaskan pengaruh dari kedua senyawa itu jika dicampurkan hingga menghasilkan amonuim sulfat,caranya cukup sulit dan aku melirik Alan yang sangat serius dan juga Arienda yang diam aku mengerti dia pasti tidak mengerti penjelesana dosen Daniel padahal itu cukup mudah untuk dipraktikkan.

"Setelah itu,kalian harus mengulangi apa yang bapak lakukan dan menuliskan hasil laporan pengamatan kalian,apa kalian mengerti"ucapnya tegas sambil mematap kami semua setelah memperaktikkan percobaan tadi dan kami hanya menjawab dengan lantang 'ya pak' yang benar saja berasa kaya disd,kami mulai mengambil senyawa yang dibutuhkan dan mencampurkannya dengan hati-hati dan tugasku hanya mencatat hasil percobaan dari apa yang diterangkan oleh Alan yang kini melakukan percobaan itu,ya jadi tugasku hanya sebagai penulisnya saja.

"2NH3 + H2SO4 ?(NH4)2SO4

Jadi Amoniak dengan Asam sulfat menghasilkan Amonium sulfat (NH4)2SO4"ucap Alan yang masih sibuk mengaduk itu hingga tercampur.

"Untuk menghasilkan amonium sulfat tahapnya cukup panjang jadi percobaan pembuatanya hanya sampai tahap pencanpuran saja tidak sampai ketahap pengepakan"ujar Dosen Daniel sambil berkeliling melihat pekerjaan Mahasiswa lain.

Jam terus berputar hingga tidak terasa jika waktu pelajaran kimia selesai,aku menghela nafas lega akhir selesai juga yang kutulis juga tampak tidak terlalu mengecewakan,aku melihat Alan yang melepas sarung tangannya dan mengampiriku sambil tersenyum kecil.

"Bagaimana apakah kau sudah mencatat hasil pengamatannya tadi"ucapnya kedapaku dan aku memberikan hasil pekerjaanku semoga saja dia suka.

Dia tampak mengangguk-angguk melihat hasil pekerjaanku kemudian memberikannya kembali kepadaku.

"Lumayan,kukira kau tidak akan bisa menulisnya karna aku menjelaskannya terlalu cepat tadi"sahutnya sambil mengaruk tengkuknya dan aku hanya tersenyum kecil kepadanya,setelah itu kami memberikan hasil percobaannya kepada dosen Daniel.

                    ***********

   Akhirnya pelajaran kimia selesai  semua Mahasiswa sudah keluar dari ruangan setelah dosen Daniel pergi duluan membawa hasil laporan kami,saat ini aku sedang bersama Arienda kami ingin kekantin untuk mengisi perut dulu,sebelum jam istirahat habis.

"Arienda kamu lihat Alan enggak?"tanyaku mencari sekitarku karna dari tadi aku tidak melihat Alan dimana.

"Paling keperpustakaan lagi,biasa dia alergi kalau tidak kena buku sehari"kekehnya membuatku tersenyum kecil sambil mengelengkan kepalaku.

"hahahha"kami tertawa,anak itu memang sedikit cupu padahal kalau dilihat-lihat dia lumayan tampan.

"Hmm...Arienda aku ke wc dulunya sebentar perutku sakit"ucapku entah kenapa perutku sakit mungkin tadi pagi aku lupa menabung dikamar mandi.

"Mau aku temani tidak?"tawar Arienda sambil menatapku.

"Tidak perlu aku cuma sebentar kok lagipula aku sudah besar bukan anak kecil lagi yang harus dianterin ke wc"ucapku langsung pergi tanpa menunggu jawaban Arienda kalau tunggu dia lama banget.

"Oke aku tunggu disini ya,awas kalau lama banget"ucapnya cukup keras dan aku cuma mengangguk.

Astagah mana sih kamar mandinya,perutku sudah sakit banget
Aku melihat sekilingku dan akhirnya aku mendapatkan pintu ajaibku dengan tulisan toilet wanita,aku buru-buru masuk dan menutaskan kebutuhan alamiku.

1 jam kemudian

Aku keluar dari wc dalam perasaan lega gimana gitu dan tampak sepi dilorong ini mungkin mereka kewc lain kan tidak mungkin kampus seluas ini dengan ribuan Mahasiswa toiletnya cuma dua kan enggak elit banget.

Saat ingin pergi tiba-tiba aku berbalik karna mendengar geraman kesakitan seseorang dan sepertinya itu berasal dari toilet pria,aku agak ragu membuka karna bagaimana jika ada yang melihatku mereka pasti berpikir menyebutku mesum karna masuk ketoilet pria.

Argh!argh!

"Sepertinya dia kesakitan,apa aku harus masuk?"ucapku agak ragu kemudian membuka kamar mandi itu perlahan dan saat pintu itu terbuka yang kulihat adalah cahaya yang begitu terang dan disana ada seorang pria yang terduduk sambil meringis kesakitan,aku benar-benar syok saat ini dan sedikit takut mendekatinya atau aku pergi saja,bagaimana kalau dia bukan manusia,aku harus menolongnya bagaimanapun dia memerlukan bantuanku dan tidak orang lain disini kecuali aku dan dia.

"Hai a-apa kau baik-baik saja?"tanyaku dengan ragu melangkah mendekatinya,cahaya benar-benar terang membuatku kesulitan untuk melihat dan dia tiba-tiba terdiam tunggu sepertinya aku mengenalinya tapi aku tidak tahu siapa dia dan aku sangat penasaran ,siapa pria ini..?

"Maaf ak-aku lancang kesini kukira kau membutuhkan bantuan"ucapku dan kini aku sudah berada didekatnya yang kulihat hanya punggung lebar nan kekarnya cuma sebagian wajahnya yang kulihat tampak dia menutupi sesuatu,siluet mata biru laut itu ,aku tercengan a-apa itu akh tidak mungkin itu.......Arion.

"A-apa dia monster?"pikirku tubuhku serasa lemas dan keringat mengucur dipelipisku.

"Jangan beritahu siapapun atau kau akan mati"ucapnya dingin dan saat tanganku ingin menyentuh bahunya dia langsung menghilang dan cahaya diruangan itu juga ikut menghilang,membuatku mengangga dan terpaku diposisiku ini benar- benar mengerikan,aku belum pernah melihat hal seperti ini.

"Apa yang barusan terjadi?"batinku dan aku langsung berlari dari tempat menyeramkan itu,aku menyesalinya seharusnya aku tidak berada disana,aku tidak tahu apa itu cuma imajinasiku atau yang tadi benar-benar nyata.

aku berlari hingga deru nafasku terengah-engah,kumohon siapapun bangunkan aku dan bilang itu cuma mimpi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience