Para penonton lomba basket antar kampus dilapangan universitas nasional Saville Cabello sangat ramai karna hampir semua penonton adalah wanita yang bersorak atau menjadi suporter untuk pemain mereka,aku dan Arienda duduk dibangku paling pojok belakang, bagaimana tidak bangku terdepan sudah dipenuhi oleh suporter dari kampus ini,unversitas of Valencia sepertinya bukan kampus yang mudah dikalahkan ,melihat kakakku yang cukup santai dan tidak serius bermain basket seperti dia tidak berniat berlomba hanya sekedar latihan,dia mau menang atau cari kalah sih ?.
"Kak Dilo mainnya yang benar,jangan malu maluin"sorakku, kak Dilo yang melirik dan mengangguk kemudian dia mulai bermain dengan serius.
"Kak Leon semangat nanti kalau menang teraktiran jangan lupa"teriak Arienda beberapa orang didekat kami berbalik dan memandang kami, ini anak lagi dukung orang menang atau cuma minta teraktiran mana bikin malu lagi sampai teriak teriak disini.
"Arienda diam !kamu malu-maluin kita berdua tahu ini banyak orang lagi yang nonton"bisikku pelan dan menunduk,ingin sekali aku berteriak bahwa mahkluk ini bukan temanku tapi kenyataan dan ekspetasinya sangat berbeda.
"Maaf kecoplosan tadi soalnya aku lagi lapar kan sekalian selesai pertandingan kak Leon, kita minta teraktiran kan lumayan Lina"kekehnya pelan,dasar emang ini bocah.
Pertandingan antar kampus semakin menegangkan karna pion yang beda tipis walau aku tak terlalu peduli, ya tetap saja aku ingin kampusku yang menang,kulihat kak Dilo yang sudah sangat serius mengejar bola dari lawannya sedangkan aku hanya melihat saja sambil duduk awas saja jika dikalah ,aku pasti akan menyiapkan kasur didepan rumah.
Prit!prit!
Suara pluit dari wasit menghentikan pertandingan akhirnya pertandingan
Berakhir dengan papan pertandingan yang menunjukkan poin 89:76 untuk universitas nasional Saville Cabello,para suporter Universitas of Valencia menunjukkan aksi protes karna tidak terima kampusnya kalah Membuatku geram, padahal tidak ada kecurangan sama sekali.
"Pemenang dari pertandingan basket hari ini adalah......Universitas Nasional Saville Cabello secara sah tanpa ada kecurangan, ini sudah keputusan juri "tegas seorang pria paruh baya yang merupakan salah satu juri dipertandingan ini,dia menegaskan agar menghentikan aksi protes yang menganggu pertandingan,para suporeter lawan sepertinya mulai mundur.
"tidak sportif banget paling... tidak mau terimah kalah tuh ...dasar huh!!!"sewot Arienda dan beberapa orang yang menyahut melihat para suporter yang unjuk protes kelapangan tadi.
"Sudah yang penting kampus kita sudah menang"bujukku kepada Arienda yang masih asik berteriak teriak kaya orang kesurupan untuk diam.
**********
"Kakak selamat ya kak,karna tidak malu maluin tadi"kekehku bukannya memberi selamat karna menang pertandingan basket.
"Enggak mungkin lah kalah ...orang aku sudah menangin olimpiade tingkat nasional kalau cuma antar kampus mah kecil"narsisnya,sombong banget baru begitu sombongnya sudah selangit.
"kakak Leon tidak lupa teraktirannya!!!"ucap Arienda berbinar binar menunggu teraktiran,aku memutar bola mataku jengah mendengar percakapan mereka.
"Teraktiran??"tanya kak Dili kebingungan bagaimana tidak bingung Arienda kan tadi minta teraktiran pas kak Dilo lagi main, mana dengar kak Dilo kalau gitu.
"Yah kak Leon kan Arienda tadi minta teraktiran"ucapnya lesu, huh sepertinya aku ingin pergi saja dari sini daripada jadi obat nyamuk.
"kok aku tidak ingat ya kamu minta teraktiran?,ya sudah besok kakak teraktirin tapi jangan mahal mahal"ucap kak Dilo sambil mengaruk tengkuknya tidak kupastikan tidak gatal,paling lagi bingung,aku tertawa pelan melihat wajah tertekuk Arienda antara senang dan lemes karna teraktirannya bukan hariini.
"Deleon Gurent!!!"ucap seorang pria yang datang menghampiri kami diluar lapangan basket karna kami sudah mau masuk kekelas lagi.
"Ada apa pak?"tanya Leon yang menyahut saat orang itu ketempat kami,dia pria tampan dengan tinggi 183 m,terlihat manly serta auranya yang dingin dan sudah kupastikan dimasuk kategori pria tampan dikampus ini,tapi kok kak Leon panggil pak bukannya seumuran kalau dilihat-lihat umurnya tidak jauh beda lagi dari kak Dilo.
"Kamu pulang kampus langsung keruangan saya!!"tegasnya ,ini lagi mendung atau tidak ya kok suasananya dingin.
"Iya pak"sahut kak Dilo dan orang itu langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa.
"Kok aku takut Lin"ucap Arienda mencicit pelan dan aku yang memandang kak Dilo kemudian melirik ke Arienda.
"Dia siapa kak?"tanyaku kekak Dilo yang mengusap wajahnya dengan handuk karna wajahnya dipenuhi keringat padahal tadi mau maunya itu cewek cewek kampus deketin dia padahal bau keringat sekarang aku bingung dengan sikap mereka pake pelek apaan kak Dilo sampai cewek cewek kaya gitu,astagafirulah kan zdouson lagi.
"Oh itu pak Khataniel"ucap kak Dilo kemudian menunduk mengambil bola basketnya didekat kakinya.
"Ya sudah kakak balik kekelas dulu,kalian juga sana masuk kelas jangan bolos"ucap kak Dilo dan diangguki oleh kami,serasa kak Dilo sudah punya adik dua saja.
"Arienda... Khataniel itu bukannya kakaknya Arion teman kelas kita ya?"tanyaku sambil berjalan berdua dengan Arienda kekelas.
"Iya dia kakaknya Arion kan tadi sudah kubilang dia dekan dikampus ini dan salah satu pemiliknya juga ya tentu dia berkaitan dengan segala bentuk acara dikampus"sahut Arienda dan saat kami sudah sampai didepan pintu kelas malah dapat musibah.
"Jalan pakai mata atau kamu sudah tidak punya mata!!"ucapnya ganas serasa kesambar geledek, huh sial banget pas mau buka pintu untung aku tidak menabraknya kalau ketabrak pasti perkara panjang lagi,ingin rasanya aku membisikannya sambil mengucapakan kata-kata mutiara ditelingannya dengan ucapan lembut 'woiii jalan itu pakai kaki bukan mata ya kali pakai mata' tapi sayang cuma sampai dalam hati doang.
"Ma-af kami tidak sengaja, kan mana kami tahu kalau dibalik pintu ada orang"ucapku mewakili kami berdua ,kalau Arienda yang diharap tidak bakalan bicara orang dia diam saja dan menunduk,mana aku tahu kalau muka tembok itu mau keluar kelas kan dihalangi pintu.
"Minggir!!"ucapnya dingin memandang kami tajam dan kami menyingkir memberi jalan Arion dan dia jalan begitu saja,astaga kakak sama adik sama saja tidak ada ramah ramahnya.
"Dasar mulut bon cabe, mulut petasan"sewotku saat dia sudah pergi enak saja kami disalahin kaya dia tidak salah saja disiapa suruh keluar kelas tidak ada suaranya jalan kaya hantu saja melayang.
"Sudah Lin kita masuk saja nanti ditegur dosen katanya dosen hari ini kaya macan ,ganas banget loh"bujuk Arienda untung Arienda halangi aku kalau tidak sudah kuhajar tuh cowok tembok sekolah parah selama sekelas sama dia,dia tidak pernah baik-baiknya sama aku selalu saja pasti dimarahin dasar pemarah tapi dia mau kemana kan sudah jam matakuliahan kimia,sudah deh masa bodoh tuh setan kelas mau kemana.
"Iya deh kita masuk saja buang -buang tenaga kalau berurusan sama tombok kampus"ketusku dan kami masuk,memulai pelajaran kimia dari dosen.
"Kalian disana, duduk dikursi kalian!!...hari ini saya ingin menyampaikan sesuatu!!!"perintah dosen Daniel kepada kami dan kami hanya mengangguk kemudian duduk dengan tenang.
"Besok kita lakukan percobaan dilaboratorium untuk observasi tentang zat kimia untuk itu besok bapak harap kalian barhati-hati karna ada beberapa bahan kimia yang disana yang cukup berbahaya dan percobaan itu dilakukan berpasangan"ujarnya sambil berdiri,untung dosen tidak dimarahi dosen karna telat sedikit.
"Semoga kita berpasangan Lina soalnya kalau sama kamu kan tinggal kamu saja yang kerja aku yang bantu bantu saja"ucap Arienda yang mau enaknya saja.
"Iya"gumamku malas dan memandang kedepan mendengarkan Dosen Daniel yang membacakan nama-nama Mahasiswa yang berpasangan untuk menjadi rekan besok hingga Dosen Daniel menyebut namaku dan aku menajamkan pendengeranku,Arienda yang sudah tidak sabaran didekatku.
"Dandelian Gurent kamu sama ........."
setelah dosen itu menyebutkan nama kami semua,dia mulai mengajari kami tentang perhitungan zat dan cara mengukur serta banyak lagi hingga otak dengan kapasitas MBku hanya menapung sedikit doang.
Share this novel