Kuawali hariku dengan jalan-jalan setelah sarapan bersama kakak dan Ayahku,hari ini lumayan menyenangkan terbebas dari pria aneh dan terbebas selama sehari penuh dari hari-hari indah dikampusku.
Berkeliling hutan lumayan juga setidaknya dapat panorama indah,entah sudah seberapa jauh aku saat ini,mereka pasti akan mencariku dan mengkhawatirkanku karna pergi tanpa pamit,aku memilih duduk didekat danau cantik karna merasa kelelahan mencari jalan keluar dari hutan lebat ini sambil mendongak keatas menikmati percikan air terjun kecil diwajahku.
Mengapa tempat cantik ini tidak ku tahu dari dulu,apa karna jaraknya jauh dan Ayah melarangku pergi jauh-jauh.
Kakakku pasti sangat rugi tidak ikut jalan-jalan kehutan bersamaku biasa tuh anak milih diam dikamar kaya anak perawan sambil nonton bola,tak lama itu aku memandangi jam tangank,aduh udah siang lagi mana jalan keluarnya enggak ketemu apes banget dah,pasti ini gara-gara kualat sama kakak yang melarangku jalan-jalan dihutan hello aku juga pengen refrhesing kali dan mau jalan-jalan kemana coba tempat ini hutan semua, akh masa iya jalan-jalan dikamar.
"Wih cantik bangetnya,ekh itu siapa?"gumamku yang terkesima oleh karya indah alam, siapa wanita itu? dia berdiri diatas tebing aku terus memperhatikannya lebih intens untuk memastikan bahwa aku tidak salah lihat,jangan sampai nanti kutegur ekh malah muka hancur yang kulihat.
Aku tidak salah lihat orang itu sedang berdiri diatas tebing,dia tidak berniat bunuh dirikan?jika tidak mau apa dia berdiri dia atas tebing yang cukup mengambil nyawa orang, mana sepi lagi disini.
"Woiii kamu siapa?"saat kuteriakki wanita itu kemudian dia menatapku walau wajahnya kurang kelihatan aku sudah yakin dia seorang wanita dari postur tubuhnya,dia berlari dan entah kenapa aku mengikutinya,aku berjalan keatas tebing walau kesusahan karna aku bukan pemanjat tebing.
"Kemana cewek tadi ya?"gumamku ketika tidak melihatnya,aku berada diatas tebing dan mencari jasad ekh maksudnya wanita tadi semoga orang tadi tidak berniat mati konyol,bukan karna ibah juga karna pasti aku juga yang jadi saksi dikepolisian dan itu pasti ribet.
Lina berjalan hingga tak sadar telah melewati danau,langkah penasaran terus membimbingnya entah kemana dia terus berjalan hingga matahari kini menampilkan warna orangenya.
Trak!
"Astagah ini dimana?" Lina tersentak ketika tak sengaja menginjak sebuah ranting,pikiran yang tadi penuh rasa penasaran kini tersadar.
Gelap dan seram mendefinisikan tempat ini ,mengapa tempat cantik ini langsung jadi menyeramkan jika disore hari,mana jalan keluarnya lagi,semuanya cuma pohon dan pohon , mana aku mau pipis lagi, emang enggak ada toilet umum disini.
"Ayah...kak Dilo .....Lina kapok keluar enggak minta izin"aku udah mau nangis guys bingung mau kemana semua yang kulihat sama saja.
Lina pergi mencari dan menyusuri hutan untuk mencari bantuan,hingga cahaya remang-remang menarik perhatiannya kemudian pergi kesumber cahaya itu.
"Rumah itu menyeramkan"salivaku kutenguk hingga tandas ketika keluar dari hutan itu dan yang kudapati sebuah rumah megah dengan gaya klasik,ngeri ketika melihatnya seperti tidak ada kehidupan ditempat itu.
"Apa ada orang dirumah itu.... tidak mungkinkan tidak ada karna lampu halaman rumah itu menyala atau bangsa setan makin cangih ya"gumamku ngasal sedikit ragu untuk masuk,suara derap gerbangnya membuat jantungku terpacu cepat.
Aku masuk kedalam setelah halaman rumah itu ya tadi sudah bilang 'permisi numpang lewat mbah' siapa tahu ada penunggunya kan,luas bingitz ini halamannya pasti yang punya horkay.
Tapi mana penjaganya masa rumah gede kaya gini enggak ada yang jangain ya walau tempatnya terpencil banget,akh pusing deh lebih baik masuk saja siapa tahu orangnya baik mau nganterin pulang.
Omg ini rumah atau istananya ratu elizabeth yang diinggrisnya besar banget,aku makin takjub ketika membuka pintu tinggi nan lebar tadi seketika jiwa missquenku mengigit diriku, bahkan lantainya bening banget dan itu aku enggak salah lihatkan ornamentnya kebanyankan dari benda-benda antik guys pasti mahal itu,sadar Lin kalau lihat yang kaya ginian rasanya aku ganti profesi saja,malingin barang orang lumayan bisa jalan-jalan ke korea dan ngikutin terus konser biasku .
"Hmkh...anda siapa?"aku terkejut ketika suara tajam itu menusuk telingaku,aku berbalik dan melihat seorang pria berjalan kearahku dia tampak gagah dengan pakaiaan formalnya serta rambut yang tertata rapi,wajahnya tak asing dimataku dimana aku pernah melihatnya.
"Akh itu....aku Lina dan aku sepertinya tersesat ditempat ini makanya ta-tadi melihat lampu halaman rumahmu menyala aku kemari.....maaf masuk tanpa izin"ucapku panjang lebar dan dia hanya menatapku dingin,aku gugup harus mengatakan apa jujur aku tahu masuk kerumah orang tanpa izin itu salah tapi mau gimana lagi.
"Fendarik!!!"ucapnya cukup keras hingga pria yang seusia dengan pria itu datang terburu-buru.
"Ada apa tuan?"pelayan yang kutahu namanya Fandarik menunduk hormat kepada pria itu.
"Antar dia kekamar tamu dan pastikan kali ini periksa semua keamana"ucap pria itu seakan tak terbantahkan,dari nada bicaranya menandakan tidak suka bila ada yang memasuki rumahnya sembarang orang.
"Baik tuan"tunggu kenapa tidak langsung pulang,aku bingung dan ingin membantah tapi takut.
"Ini sudah malam dan banyak binatang buas berkeliaran"ucap pria itu seakan tahu apa isi otak Dandelina.
"Terimah kasih"ucapku dan dia tetap berjalan naik keatas tangga tidak memperdulikan ucapanku,sepertinya dia orang baik deh tapi dia siapa ya.
"Mari nona saya antar kekamar anda"ucapnya sambil tersenyum manis dan aku berterimah kasih kepadanya.
"Ini kamar nona dan jika ingin membutuhkan seseuatu panggil saya saja atau pelayan lain disini"dia benar-benar ramah dan baik plus ganteng,aku yakin kalau dia satu kampus denganku pasti banyak yang suka deh.
Kamarnya lumayan bagus tapi tak seluas kamarku,aku merebahkan diriku diranjang empuk itu sungguh aku sangat lelah,dan rasa itu muncul lagi,aku berlari menuju pintu ajaibku.
Kamar mandinya aja keren ya walau agak angker sih pas melihatnya,setiap lihat yang klasik dan kuno pasti pikiranku cuma satu 'mistis' dan langsung ketakutan,asal kalian tahu aku enggak suka hal-hal berbau horor dan aku suka sebel sama kak Dilo yang selalu nakutin aku saat masih kecil,menyamar jadi hantulah pas mau bangun tidur dan kagetin aku pas mau pipis dikamar mandi malam-malam.
Aku keluar kebalkon menyengarkan pikiranku setelah dari kamar mandi tadi,aku takut mereka pasti akan cemas padaku,apalagi Ayah yang overprotektif sama aku.
Kenapa rumah semegah ini sunyi banget ya,owh mungkin tuan rumah tadi enggak suka diganggu,alaram makan malamku udah bunyi dan perutku meringis meminta sesuap makanan, bagaimana ya apa aku langsung kedapur saja atau mencari pelayan tadi.
Ribet banget mendingan keluar saja sekalian keliling-keliling jarang bisa lihat rumah semegah ini berada ditengah hutan,orang yang punya rumah pasti pencinta alam dan ketenangan tuh.
"Wih keren banget dapurnya"tempat ini cantik namun menakutkan bagiku,dapurnya pake komplik guys, lengkap banget peralatan dapurnya mana ada cogan lagi yang sedang masak pake apron,jiwa percogaanku mendesis.
"Ada apa nona?"kata pria itu yang bernama Fendarik sepertinya tahu dengan keberadaanku namun tidak berbalik dan meneruskan acara memasaknya lagi.
"Ak-aku lapar"cicitku diakhir kalimat
Dan dia berbalik dengan piring berisi makanan ditangannya dan segelas susu.
"Maaf saya kelamaan masaknya"kemudian dia mempersilahkanku duduk di salah satu kursi dengan meja panjang yang sanggup menampung 20 orang lebih.
"Apa tuan tadi tidak makan malam"ucapku bingung karna meja itu kosong dan cuma aku yang makan disini.
"Tuan dan nona mereka sudah makan"ujarnya santai dan ketika makanan itu masuk kemulutku aku cuma mengangguk,berarti pemilik rumahnya bukan cuma satu orang dong.
"Masakan yang enak pasti kamu seorang kokikan"dan dia cuma tersenyum membalasnya.
"Terimah kasih atas pujiannya dan tolong nona tidak mendekati ketiga kamar dilantai atas"sahutnya seakan menyiratkan sesuatu.
"Memangnya kenapa?" Aku menghentikan acara makanku.
"Maaf itu bukan hak saya menjawabnya dan saya cuma kepala pelayan disini"dia cukup merendahkan dirinya,kurasa dia bisa menjadi orang yang lebih sukses diluar sana dibanding menjadi kepala pelayan dirumah ini.
Dia pergi setelah menyampaikan beberapa kalimat tentang aturan dirumah ini ,yang benar saja lebih baik aku pulang daripada dirumah ini jika pemiliknya saja memiliki ribuan aturan yang membuatku terkekang,mau diapa lagi kejebak dirumah mewah dan menyeramkan ini,ini semua salah rasa penasaranku yang tingkat dewa, ya ampun tuh cewek tadi seharusnya tidak ku ikuti.
********
"Bagaimana?"sahut pria itu datar kepada seseseorang dibelakangnya ,sunyi,gelap,mesterius,dan mematikan tak pernah lepas dari pria yang kini berdiri tegak dibalkon memandangi langit malam.
"Dia sudah ada disini tuan"suara seorang wanita yang berasal dibelakangnya seketika memunculkan senyum mematikan diwajah tampannya.
"Apa tuan akan membunuhnya?"wanita itu seperti sangat membenci orang yang dibawanya dan Arion hanya berdehem tidak jelas.
"Beritahu khataniel untuk menghancurkan organisasi itu malam ini juga"rahang pria itu mengeras menginget ketika ada kelompok manusia yang berusaha mencari tahu tentang dirinya,dia tidak memperdulikan pertanyaan wanita dibelakangnya,ada beberapa alasan mengapa dia tidak membunuh gadis itu dan hanya dia yang tahu bahkan kedua orang pengawalnya, Khataniel dan Zeena tidak mengetahuinya.
"Baik tuan Arion"wanita itu sedikit marah,dia ingin sekali membunuh orang yang menganggu hidup tuannya, baginya menganggu tuannya sama dengan mencari kematian dan menyakiti tuannya sama dengan hidup didunia bagaikan neraka,kesetiannya tidak akan dapat diukur bahkan jika tuannya mau meminta nyawanya maka dia akan memberikannya dengan senang hati.
Seketika tubuh Arion menghilang tanpa bekas dihadapan wanita itu,kemudian dengan santainya wanita itu keluar dan menutup pintu ruangan tuannya dan melaksanakan perintah tuannya Arion De Cabello.
************
Ruangan gelap dimana seorang gadis tertidur dengan lelapnya,wajah cantik dan tubuh rampingnya yang diselimuti oleh selimut berbahan satin,Arion memandanggi gadis didepannya dengan tatapan tajam dan tersenyum sinis didekat pintu balkon yang terbuka.
Derap langkahnya menuju ranjang itu tidak membuat gadis itu terganggu sama sekali,entah dia tidak tahu mengapa melakukan ini semua namun wajah polos dan imut itu seakan membuatnya memandangi gadis itu lebih dalam secara diam-diam.
Kemudian dia menunduk dan meniup daun telinga gadis itu dan tampak gadis itu merasa tak nyaman,dia tersenyum kecil dan tak lepas memandangi wajah cantik didepannya,ini salah!! tujuannya menyuruh Zeena untuk memancing Dandelina kerumahnya untuk menyiksa gadis itu,dia tahu tingkat penasaran gadis didepannya sangatlah tinggi.
Dia terkekeh kecil dan mengumamkan kata 'tidak mungkin',cinta? itu tidak akan ada dalam sejarah hidupnya karna baginya cinta hanya akan membuat seseorang menjadi lemah dan bodoh,dia akan pastikan wanita itu lebih menderita,kemudian sebuah kata mengerikan terucap dibibirnya tepat didekat telinga gadis yang tertidur itu.
"Selamat datang dinerakaku Lina"
Share this novel