Dibumi 3 abad yang lalu dimana terus terjadi perang yang silih berganti,menciptakan kerusakan yang parah serta kerugian yang ditanggung oleh rakyat miskin,ribuan prajurit mati di mendan peperangan dengan membawa kehormatan atas perjuangan melindungi bangsanya,keserakahan para pemimpin seolah tak pernah kenyang menikmati satu bangsa.
Perang saudara diSpanyol antara wilayah selatan dan utara terjadi karena pembagian wilayah yang tidak rata menyebabkan krisis panjang yang tidak pernah selesai,para pemimpin yang tidak ingin mengalah satu sama lain terus meluncurkan perlawanan.
Stretttt!
Ting!
Seorang pria yang maju menyerang dia memimpin paling depan,pria yang tampak pemberani dengan pakaian perang terus menghunuskan pedangnya melawan musuh dari wilayah utara yang mencoba menyerang dimalam hari.
"Mundur!!!!!"teriak seorang pria yang mengunakan tudung berwarna hitam sambil mengangkat pedangnya keatas untuk memerintah prajuritnya yang memakai tudung yang sama dengannya,mereka adalah pemberontak dari wilayah Utara yang berani menyerang pemukiman penduduk dimalam hari sebelum peperangan yang sebenarnya esok hari,mereka sengaja menyerang dimalam hari untuk memata-matai serta mengahancurkan pemukiman wilayah selatan agar mereka mengalami kekalahan esok hari.
"Jangan biarkan mereka kabur...tangkap mereka semua"teriaknya ketika para musuhnya berlari karena kalah,para prajuritnya memburu 10 prajurit dari utara tersebut dengan memacu kudanya dengan cepat.
"Sialan tidak akan kubiarkan mereka kabur begitu saja"pria itu adalah panglima perang wilayah selatan,wajahnya mengeras sambil memacu kudanya semakin cepat,jubah perangnya terkibas oleh angin,dia tidak peduli jika ini sudah malam,dia akan mencari dan menangkap para bajingan itu sekarang juga.
Suara jeritan kuda panglima tersebut memberontak mengangkat kedua kakinya,bukan hanya kudanya yang memberontak tapi seluruh kuda milik prajuritnya juga ikut memberontak,angin kencang menerpa mereka entah dari mana datangnya.
Duarkh!!!!
sebuah meteorit menebus bumi hingga memicu batuan tersebut terbakar setelah melewati atmosfer,meteorit itu terjatuh sedikit jauh dari para prajurit selatan,para kuda itu terus memberontak membuat para prajurit kesusahan untuk mengendalikan kuda-kuda mereka.
"Apa itu?"panglima perang itu kebingungan ketika melihat benda bersinar jatuh dari langit hinggga menyebabkan gempa dan tanah diarea bukit retak,dia melihat diatas bukit ada benda asing yang bersinar diantara pohon-pohon yang terbakar.
"Pergi dari sini!!!"titahnya menarik tali kudanya menjauh dari bawah bukit dan diikuti oleh prajurit lain,tanah diatas bukit sebentar lagi akan longsor jika mereka tidak pergi sekarang juga.
"Panglima Rowlen apa yang harus kita lakukan sekarang"mereka sudah berada cukup jauh dari bukit itu,para prajurit lain menunggu perintah dari panglima perang mereka.
"Biarkan saja dan suruh dua orang prajurit besok untuk cari tahu benda apa itu tadi dan bawa kehadapanku sebelum perang berlangsung siang nanti"dia memalingkan wajahnya kearah salah satu prajurit kepercayaannya,dia lebih membiarkan para pecundang itu kabur daripada membahayakan nyawa puluhan prajuritnya pemberaninya sia-sia.
"Baik tuan"sahut pria itu kemudian memacu kudanya kebelakang barisan dan depan mereka adalah panglima perang Porius Rowlen yang sangat terkenal akan kebaikannya dan keberaniannya yang sudah mengahabisi musuh sebanyak 2.000 pasukan bangsa benua lain yang berani menjajah bangsanya.
" kembali keistana SEKARANG"para prajurit menyahut dengan lantang ketika panglima mereka memerintahkan untuk kembali.
***********
Keesokan harinya.
Ruangan dengan ornamen klasik dengan dinding terbuat dari bebatuan keras,seorang pria yang memakain baju perangnya hari ini adalah hari besar bagi bangsanya yang dulu dikenal sebagai wilayah selatan Spanyol.
"Berjanjilah kau akan pulang dengan selamat Porius"seorang wanita yang membantunya memakai baju perang,meneteskan air matanya menatap sang suami yang akan bertempur lagi.
"Aku berjanji akan pulang...jika aku tidak pulang kumohon rawatlah dia"Porius menunduk sambil mengusap pipi istrinya, sang istri mengangguk ketika mendengar ucapan suaminya dan dia langsung memeluk suaminya,kini dia telah menagandung 8 bulan yang tak lama lagi akan melahirkan dan suaminya akan pergi mempertaruhkan nyawanya lagi.
"Berikan ini pada anakku nanti ketika dia sudah lahir"Porius menunjukkan sebuah batu emerald yang cukup besar.
"Tidak...hiks ....kau yang harus memberikannya nanti Porius"dia menolak batu cantik berwarna kehijauan itu dan langsung memeluk suaminya dan suaminya hanya mengelus pungung rapuh istrinya.
Tok!!
"Masuk!!"sahut Porius dan melepaskan pelukannya ketika mendengar ketukan dipintu dari luar.
"Maaf panglima tapi pasukan sudah siap diluar dan raja memanggil anda sekarang"seorang prajurit biasa membuka pintu itu sambil membungkuk hormat.
"Pergilah dan katakan pada yang mulia....aku akan kesana sekarang"ketika prajurit itu pergi,Porius mencium kening istrinya dan pergi keluar kamar setelah mengambil pedang dan juga perisainya.
"Porius...."gumam Carolin Rowlen istri dari panglima perang Porius Rowlen,dia menatap sang suami yang pergi bersama prajurit lain melalui kaca jendela sambil menangis dan tangannya mengenggam erat batu pemberian suaminya,yang dia tidak tahu mengapa suaminya memberikan batu ini kepadanya,dia akan terus menunggu Porius suaminya dan dia percaya bahwa Porius tidak akan pernah melanggar janjinya pada dirinya.
Share this novel