Dandelina Gurent terlihat sangat kesal,dia tampak menyiapkan segelas cofe untuk seseorang yang ingin rasanya dia mencekik orang itu sampai mati,dia tidak menyangka ucapan pria itu, bebebrapa hari yang lalu benar-benar tarjadi.
"Ckck!!Menyebalkan"gumam Lina sambil membuat secangkir teh untuk pria gila yang kemarin melemparnya dari atas bangunan rumah yang setinggi seratus meter dibawah tanah, sungguh dia tidak pernah mendapat penyambutan yang luarbiasa seperti itu,ingin rasanya Lina mencampur sianida kedalam cofe Arion agar pria dapat tenang dialam baka sehingga tidak dapat menganggu hidupnya.
Sekarang Lina benar-benar dijadikan pelayan oleh Arion,seharusnya Lina yang menindas pria itu karena dia punya rahasia Arion, kenapa jadi dia yang ditindas pria sombong itu,kepalanya benar-benar sakit memikirkan bagaimana cara kabur dari tempat terkutut ini, walau tahu cara kabur dari rumah ini,dia tidak tahu jalan pulang kerumahnya ,hutan ini sangat luas dan katanya banyak hewan buas disekitar rumah ini.
"Kemana pria gila itu berada,kenapa susah sekali mendapatinya ?"dia sudah selesai membuat cofe untuk Arion dan kebingungan karna tidak tahu keberadaan pria yang selalu menghilang-hilang itu,mulai tadi pagi Fendarik datang kekamarnya dan mengantarkan pakaian pelayan khusus untuk Lina,Lina terpaksa menerimanya jika dia menolak maka nyawanya harus berada diambang kematian lagi.
"Fen!"panggil Lina ketika melihat Fendarik yang berjalan dengan pakaian formalnya kemudian pria itu berbalik dan menghampiri Lina.
"Ada apa nona?"tanya Fendarik ketika sudah berada dihadapan Lina,Fendarik baru saja pulang membeli pasokan makanan untuk satu bulan, bersama seorang pelayan wanita yang sudah paruh baya.
"Apa kau melihat pria itu?"ucap Lina sambil memengang nampan yang berisi segelas cofe dan kue kering yang dia dapat dilemari pendingin.
"Pria itu?maksud nona tuan Arion?"tebak Fendarik yang kurang mengerti maksud Lina dan gadis didepannya mengangguk membenarkan ucapannya.
"Tuan berada dihalaman belakang dan sebaiknya nona jangan melihatnya jika tidak ingin menyesal,biar saya saja yang membawanya"Fendarik seperti melarang Lina untuk pergi kebelakang rumah Arion,tapi Lina harus pergi kesana karena pria itu sendiri yang mengatakan bahwa Lina yang harus membawa cofe itu sendiri.
"Tapi dia menyuruhku membawanya sendirian"ucap Lina ketika Fendarik menawarkan bantuan untuknya,memangnya apa yang dilakukan pria itu dibelakang rumah?sampai Fendarik mengatakan hal itu padanya.
"Baiklah,saya pergi dulu nona"baru saja Lina mau menanyakan kemana arah untuk menunju kebelakang rumah,Fendarik sudah pergi duluan,rumah ini sangat luas bahkan sudah lima kali dia tersesat dirumah ini.
Fendarik pergi untuk membereskan kamar tuannya Arion sendirian karna hanya dirinya lah yang boleh masuk kekamar itu untuk membersihkannya,hanya dua ruangan yang tidak boleh ia masuki tanpa izin,dan hanya Fendarik yang diberi akses untuk masuk keruangan pemting dirumah ini,dia bahkan sudah tahu setiap tempat dan ruangan dirumah megah ini,tidak ada pelayan lain yang boleh masuk kecuali mereka mau membayarnya dengan kedua matanya,Arion tidak suka bila kamar dan ruangan pribadinya dimasukki sembarang orang.
Setelah bertanya kepada pelayan lain akhirnya Lina dapat menemukan jalan menuju halaman belakang,firasat Lina saja atau memang Lina tadi melihat wajah gemetaran mereka ,ketika menujuk arah halaman belakang dan hal itu membuat Lina semakin curiga.
Suara geraman dan minta tolong mengisi kesuyian ketika kaki Lina sedikit lagi keluar dari pintu yang menuju langsung kehalaman belakang,kakinya gemetaran dan jantungnya berdebar dengan sangat kencang,nampan ditanganya sedikit terguncang kemudian Lina berjalan dan menaruh nampan itu dimeja yang cukup dekat dari pintu, dia membuka pintu itu perlahan,dia ingin tahu apa yang terjadi disana.
Matanya melebar ketika mengintip dibalik sela pintu ,yang dia lihat adalah seorang pria digantung dengan tubuh memar dan berdarah,kedua pria didepan pria malang itu cuma menikmati pria didepan mereka dicambuk oleh pria berbadan besar dan kekar,Lina kembali menutup pintu itu perlahan dan berniat untuk pergi dari tempat itu,tidak kali ini Lina jangan masuk lagi kalau tidak ingin dalam bahaya,kata-kata itu dia ucapkan dalam dirinya,ada niat untuk membantu pria itu namun dia masih ingin hidup.
"Keluar!!selangkah lagi kau pergi... kakimu kupatahkan"ucap pria itu dengan nada tinggi membuat Lina bergeming,bagaimana pria itu tahu bahwa dia berada disini,keringat didahinya bercucuran dan kakinya takut untuk melangkah pergi, mengingat pria itu tidak pernah main-main dengan ucapannya.
Nampan itu dia ambil kembali dan melewati pintu itu, yang dia lihat adalah dimana pria yang digantung itu, dicambuk habis-habisan dengan auman kesakitan,Dan Arion hanya menyeringai kearah pria itu sungguh pria didepannya adalah iblis yang tidak segan-segan mengambil nyawa seseorang.
"I-ini mi-minumanmu"ucap Lina terbata-bata dan meletakan cangkir berisi cofe dan piring berisi kue kering itu dimeja yang berada depan Arion,pria itu menatap Lina tajam kemudian berdiri dengan angkuh memasukkan tangannya kedalam saku celannya.
"Ada apa hmm....kemana suara gadis yang selalu membangkang itu"sarkas Arion ,menyindir gadis yang tampak takut dihadapannya.
"Apa maksudmu?"Lina merasa kesal dengan ucapan pria itu,Arion kemudian menarik tangan Lina menuju pria yang disiksa itu, sedangkan Khataniel yang berada disana langsung berdiri karena cukup kaget walau wajahnya tetap kaku dan datar,mengapa Tuannya menarik gadis itu kesana?,dari awal Khataniel sudah tahu siapa sebenarnya Dandelina Gurent bahkan sampai kerencana menjebak gadis itu kerumah ini ,cuma satu yang tidak dia mengerti sampai saat ini kenapa gadis itu masih hidup.
"Berhenti!!!"titah Arion seperti membentak penjaga itu berhenti mencambuk pria itu,Arion memiliki hampir ratusan penjaga yang menjaga keamanan rumah ini serta hutan disekitarnya dan Lina sama sekali tidak tahu bahwa rumah yang dia kira sepi karna pelayannya hanya 5 orang lebih memiliki ratusan penjaga,cctv dan keamanan tingkat tinggi, mengingat Arion bukan manusia pada umumnya tapi juga dia juga punya banyak musuh bisnisnya,saat Lina menemukan rumah ini, keamanan dilemahkan untuk sementara agar gadis itu tidak curiga dan bisa masuk dengan mudah untuk meminta bantuan.
Arion mengambil sebuah busur dan tiga anak panah yang berada didekatnya ,entah apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu,Lina yang terdiam dan merasa kasihan kepada pria yang meminta tolong kepadanya, tiba-tiba tersentak karena Arion melemparinya busur dan tiga anak panah tersebut.
"Panah orang itu atau kau yang jadi target memanahku,ini hukuman karena berani kabur"Lina melongo kaget dan langsung mengelengkan kepala,tentu saja dia tidak akan mau membunuh orang dan dengan santainya pria itu menyuruhnya memanah seseorang,apa dia benar-benar sudah tidak waras?.
"Satu kali kau meleset , maka panahku akan menembus tubuhmu"ucap Arion kejam yang kini berada dibelakang Lina sambil mengangkat busurnya dan menjadikan Lina sebagai targetnya.
"Aku tidak mau kumohon....ka-kau bisa menyuruhku apapun ta-tapi a-aku tidak akan me-membunuhnya " ingin rasanya dia menangis tapi semakin dia menangis pria Itu hanya akan meledeknya,dia tidak ingin membunuh pria didepannya,dia bukan pembunuh lebih baik dia mati dari pada harus jadi pembunuh.
"Baiklah jika itu maumu"Arion mengeram marah ketika Lina menolak perintahnya untuk membunuh pria itu,pria itu adalah kolega bisnisnya yang berani ingin menghancurkan perusahaannya dengan membakar dua pabriknya,Arion tak peduli soal kerugiannya yang sudah mencapai 5 miliyar karena baginya dia sudah memiliki banyak uang yang entah untuk apa dia menyimpan kertas-kertas kecil itu.
Trak!
Satu anak panah Arion mengenai mengenai bahu Lina,Lina mengigit bibirnya menahan sakit kini bahunya sudah berdarah,Khataniel yang melihatnya hanya diam tak peduli,dia sudah biasa melihat tuannya menyiksa manusia bahkan lebih sadis dari itu,dia bingung tuannya tidak pernah melesat dan biasanya target tuannya selalu mati hanya sekali panah yaitu langsung menembus jantung musuhnya.
"Akh"Lina menringis kesakitan dan Arion tidak peduli ,sampai gadis itu menembakkan panahnya kearah pria didepannya.
Trak!
Anak panah kaduanya menembus kulit kaki Lina ,kaki mulus dan putih bak porselen kini tertancap anak panah dan Lina terjatuh karena tidak kuat menahan bobot badannya lagi,Arion yang melihat itu menurunkan busurnya kemudian memandangi gadis yang terjatuh itu.
"Kau benar-benar iblis"lirih pria itu dengan darah mengalir dibibirnya,dia memandang Arion dengan tatapan benci dan Arion tidak peduli tapi Khataniel dia langsung mencekik orang itu hingga tak bernyawa lagi.
Dia langsung membopong tubuh gadis itu dan membiarkan Khataniel menyelesaikan masalahnya dengan manusia serakah itu,dia berjalan menyusuri rumahnya dan kini berada dia berada didepan kamar gadis itu, tanpa harus menaiki lift atau tangga karena kamar Lina berada dilantai bawah.
"Fendarik"ucap Arion cukup keras dan langsung meletakkan tubuh rapuh itu diatas ranjang setelah mencabut panah yang menancap ditubuh Lina tanpa merasa jijik melihat darah yang berceceran dibaju gadis itu.
"Iya tuan ada apa?"tanya Fendarik yang datang terburu-buru menemui tuannya,matanya terbelalak melihat gadis yang kemarin malam itu tergeletak diranjang dengan baju yang ternodai darah.
Fendarik berdehem pelan dan langsung kembali memandanggi tuannya,Arion yang menatap tajam kearah pria itu berani menatap gadis diatas kasur itu tanpa melihatnya yang ingin bicara.
"Panggil dokter kemari dan awasi dia"ucap Arion datar dengan tangan yang terkena darah Lina,tidak pernah ada seorang dokter manusia pernah datang kemari selama ini.
"Baik tuan!"sahut Fendarik dengan hormat dan Arion pergi melewatinya tanpa sepatah katapun,huft dia sudah terbiasa melihat musuh tuannya mati tapi mengapa kali ini tuannya menyuruhnya memanggil seorang dokter,dia menatap penuh harap ke gadis itu ,berharap gadis itu dapat merubah sikap dingin tuannya,jika ditanya soal tuannya, dia sudah tahu bahwa tuannya bukanlah manusia tapi dia tetap setia karna suatu alasan dimasa lalu ,membuatnya mengabdi pada Arion De Cabello.
Share this novel