Arienda yang terus bawel bertanya aku diapain saja sama tuh kutub utara ya aku jawab asal aja diajakin kencan sama Arion,dan dia cuma teriak-teriak enggak jelas enggak percaya, mau rasanya aku teriakin dia hello kamu teman aku kan?terus kenapa enggak bantuin tadi kutil badak,masa teman mau ditindas enggak ditolong.
"Aku lapar,kekantin yuk"ajakku,kami sedang ada ditaman,sebenarnya ini jam pelajaran untuk simulasi pembedahan tubuh manusia dilab,nah aku suka banget kalau praktek gituan mau gimana lagi dari pada diterkam lagi sama harimau ganas itu lebih baik kabur dah.
"Aku sudah makan tadi, pas jam istirahat "what jadi pas hidup aku lagi diambang kematian dia malah enak-enakkan makan dikantin dong, malah cengegesan lagi ni bocah,enak kali ya ni bocah dilempari kuali biar tahu rasa.
"Kekelas yuk Lin,aku malas disini bosan tahu"ucapnya bete,tentu aku enggak mau bolos sendirian kemudian dihukum sendirian kan enak kalau ada temanin.
"Bolos yuk kita nonton cogan lagi olahraga"berasa kaya setan aku ngajakin orang bolos, daripada boring lebih baik nontonin para cogan universitas nasional saville Cabello lumayan geratis.
"emang kamu enggak takut dihukum?kalau sampai ketahuan dekan bisa barabe,ini aja kita kaya main petak umpet"ucapnya mengebu-ngebu sampai ada asapnya cuk,bukan Dandelina kalau enggak tahu caranya lolos dari mata sharingan pengawas kampus, enggak tahu saja dia gimana sepak terjangku kaya pas sma.
"Akh masa bodoh,yuk"langsung pergi kelapangan kampus,sorry ya aku bukan cewek baik,polos dan manis ya aku mah apa adanya ya kalau bosan cari hiburan lah nyengerin mata dengan yang manis-manis.
"Ya udah deh aku ikut"ucapnya sepertinya Arienda enggak ikhlas gitu diajakin bolos.
Kita sampai dilapangan Football,susah juga cari lapangan yang isinya ada cogan,gimana enggak susah ,ini kampus atau istana sih oh good masa ada 10 lapangan terpisah-pisah,katanya sih kalau berdekatan bisa ricuh ya dipikir sih juga gitu bayangin aja lapangan basket , bulu tangkis,Football,sepak bola dan sebagainya ya guys didekatin kaya orang pdkt bisa kaya hancur gara-gara rebutan lapak.
Lapangan Football lumayan luas sih enggak kalah luas sama lapangan basket,nah aku sama Arienda nih ya paling duduk dipinggiran lah supaya tidak ketahuan sama dosen yang lagi mengajar.
"Wihh ganteng banget tuh cowok"salutku lumyanlah tapi masih gantengan Ayah dong sama prince-prince koreaku,skillnya keren pasti kuat banget deh bisa nembus banyak cowok didepannya sambil lari bawa bola coklat itu.
"Owh kak Rafael,sorry ya Lin dia udah punya pacar"ucapnya sambil senyum-senyum.
"Siapa emang?"tanyaku memandangnya heran,kesempatan pdkt pupus lagi selamat menjoblo lagi,sampai kapan coba nih status jomblo hilang apa tunggu sampai nenek-nenek mungkin,masa kakak playboy adiknya jomblooooo terussssss kapan majunya?kapan beloknya?ya elah kenapa berasa jadi tukang pakir sih.
"Aku"jawabnya sambil nyengir kearahku,tunggu whattt Arienda udah punya pacar jadi tinggal aku dong yang jomblo.
"Akh beneran kamu Arienda?"ucapku sponta enggak percaya.
"Iya,kak Rafael emang pacarku tapi jarang ketemuan karna kayanya dia sudah punya penggantiku yang lebih sempurna"ucapnya lesu sambil menunduk dan mengigit bibirnya,ckc muka aja yang ganteng padahal tukang selingkuh huuuu.
"Putusin aja tuh orang ,ngapai coba bertahan untuk orang yang jelas-jelas udah enggak mau sama kamu"Arienda cuma ngangguk sambil ngelirik ke aku sambil tersenyum,dasar emang tuh cowok dia kira cewek itu mainan apa kalau bosan langsung dibuang kaya sampah.
Aku menatap tajam kearah yang kukenali namanya Rafael,cowok kaya gini enaknya diapainnya,Songong banget setelah lawannya kalah dia malah ketawa bukannya bantuin orang yang jatuh didepannya.
Bayangan apa itu, kaya ada yang lagi ngintip deh,aku doain semoga yang gintip sembarangan kaya gitu belekan matanya,enggak sopan banget deh paling kerjaan orang kepo lagi.
"Kamu mau kemana Lin?"ucap Arienda sambil mengengam tangan kananku erat.
"Kamu kekelas gih nanti aku nyusul kan pergantian mata pelajaran udah lewat"ucapku sambil melihat jam ditangan kiriku dan tersenyum kearahnya.
"Iya deh"ucapnya dan aku pergi mengikuti rasa penasaranku,sepertinya dibalik pilar itu deh tadi sumber bayangannya.
"Hallo...ada orang disini"sahutku pelan berjalan kepilar itu, hawanya dingin atau aku yang ketakutan ya dan pas mau mau melihat kebalik pilar itu dan boommm.
"Akh!!!!"jeritku untuk jantungku enggak copot ya Allah,oh good tiba-tiba ada tangan yang langsung narik tanganku.
"Berisik!!!!diam bodoh!!!!!"bentak orang itu,hellloooo hony banie banie woyy harusnya aku yang marah.
"Lepasin engg-hmpt...hmptt"mulutku kesumpal sama nih talapak tangan kekar, baru kepalaku sandar didada berototnya ,omg Arion kalau dilihat-lihat ganteng banget ya coba aja hatinya juga lembut selembut kain kafan,Lin sadar Lin dia itu malaikat maut.
" terpesona nona"dan Arion memandang wajah yang berada dalam dekapannya,dia tersenyum sombong melihat wanita itu menunduk sambil berguman diotak kecil yang kosong itu tanpa bertanya, dia sudah tahu apa yang dipikirkan gadis itu,dia membekap mulut gadis itu karna terlalu berisik.
Arion berada ditempat itu bukan untuk mengikuti Lina,ketika mengunakan teleportasinya untuk pergi kerumahnya malah dia berada ditempat yang salah dan wanita ini langsung datang dengan kurang ajarnya berteriak bagaimana jika ada orang lain disana,dia tidak mau menodai nama baiknya karna dikira melakukan tindakan senonoh kepada wanita.
Lina menggigit tangan Arion sampai berdarah,dan Arion spontan mendorong gadis itu bukan karna merasa sakit tapi kaget ketika melihat tangannya berdarah darahnya bukan berwarna merah melaikan berwarna hijau ,bisa gawat jika ada orang lain melihatnya.
"Ma-maaf apa kau baik-baik saja,aku akan mengobatimu"cemas Lina dia tidak tahu bahwa gigitannya dapat melukai pria itu sampai berdarah,mungkin dia menginggitnya sampai kesal sih makanya sampai berdarah.
"Kau nakal juga hmmm.....kau tahu apa balasan yang akan kau dapatkan untuk ini"Arion memasukkan
Tangannya kedalam menyeringai kearah gadis itu,Lina yang menelan air liurnya kemudian melangkah kebelakang dan langsung lari,Arion yang melihatnya hanya terdiam dan tersenyum sinis kearah mangsannya kabur.
Dandelina yang tak tahu mau lari kemana,yang dipikirannya dia harus menjauh dari malaikat mautnya itu.
'Sepertinya sudah aman deh'batinnya, dia menyender ditembok putih entah dimana dia sekarang ya Lina belum paham betul soal denah kampusnya.
"Lelah?apa kau mau minum"Lina yang melirik kearah sebuah tangan yang menyondorkan air minum kapadanya,dia mengangguk dan meminumnya sampai tandas tak peduli siapa pemilik air minum itu,dia sangat haus.
"Terimah ka-"ucapan Lina terpotong ketika melihat siapa penyelamatnya,mukanya langsung kaget bukan main bagaimana pria itu bisa berada didekatnya.
"Tak perlu berterimah kasih nona,karna kau akan mendapat kemurahan hatiku nanti"ucap Arion dingin dia menyender ditembok yang berada dekat dengan Lina sambil bersedekap dada dengan mata terpejam dan kaki tertekuk menyentuh tembok.
"Kumohon aku tak punya salah apa-apa padamu"decak Lina dia tidak mau hidupnya berasa diteror terus bisa gila dia kalau begini terus.
"Kau melihatku waktu itu dan menggigit tanganku"ucapnya santai dan tersenyum sinis karah wanita itu,sungguh selama 400 ratus tahun dia tak pernah melakukan hal sekonyol ini, ya rasanya lumayan menyenangkan menakuti gadis kecil yang berada didekatnya.
"Aku bersumpah akan melupakan semua hal yang berkaitan denganmu dan untuk tanganmu aku sudah minta maaf padamu kan"ucapnya memelas dan Arion tak peduli mau dia diberi muka babyface dia tidak akan peduli.
"Maaf tidak akan menghilangkan lukannya dan lagi kau sudah janji menjadi pelayanku"ucapnya cukup menyebalkan,sungguh orang ini minta dicekik atau dibunuh sekalian.
"Kapan aku bilang mau jadi pelayanmu"perotesnya,sabar Dandelina ingat dia pemilik kampus.
"Kau lupa mau mengikuti semua perintahku dan aku mau kau menjadi pelayan pribadiku mulai detik ini"ucapnya seperti propaganda ditelingaku seperti tidak mau dibantah tuhkan matanya tajam banget kaya keris keramat.
"Aku engg-"belum juga selesai bicara.
"TIDAK ADA BANTAHAN"aku langsung nyendrin kepalaku diketembok pas dia mengurung tubuhku dengan tubuhnya,wangi banget pasti parfumnya mahal deh.
"Besok kau mengurus semua keperluanku disekolah mulai dari membawa tas dan bukuku,makananku hingga membersihkan ruanganku"Arion sebagai salah satu pemilik kampus tentunya memiliki ruangan tersendiri ,aura mematikan membuat musuh seakan tak berkutik didepannya sungguh rasanya Lina ingin menghilang saja dari novel ini adakah yang ingin mengangtikan posisinya?.
Ingatkan Lina dia tidak boleh membantah harimau ganas didepanya lagi jika tidak bencana pasti akan mendatanginya.
"Dan lagi kau..........dihukum lari keliling kampus sebanyak 2 kali putaran"tegasnya sambil mendekatkan wanjahnya hingga kedekat telinga wanita itu,hingga Lina dapat merasakan deru nafas pria itu,wajah kini sudah memerah bak kepiting goreng.
"Ap-apalagi salahku kena-"ini dia kalau lagi gugup pasti bicaranya enggak jelas untung Arion dapat mengerti bahasa makhluk tidak jelas seperti gadis didepannya.
"Kau bolos jam pelajaran dan aku adalah rektor sekaligus yang berkuasa dikampus ini dan....."Arion terkekeh dalam hatinya melihat wajah Lina yang memerah kemudian ide licik mampir diotak genius tingkat dewanya.
Arion mendekatkan wajahnya,astagah nih cowok mau mencium aku kok makin dekat wajahnya mau kabur enggak bisa karna ada lengan tangan besar nan hotnya yang mengurung diri ini.
Tak!!
"Akh!!!"pekik Lina membuka matanya yang terpejam tadi kemudian mengusap jidatnya yang kepentil oleh Arion,muka Lina cemberut enggak terima
"Mau dicium?"tawar Arion dengan muka datarnya menatap geli gadis didepannya entah dia.........merasa cukup puas atau senang,Arion tak mengerti soal yang seperti itu.
"Sia-"ucapan Lina terpotong lagi bukan karena Arion memotong ucapannya karna pria itu langsung menghilang dihadapannya dan Lina masih syok melihatnya ,jujur dia belum terbiasa melihat pria itu tiba-tiba hilang.
Share this novel