Start your cFalisha dan kedua rang tua Prince telah mempersiapkan kepulangannya ke Indonesia, mengingat bisnis Revano di Dubai telah setabil, Falisha juga harus kembali pulang ke indonesia karena jadwalnya di Dubai telah berakhir dan dia harus kembali keindonesia karena jadwalnya berada di di Dubai hanya 3 bulan. Semua orang sibuk mengepak barang namun hanya Prince yang tidak di izinkan oleh ayah dan ibunya ikut membantu, apalagi Prince baru saja pulang dari rumah sakit pasca alergi dan anemianya kambuh bersamaan.
“ Ayah aku harus membantu yang mana dulu untuk persiapan pulang nanti?” tanya Prince.
“Kamu cukup duduk Prince, perjalanan dari Dubai ke Indonesia itu lama, kau sebaiknya istirahat agar kesehatanmu setabil,” ujar Revano.
Prince hanya diam saja tanpa menjawab ucapan ayahnya, dia merasa menjadi orang yang tidak berguna dan sangat lemah, Prince menjalankan kursi rodanya menuju ke kamarnya. Bukannyaa dia tak mampu untuk berjalan , tapi Revano sangat khawatir jika sampai kondisi Prince menurun lagi, maka Revano dan Gishele sengaja meminta Prince untuk tetap menggunakan kursi roda supaya anak semata wayang mereka tidak kelelahan sebelum kembali ke Indonesia.
Falisha mengikuti Prince karena dia juga sangat mengkhwatirkan Prince, dan Falisha mulai merasakan jika pikiran Prince serta mentalny tidak setabil.
“Bolehkah aku masuk,” pinta Falisha.
“Masuklah,” persilahkan Prince.
“Kenapa kamu murung Prince, seperti ada yang mengganjal di pikiran mu?” tanya Falisha.
“Aku adalah laki-laki lemah yang penyakitan dan tidak berguna, seusia sekarang aku masih meropotkan ayah aku sangat tidak berguna,” sahut Prince sambil memukul dadanya.
Falisha langsung menghentikan gerakan Prince yang melakukan self abusif. Kemudin mengunci gerakan Prince hingga badan Prince melemah setelah Falisha mengunci gerakannya. Walaupun Falisha perempuan dia adalah atlet beladiri taekwondo yang sudah sampai pada sabuk hitam .
“Jangan lakukan itu lagi Prince, bisa membahayakan jantung dan parumu Prince kumohon jangan lakukan self abuse lagi,” Pinta Falisha.
Saat ini prince masih tetap terbaring dalam pelukan Falisha, setelah Falisha mencoba menghentikan gerakannya lagi.
“Aku tidak suka melihat orang yang berputus asa dan menyiksa diri sendiri, ingat Prince meskipun kamu dalam kondisi seperti sekarang banyak orang sangat sayang dengan mu,” hibur Falisha.
Prince masih tetap saja terdiam Falisha semakin khawatir karena respon dari Prince memang agak sedikit berbeda, sehingga Falisha kembali mencoba mengalihkan perhatian Prince.
“Hei Prince kamu kenapa, jangan di ambil hati ucapan ayah mu ya, karena om Revano itu sangat khawatir dengan anak semata wayangnya dan mendapatkan kamu itu penuh dengan perjuangan Prince,” hibur Falisha.
“Maaf,” ujar Prince pelan.
“Sekarang tidur dulu ya, sebelum tidur kmu harus minum obat dahulu,” ujar Falisha
Falisha menata tempat tidur Prince serta menyiapkan obat yang harus di konsumsi oleh Prince pasca dia dari rumah sakit, Falisha menemani Prince hingga Prince tertidur. Setelah Falisha menemani Prince, Falishapun bertemu dengan Revano.
“Kamu dari mana Falisha?” tanya Revano.
“Dari kamar Prince om, tadi Prince sempat marah dan mengamuk, karena om melarang Prince jangan sampai kelelahan, kayaknya Prince kesehatan mentalnya lagi gak setabil om, jadi ucapan sedikit saja membuatnya jadi merasa tidak berguna,” ujar Falisha.
“Maksudnya?” tanya Revano.
“Tadi Prince memukul dadanya om, kayak prilaku absusif begitu, sampek Falisha bingung, maafin Falisha ya om tadi Falisha terpaksa mengunci gerakan Prince dengan teknik pengunci lawan di taekwonddo, maafin Falisha, semoga tidak terjadi apa-apa sama Prince,” ujar Falisha tersenyum.
“Yatuhan Prince, om harus cek Prince dulu,” ujar Revano.
Setelah mendengar penjelsan dari Falisha Revano langsung berlari kekamar putranya, dia sangat khawatir.
“Prince kamu gak papa kan nak, kita cek kedokter ya, ayah khawatir banget, besok kamu harus rentogen,” ucap Revano kalap.
“Ayah Prince gak papa yah, ayah jangan khawatir,” ujar Prince.
Gishesel, mendengar sedikit keributan dikamar Prince langsung berlari kekamar anak tirinya.
“Ya Allah mas, ada apa lagi mas ini?” khawatir Gishele.
“Kata Falisha tadi Prince memukul dadanya sendiri, dia sudah mulai melakukan Prilaku abusife aku takut Gishele,” jelas Revano.
“Sudah mas jangan dibahas, kita jangan sampai menyindir atau membuat Prince tidak nyaman mas, trauma karena benturan menyebabkan Prince bisa kehilangan kemampuannya berpikir, ingat kata dokter Asraf, kita harus menggunakan pendekatan yang halus, agar ingatan Prince kemablinya secara perlahan,” uja Gishele.
Setelah mendengar penjelasan Gishele, kini Revano mulai mengerti jika dia harus mulai memahami kondisi Prince yang kadang naik turun. Prince mulai menjambak rambutnya dan hal tersebut membuat kedua orang tuanya sangat khawatir.
“Sayang jangan di jambak nak, nanti kepala mu sakit,” bujuk Gishele.
“Sakit ibu, kepala ku sangat sakit,” ungkap Prince.
Revano menjadi kalang kabut saat sang anak mulai mengeluh kepalanya pusing, inilah kadang yang menjadikan ketakutan Revano tentang kondisi Prince yang tidak menentu, padahal mereka 10 hari lagi akan segera kembali ke Indonesia, sedangkan kondisi Prince masih seperti ini, padahal bau saja pulang dari rumah sakit minggu lalu.
“Kita kerumah sakit aja mas, takut bisa membahayakan Prince,” ujar Gishele.
Setelah mengalami sakit kepala yang sangat hebat Prince kini kembali dibawa kerumahsakit, Falisha juga ikut menemani Prince.
“Halo sayang kapan kamu pulang?” tanya Nichole.
“Halo mami, jadwal Falisha sudah hampir selesai disni mami, tapi Prince drop lagi, tadi sore saja dia mengeluh kepalanya sangat sakit, sekarang sedang ditangani dokter Ashraf,” ujar Falisha.
“Apa mami ke Dubai saja sama papimu kita ingin melihat kondisi Prince nak,” ujar Nichole.
“Tidak usah mi, om Revano sudah pesan tiket untuk pulang ke Indonesia, tapi kita tidak tahu nanti bagaimana perkembangan kondisi Prince, mungkin bisa saja mundur mi,” ujar Falisha.
Setelah dia selesai menelpon orang tuanya Falisha kembali menemui Prince yang kembali masuk rumah sakit lagi.
“Bagaimana kondisi Prince om?” tanya Falisha.
“Udah membaik kok Falisha,om jadi merasa bersalah sama Prince,” ujar Revano.
“Kenapa bisa begitu om?” tanya Falisha.
“Dokter Ashraf bilang tadi kepada om, jika tidak boleh membuat Prince tertekan karena bisa memicu kerja otaknya yang terlalu berat dan berujung radang otak nanti, bantu om ya Falisha untuk menjaga stabilitas emosi Prince,” pinta Revano.
“Falisha akan mencoba om, untuk bisa menjaga emosi Pince,” ujar Falisha.
Prince kini sudah mulai membuka matanya, setelah di tangani oleh dokter, Falisha menggu Prince hingga Prince terbangun.
“Dimana aku?” tanya Prince.
“Kamu adadi rumah sakit lagi Prince,” ujar Falisha.
“Maaf selalu bikin repot,” ujar Prine.
Falisha hanya tersenyum membalas ucapan Prince. Falisha menggengam tangan Prince sambil memberikan kata –kata penyemangat.
“Prince kamu tidak pernah merepotkan, karena kami semua sangat menyayangi mu,” ujar Falisha .
ontent...
Share this novel