Part VI

Romance Series 2996

Lembaran demi lembaran novel kecil yang terselip ditelapak tangan seorang gadis terus terbuka,mentari senja menyinari balkon tempat ia membaca novelnya sambil termenung memikirkan hal pahit dan mendesah pelan ,sudah seminggu sang Ibunda meninggalkannya bersama Kakak dan Ayahnya.

Matanya kini menatap lembaran novelnya seakan esok ia tak dapat membacanya lagi,ketukan ringan dipintu terus bergema tapi sang pemilik seakan tuli dan hanya fokus pada novel The Secret Live's hadiah dari wanita yang berharga dihidupnya,sebuah novel inspirasi tentang kehidupan dan ia memang membutuhkan motivasi saat ini.

"Sayang...are you okey, baby Li ?"ucap Pria bernama lengkap Theodore Gurent yang memakai setelan lengkap,wajahnya seakan sendu dan sedikit berantakan melihat wajah Putri kecilnya agak murung,ia mengira sang Putri sudah tidak merasa terlalu sedih lagi.

"Hmm...ya Lina baik,ada apa yah?"tanya dan langsung memalingkan wajahnya saat Ayahnya memanggilnya dengan sayang,senyum kecil terpatri dibibirnya dan menutup novelnya.

"Sudah makan?"tanya Ayahnya yang sedang duduk disampingnya.

"Sudah tadi sama Nenek,Ayah baru pulang kerja ya?"tebaknya dan Ayahnya hanya mengangguk,dia memanghabis bertemu dengan kliennya dan baru bisa pulang sore jika bisa ia akan pulang lebih cepat kalau tidak ada masalah dengan Kliennya yang terlibat dalam kasus pembunuhan karna dituduh sebagai pelaku dalam kasus pembunuhan tersebut yang sebelumnya hanya terdakwa saja.

"Pantas Lina cium bau kaos kaki busuk"candanya sambil tertawa terbahak-bahak.

"gadis nakal!! mana mungkin Pria sekeren Ayah ini bau kaos kaki "ucap Ayahnya yang sedang berpura-pura marah dan mencubit hidung putrinya hingga menjerit.

"Akhh...stop Ayah...Akh sakit ampun!!"mohonnya sambil menyatukan kedua tangannya didepan wajah.

"Dasar kalau bukan anak Ayah, udah Ayah lempar kamu dari balkon"ketusnya dan terkekeh pelan ketika melepaskan cubitan dihidung Little Princesnya yang sudah memerah seperti tomat.

"ngapain saja dibalkon sendirian?"dia sangat merindukan moment kebersamaannya ini dengan putri semata wayangnya.

"Lagi bosan aja yah,soalnya Lina rindu sama kampus,kak Michelle dan jugal..... Ibu"dia sedikit memelankan suaranya dikata terakhirnya.

"Nanti kamu bakal dapat teman baru kok dikampusmu nanti dan kalau soal Ibumu,Ayah hanya bisa bilang kalau Ibumu saat ini sedang bahagia disurga sayang dan juga pasti rindu sama putri kecilnya ini"ujarnya dan membelai rambut Dandelina dengan kasih sayang.

"Ayah ,Jadi kapan Lina kembali kuliah Yah?"tanyanya menatap sang Ayah yang duduk didekatnya dengan pandangan memelas ,jujur ia cukup bosan jika terus berada dirumah seakan dipenjara.

"Lusa kamu kuliah bisa lagi sama Leon"sahutnya menatap anak keduanya bersama Sarah,istri tercintanya.

"Maksudnya,Lina dan kak Dilo satu kampus gitu ya ,Yah?"serunya sambil berpikir,ia tampak imut saat memikirkan sesuatu.

"Hmmm....kenapa kamu enggak suka bareng kakakmu?"dan disambut gelengan kalau ia tak setuju dengan kata Ayahnya,dia senang kalau bakalan satu kampus dengan kak Dilonya.

"Kalau gitu,Ayah pergi kekamar dulu lalu mandi supaya enggak dibilang bau lagi"lirihnya dengan wajah tampak memelas.

"Ya sudah sana gih,Yah"sambil mengayunkan tangannya berpura-pura mengusir sang Ayah.

"Mau jadi anak durhaka kamu?sampai tega ngusir Ayahmu ini"lirihnya dengan wajah bete jujur Ayahnya memang tampak begitu imut saat ini sampai ia tak tahan untuk tertawa.

"Hahahha......Enggak usah pake Drama Quen dikamar Lina Ayah"tawanya,Ayahnya memang adalah pahlawan baginya.

"Sudah gih Ayah pergi mandi saja,hidung Lina sakit cium bau ketek Ayah yang udah nyebar"ejeknya dan berpura-pura memencet hidungnya dengan memasang muka seolah olah sangat menderita.

"Hehehehe....ya udah Ayah mandi tapi jangan salahkan Ayah kalau nanti sudah mandi banyak cewek yang ngantri depan rumah"kekehnya sambil membelai rambut dan mencubit pipi Lina dengan lembut,Lina hanya tersenyum kecil melihat Ayahnya yanh sudah pergi ditelan pintu kamarnya.

"Paling juga cewek yang nyasar masuk hutan doang yang kerumah...hehehheh"batinya tak habis pikir dengan cara Ayahnya yang sedang menghiburnya so he is the best father,Ayahnya yang dingin dengan orang lain tapi berbanding terbalik saat bersama keluarganya bahkan rela terlihat konyol demi melihat senyum dari Ibunya Sarah.


*********

"Bibi dan Nenek beneran jadi pergi hari ini?" Sendunya,pagi ini Paman,Bibi serta Neneknya akan pulang ke Prancis,saat ini mereka sedang berada diteras rumah dan juga ada Deleon dan Ayahnya disana untuk membantu Paman Joe mengangkat barang-barang bawaan ke bagasi mobil.

"Iya nanti kami bakalan sering berkunjung kemari saat Pamanmu sedang tidak sibuk" ucap Bibinya Sandra dan memeluk Ponakanya sambil mencium kedua pipi gembul Lina.

"Nenek juga bakalan sering kemari sama Paman dan Bibimu,ingat belajar yang rajin dan jangan sering begadang nonton pria cantik lagi"ujar Nenekku membuatku tertawa pelan'pria cantik' aku tahu pasti maksud Nenek itu adalah Bagtan Boy atau BTS ,aku memang udah lama ngefens sama mereka because bukan cuma modal ganteng doang tapi mereka pintar banget ngedance dan nyanyi.

"Hehehe...iya Nek,Lina usahain enggak khilaf sampai begadang"jawabku membuat Nenek berdecak sebal dan Bibi cuma tersenyum kecil melihat kami.

"Sandra!!Ibu,ayo kemari keburu Pesawatnya terbang duluan nanti"jerit Paman dan memanggil kami bertiga kesana.

"Nanti kapan-kapan kami kemari lagi "ucap Paman Joe berpamitan kepada kami seraya memelukku dengan sayang begitu juga Nenek dan Bibi yang ikut berpamitan.

"Leon jagain adikmu kalau Bibi enggak ada ya"Bibinya Casandra yang sedang memberi amanah kepada kakaknya Leon untuk menjaganya.

"Siap Bi,Leon bakalan jaga Lina dari orang jahat dan juga pria playboy supaya enggak sakit hati...heheh"ucapnya dengan tegas dan membuat kami ketawa melihat tingkah anehnya.

"Ckck!bilangnya bakalan melindungiku dari playboy padahal dia sendiri yang paling sering gonta-ganti pacar"bantiku menyeruak seakan ingin meremukkan kakak seksiku ini.

Mobil yang mengantar Paman,Nenek dan Bibiku pun pergi meninggalkan kami yang berdiri diteras sambil menatap mobil yang telah pergi itu,rasanya hatiku cukup sedih ditinggal Nenek karna Nenek wanita kedua yang aku sayang setelah Ibuku,coba aja Nenek tinggal bareng Lina pasti bisa bareng Nenek terus dan tidak harus lihat Ayah dan kak Dilo kesepian.

"Lin!kita masuk kedalam ya,besok kamu kan sudah mau masuk kuliah bareng kakak"ujar kak Dilo sambil merangkulku masuk kedalam dan diikuti oleh Ayah dibelakang kami.

"Lina...Dilo!!kita makan siang dulu ya"ucap Ayah karna melihat Putra dan Putrinya yang sedang duduk disofa depan TV layar lebar 45 inci sambil menonton dan hanya Leon yang tampak senang sedangkan Lina dia bahkan enggak tahu itu film apa yang dia lihat cuma motor-motor yang ngebut asal-asalan,sungguh dia ingin rasanya mingat aja.

"Iya Ayah,Lina dan Ayah duluan aja,Leon mau nonton motor Gp dulu"ucapnya dan hanya melirik Ayah sebentar.

"Yuk Yah kita makan bareng enggak usah pikirin kak Dilo biarin saja dia mati kelaparan!!"deliknya kemudian menarik tangan sang Ayah untuk pergi dari ruang tamu meninggalkan Leon sendirian yang tampak tak terganggu oleh kata-kata ketus dari adiknya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience