Cahaya yang tidak pernah mengkhianati pagi begitu pula kegelapan yang selalu berdampingan dengan malam,musim Semi diPrancis berbeda halnya dengan musim yang menerpa Spanyol,musim dingin tidak bersalju diselingi oleh angin yang cukup membuat bulu kuduk merinding hingga mantel hangat menjadi selimut keluar.
Rumah yang megah dihuni oleh seorang pria paruh baya dan dua anaknya,seperti biasanya Dandelina terbangun dipagi hari untuk pergi kekampusnya bersama kakaknya Deleon,celana jens dan baju pajang berbahan hasil rajutan berwarna biru muda melekat ditubuhnya dan tidak lupa tas dipungungnya berwarna merah dengan gantungan kunci lambang boyband korea Astro,tangga demi tangga dituruni oleh Dandelina dengan langkah cepat sambil tersenyum tipis dibibir ranum berwarna pinknya.
Matanya menyusuri rumahnya seakan mencari dua sosok lainnya,Lina yang tidak menemukan kakak dan Ayahnya dimeja makan seperti biasanya, hingga dia berjalan kedapur sekedar menayai pelayan dapur dirumahnya.
"Fania!!!"panggil Lina memanggil seorang wanita muda seusianya yang bekerja didapur namun tidak ada respon sama sekali yang dia dapat,dahi yang berkerut karena bingung karena tidak mendapati orang yang dia cari , hingga berubah menjadi lekukan manis dipipi ketika melihat pungung kekar seorang pria yang tidak muda lagi, sedang memasak menggunakan celemek serta mengulung lengan bajunya agak tidak terkena kotoran.
"Ayah, lagi bikin apa didapur?"tanya Lina sambil menghampiri Ayahnya yang sedang memasak.
"Lagi masak,kamu duduk saja dikursi nanti Ayah yang bikinin pancake"ujar Ayahnya menyuruh anaknya untuk duduk saja sambil tersenyum melirik putrinya yang sedang menatap masakanya.
"Lina mau bantuin saja daripada diam dimeja makan tidak bikin apa-apa"ujar Lina kemudian membantu Ayahnya membuat pancake yang hampir matang kemudian mengangkatnya dari telefon.
"Ayah hari ini tidak kerja?"tanya Lina yang membantu Ayahnya menyajikan pancake itu ke tiga piring dan memlemurinya dengan madu dan sirup serta sedikit buah blueberry sebagai penghias diatasnya pancake yang sudah ditumpuk.
"Ayah kerja tapi hari ini jadwal Ayah lagi ringan"jawab Ayahnya kemudian Lina dan Ayahnya membawa piring-piring itu kemeja makan.
"Kak Dilo mana kok Lina dari tadi tidak li-"ucap Lina terpotong ketika mendengar suara yang tidak asing ditelinganya.
"Selamat pagi Ayah dan adik kakak yang gendut"jerit Leon yang mengahampiri meja makan dimana Ayah dan adiknya sedang duduk,Leon yang tampak keren menggunakan hoody navy, celana hitam panjang dan snakers hitam putih,dia berjalan santai sambil memangang tas hitam yang tidak terpasang benar dipungungnya dengan satu tangan dan tangan lain memengang bola basket.
"Lina kirain tadi belum bangun, kakak kok lama banget biasanya kan cepat ada dimeja makan"tanya Lina yang kini sedang makan Pancake hasil buatanya dengan Ayahnya.
"Hari ini kakak bakalan lomba basket sama kampus lain dikampus kita ,jadi kakak telat keluar karna harus siapin baju sama bola basket kakak dulu"ujar Leon yang menarik kursi didekat Lina dan menaruh tas dan bolanya dikursi kosong didekatnya.
"Owhh,Pancake itu buatan aku loh sama Ayah tadi"ucapanya kepada kakaknya yang sedang makan.
" enak kamu yang bikin? aku kira Ayah yang bikin"sahut Leon memakan hasil karya Ayah dan dan adiknya, rasanya sangat enak bagi Leon karena itu buatan kedua orang tercintanya rasa Pancakenya jadi lebih enak karna punya bumbu cinta dari kelurganya.
"Aku sudah makan,Ayah anterin Lina lagi kekampus atau Lina sama kakak saja kekampus?"tanya Lina kemudian menenguk susunya yang sudah hampir habis.
"Kamu bareng kakak nanti kekampusnya.... biar tidak ngereporin Ayah"bukan Ayahnya yang menjawab tapi kakaknya Leon yang sudah menghambiskan makanannya.
"Tapi ingat jangan ngebut-ngebut kalau naik mobil lagi"nasehat Ayahnya yang sudah habis makan sambil melap mulutnya dengan serbet.
"Iya Leon tahu tenang saja Ayah kalau Leon ngebut paling masuk rumah sakit lagi"kekeh Leon yang kemudian mengambil barang-barangnya dikursi kosong dekatnya.
"Lina pamit dulu ya Ayah,Asslamualaikum"pamit Lina kepada Ayahnya Theodore sambil mencium tangannya,sadangkan Theodore menatap putranya mengancam plus kesal sedangkan yang ditatap malah tidak peduli kemudian berbalik dan mengusap kepala putrinya serta menganguk.
"Leon juga pamit ya Ayah"ucap Leon dan mencium tangan Ayahnya.
"Iya hati-hati ya,Lina kalau kakakmu ngebut pukul saja kepalanya Ayah ikhlas kok ....tapi jangan sampai amnesia ,uang rumah sakit mahal!"ledek Ayahnya yang tidak serius menyuruh Dandelina melakukan itu,Lina tertawa dan Leon memutar matanya jengah karna diledek balik sama Ayahnya.
*************
Mobil Ravenge kuning milik kakaknya Dandelen ,membelah jalan raya yang cukup ramai walau tidak seramai saat siang hari ,dikota seville yang cantik akan wisatanya,panorama indah yang kini ditatap oleh Dendelin dibalik kaca jendela mobil sedangkan Leon hanya menyetir sambil melihat jalanan,keduanya tampak diam menikmati keterdiaman masing-masing didalam mobil sehingga suasana sunyi menyelimuti keduanya.
"Lina?"panggil kakaknya membuyarkan pandangan Lina dan mengalihkan pandangannya dari kaca jendela mobil kekakaknya yang menyetir.
"Apa?"Lina tampak menatap kakaknya dan menunggu jawabannya.
"Kamu harus nonton kakak main basket awas kalau tidak"ancam kakaknya sambil menyengir ,dia ingin menunjukkan kalau dia ini keren kalau main basket apalagi musuhnya tidak apa-apanya dibanding dirinya yang pernah mewakili kota ini dalam olimpiade olahraga nasional dan menjadi juara satu.
"Akh malas kakak... Lina sama Arienda mau kekanti kalau sudah istirahat"ketusLina yang benar saja paling kakaknya lagi berniat pamer lebih baik dia dan Arienda keperpustakaan , kekantin atau taman kampus dari pada datang melihat kakaknya yang pamer dan narsis dilapangan kampus sambil menyorakinya kaya fansclub maniak seperti 'Leon sayang semangat kamu pasti bisa' 'Leon....Leon kamu luarbiasa"ckck.
"Owh ya sudah jangan salahin kakak kalau Ayah sampai marah dan membuang semua kaset dvd k-pop dan drakormu yang tidak berguna karna kamu kebiasaan begadang tiap malam cuma nonton para pria banci itu "sahutnya santai tanpa memandang Lina ,terlihat sama siringaian kecil dibibir tebal seksinya.
"KAK DILO!!!!mereka itu pria tampan berhati malaikat tidak seperti kak-....tunggu kak Dilo tahu darimana Lina suka begadang karrna nonton drakor??"jerit Lina tidak terima pangeran pangeran tampannya dibilang banci tapi kok kakak gantengnya itu tahu dari mana dia suka begadang, secara dia nontonnya pas tengah malam dikamar.
"Tidak perlu bertanya kakak tahu darimana ....orang kamu kalau malam suka teriak- teriak kaya orang gila didepan leptop,sampai kakak kirain ada kebakaran tadi malam"kekeh kakaknya yang sudah menghentikan mobilnya didepan lahan parkir didepan kampus,aku sedikit terkejut saat mobil kak Dilo berhenti ku kira bakal diturunin ditengah jalan kaya difilm-film.
"Ya sudah kamu turun sekarang sudah tidak bayar naik mobil Kakak... pakai acara cemberut lagi kamu mau kakak tinggalin dimobil"ucap kak Dilo tegaan sama adik sendiri.
"Iya...iya besok Lina naik taksi saja kekampusnya besok setidaknya sopirnya tidak tegaan sama penumpang"sindirku Dandelina kemudian membanting pintu mobil hingga terdengar cukup nyaring,Leon yang masih berada dalam mobil sambil terdiam tidak lama kemudian tertawa pelan melihat tingkah adiknya yang tidak pernah berubah kemudian keluar dari mobilnya sambil meneteng tas dan bola basket ditangannya,tampak senyum manis yang cukup jarang dilihat orang lain terpatri diwajahnya seakan waktu berhenti saat melihat Deleon Gurent yang tampak manly lewat yang tidak peduli dengan tatapan Mahasiswa lain kepadanya ,so dia adalah salah satu the most wanted dikampus jadi dia sudah terbiasa akan kutukannya yang satu ini.
************
LINA POV
Hari ini yang indah tapi harus diawali oleh ledakan maaf maksudnya ledekan kakak gantengku yang mulutnya kaya sambel, pedas banget,terpaksa nanti aku harus menontonya dilapangan basket kan sayang kaset DVD kesayanganku dan merupakan dunia malamku harus terbuang dengan percuma, mana mahal banget Ya ALLAH tidak masalah harganya cuma beberapa dollar ini kasetku sudah kukumpul pas jaman smp sudah banyak sekali,makanya pas kerumah Ayah dan Ibu aku bawa 3 koper yang satu koper besar isinya kaset album dan poster serta segala pernak pernik Astro,BTS,EXO dan grup cogaan lain ada didalamnya.
Sudah kita bahas tentang dunia percogaan ya k-popers yang lagi baca,lagi santai sambil berjalan membawa buku ditangan dengan segala supreis berhadiah tugas-tugas kampus walau anak baru pun tidak ada pengecualian diuniversitas Nasional Saville Cabello atau disingkat NSC ini, jadi aku harus mengejar pembelajaran yang terlambat, ya ampun ini Kampus atau penjara otak sih tugasnya tidak ada yang mudah, mana dikasih waktu cuma 3 bulan untuk menyelesaikan tugas-tugas ini.
"Dandelina,kok lama banget capek tahu berdiri terus didepan gerbang kaya pantung"omel Arienda membuatku kaget pas lewat gerbang, kukira tadi aku tidak sengaja menginjak ranjau ternyata suara Arienda, aku lupa kalau dia niat tungguin aku didepan gerbang,'kaya patung' kan patung tidak bisa capek ada ada saja Arienda.
"Maaf ya Arienda tadi...itu salah kak Dilo dia lambat banget mengemudiakan mobilnya"ucapku maaf ya kak Dilo ampuni Princes cantikmu ini yang telah menzdolimi dirimu.
"Ya sudah kita pergi sekarang males aku disini bisa patah patah kalau berdiri terus"ucapnya sambil menarik tanganku dan berjalan cukup cepat dengan cemberut tadi kini sudah bertransformasi menjadi wajah bahagia ya elah kan keingat lagi sama Film kesukaan kak Dilo,itu loh yang mobil-mobil jadi robot,kini kami sudah berada didepan kelas dan tampak sekali kalau Mahasiswa yang rajin hampir semuanya sedang duduk tenang memengang buku ditangannya, cukup berbeda dengan kampusku yang lama,kukira tempat ini akan sama dengan kampus lamaku.
"Arienda kamu tahu tidak wanita kemarin itu siapa?"tanyaku pada Arienda disebelahku sambil melepaskan tasku dari punggung kemudian duduk.
"Iya kenapa kamu penasaran?"ucap Arienda menatapku hingga suara yang menusuk terdengar dari depan kami.
"Tolong jangan berisik disini kalau mau bergosip... tolong diluar saja, sekalian jangan masuk lagi"ucap seorang pria yang dingin didepan kami yang tidak pernah aku lihat kemarin ,perasaan kemarin kursi itu kosong deh.
"I..iya maaf"bukan aku yang menjawab tapi Arienda yang tampak gugup,kejam banget ni cowok.
"Kamu kenapa Arienda"bisikku pelan mendekatkan badanku keArienda seakan penasaran.
"shttt!!nanti saja Lina kita bicara pas istirahat"balas Arienda tidak kalah pelannya seolah takut menganggu Pria depan kami yang sedang membaca,aku pun mengangguk lalu menarik tubuhku kembali.
Dari punggung tegap dan lebarnya aku dapat mengetahui orang ini pasti orang yang tidak kalah tampannya dari kakakku Dilo dan juga suara bass yang tegasnya menambah kewibawaannya,kini aku berpikir kenapa aku dan Arienda terjebak dikelas seram dan suram seperti ini seperti tidak ada kehidupan padahal kelas lain biasa biasa saja tidak setegang ini.
***********
Dua wanita cantik dan humbel saling bercengkrama dibangku taman dibawah pohon rindang yang cukup besar tampak suara bising lainnya yang mengisi taman yang cukup besar itu, Mahasiswa dan Dosen lain yang berlalu lalang sambil membawa buku ditangan mereka bersama teman berjalannya,
Tawa yang mengelitik dari kedua wanita itu seakan tiada henti.
"Hmm...Arienda kamu tahu siapa pria tadi?rasa kemarin aku tidak melihatnya"tanya Dandelina yang diduduk sambil memegang Novel kemarin yang sudah hampir habis untuk dibaca makanya dia berniat menghabiskannya hari ini kemudian mengembalikkannya keperpustakaan.
"Owh dia kemarin memang dia tidak datang,kamu mau aku ceritain tentang dia?"tanya Arienda sambil melihat kanan kiri membuat Lina kebingungan.
"Kamu kenapa Arienda?"sahut Lina melihat gerak gerik temannya yang aneh seperti orang yang ketahuan mencuri.
"Oke aman,kamu mau tahu kan?" Ujar Arienda dan langsung diangguki oleh Lina yang penasaran.
"Dia Arion De Cabello salah satu pemilik kampus ini,aku pernahkan ceritain soal tiga saudara es dikampus ini ...nah Arion itu anak kedua... kakaknya namanya khataniel dia masuk dijurusan bisnis dan dekan jurusan Astrinomi,Atlet,Sastra bahasa internasional dia itu idaman banget dikampus setelah Arion dan ketiga itu Zeena dia adik Arion yang cantik seksi dan pintar makanya banyak cowok yang pengen dekat sama dia sayangnya Zeena itu pendiam,cuek dan hanya dekat sama kakak-kakaknya ,dia sendiri masuk jurusan Arkeolog,jadi banyak yang tidak berani mendekati ketiga saudara De Cabello karna reputasi dan sifat mereka,apalagi Arion dan Khataniel yang sangat tegas dan dingin dengan semua orang"ucap Arienda yang sangat semangat bercerita dengan semangat membara seperti api.
"Pantas kelas kita seram kalau pemilik kampusnya saja kaya gitu,huh!"gumam Lina sambil membaca kembali Novelnya dan mengacukan Arienda yang mendengus sebal karna cuma ditangapi begitu oleh Lina padahal dia sudah mengebu-gebu bercerita tadi dan sedikit takut jangan sampai ketahuan sama orang yang digibahinya kan bisa jadi masalah besar bahkan dia bisa dikeluarkan dari kampus karna mengosipi orang-orang penting diuniversitas Nasional Saville Cabello.
"Kamu tahu tidak yang menabrak kamu itu Zeena De Cabello waktu itu?!"ucap Arienda seakan acuh karna diselingkuhi oleh Novel yang dipengang oleh Lina.
"Jadi dia yang nabrak aku pas didepan perpustakaan?"tanya Lina sedikit tersentak dan Arienda kini hanya mengangguk acuh.
"Kok diam saja Arienda kan Lina lagi tanya"ucapnya sebal sambil memandang Arienda yang kini diam membaca Novelnya sendiri.
"Ikh dasar"gumam Lina sebal sedangkan Arienda cuma menahan senyumnya,kemudian melanjutkan bacanya hingga dia teringat sesuatu yang menurutnya cukup penting.
"Hari ini katanya ada lomba basket antar kampus dilapangan basket kita kamu mau nonton tidak?"tawar Arienda sambil tersenyum dan menutup Novelnya,mata Lina membulat dia seperti mengingat sesuatu yang dia lupakan.
"Astagah ya Allah Lina lupa"jerit Lina ketika ingat bahwa dia harus menonton kakaknya Deleon main basket bukan karna dia kepengen nonton kakaknya main basket karna dia lebih sayang dengan para pangeranya kemudian Lina berdiri dan berlari kencang kelapangan basket sambil menarik tangan Arienda yang terus bertanya kebingungan.
"Sial !!!Kaset k-pop,dvd drakorku"batin Lina sambil membayangkan barang-barangnya itu dibuang ketong sampah seperti para mantannya .
Share this novel