Suasana Yang Berbeda

Romance Series 6284

Falisha seperti tidak mengikhlaskan keputusan yang di buat oleh Revano, bahwa mereka akan meninggalkan rumah keluarga Ferdian namun harus bagaimana lagi, itu adalah pilhan yang mutlak harus di lakukan, mengingat kondisi Prince yang mudah sekali drop dan dalam masa pengobatan.
“Om mau berangkat hari ini ke gardenia?” tanya Falisha.
“Iya Falisha. Om sedang bersiap-siap,” ujar Revano.
“Kondisi Prince sendiri bagaiman om?” tanya Falisha kembali.
“Kadang masih suka kebawa mimpi ketakutan, tadi malam sampai gak bisa tidur karena mimpi buruk lagi, sampai pernapasaanya juga bermasalah, kadang kalau sampai mimpi buruk. Pagi drop dan tekanan darah menurun,” ujar Revano.
“Apakah tidak terlalu beresiko om, kalo Prince sering drop dan m sibuk bekerja,” jelas Falisha.
“Om sudah berkordinasi dengan Dokter Gishele, makanya itu om segera mengambil keputusan Falisha, kamu tahukan Prince harta om satu-satunya, om juga sudah memesan ruangan khusus di rumah sakit untuk tempat perawatan Prince nanti,” ujar Revano,
“Iya om Falisha hanya bisa mendoakan Prince,” ucap Falisha.
Mendengar pernyataan Falisha membuat hati Revano lega, ternyata benar apa yang dikatakan oleh Nichole bahwasannya, Falisha memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesamanya, baru kali ini dia mendengar sendiri kekhawatiran Falisha terhadap putranya.
“Terimakasih Falisha kamu sudah peduli dengan putra saya,” ujar Revano dalam hati.
Setelah persiapan beres- beres Falisha dan keluarganya mengahntarkan Prince menuju ke perumahan Gardenia. Prince berada satu mobil dengan Falisha. Awalnya mereka masih canggung untuk berbicara banyak hal,
“Kata ayahmu, tadi malam kamu drop lagi?” tanya Falisha.
“Iya, aku mimpi buruk,” ujar Prince.
“Kamu seharusnya, bercerita kepadaku,” tawar Falisha.
“Aku bukan siapa-siapa di rumahmu Falisha, jadi aku tidak ada hak untuk bercerita dengan keluargamu, kehadiranku sudah sangat cukup menjadi beban dalam keluarga mu aku tidak bisa terus merepotkan,” ujar Prince.
Mendengar sahutan dari Prince membuat hatinya agak sedikit tercubit, ternyata sikapnnya terhadap Prince, membuat Prince seolah menciptkan tembok yang sangat besar dan menjadi penghalang diantara keduanya. Sifat Prince agak sedikit berbeda dari yang dulu, dia lebih banyak diam tak berucap sedikitpun. Falisha mulia sedikit mengkhawatirnkan sifat Prince yang begitu dingin.
Setelah sampai di perumahan Gardenia yang di tuju, akhirnya mereka membantu Revano membereskan rumah, sedankan Prince hanya disuruh istirahat karena takut bermasalah kembali, mengingat perjalan dari rumah Falisha menuju perumahan Gardenia adalah 25 kilo dari rumah Falisha.
“Terimaksih ya, buat Falisha dan keluarga yang sudah membatu Prince dan juga saya,” ucap Revano.
“Kamu jangan bosan karena telah mengenal kami,” jelas Ferdian
Revano hanya tersenyum simpul mendengarkan ucapan dari sahabatnya itu, dia bahkan sangat bahagia, karena memiliki sahabat seperti Ferdian dan keluarganya yang memang benar-benar telah membantunya dan menjaga putranya, sebelum menemukan tempat yang tepat untuk singgah.
Falisha dan keluarganya kini telah sampai kerumah, setelah selesai membatu Revano, kini mereka kembali ketempat masing-masing sementara itu Falisha masih termenung memikirkan banyak hal. Sebagai seorang ibu Nichole kini merasa sedih saat melihat Falisha, kehilangan senyumannya, padahal biasanya Falisha sangat ceria.
“Kamu kenapa murung Falisha?” tanya Nichole.
“Ih mami salah lihat kali, orang aku baik- baik saja,” ujar Falisha.
“Kamu merasa kesepian kan, setelah Prince gak disini, asal kamu tahu ya Falisha, Prince itu baik, dia sangat lembut dan juga penyayang,” cerca Nichole.
“Masa bodoh lah mami Falisha mau tidur dulu capek rasanya,” Falisha mencoba mengalihkan ucapannya.
“Dasar anak aneh, diajak diskusi malah mengalihkan pada urusan yang lain,” ujar Nichole.
Dampak kepergian Prince dari rumah Falisha, membuat keadaan Rumahnya berbeda, meskipun merek nanti akan bertemu kembali di kampus. Falisha mencoba menepis pikirannya tentang Prince, kini dia mengalihkan over thingkingnya itu untuk hal yang lain. Dia kini membuka hpnya. Setelah itu dia melihat ada pesan dari Revano.
“Falisha bisakah besok om minta tolong, sama kamu dan juga mamimu untuk menjaga Prince, karena om dan Papimu mau keluar kota,” pesan dari Revano.
“Aku belum kasih tau mami tentang hal ini,” ujar Falisha.

Suasana makan malam tidak terlihat seperti biasanya yang riuh dan ramai, namun kini nampak sepi, tidak ada pembicaraan diantara mereka , kemudian Falisha mulai membuka percakapan itu.
“Papi, aku tadi dapat pesan dari om Revano, katanya Prince mau di tinggal keluar kota dan katanya om Revano mau pergi sama papi, memang kalian mau pergi berapa hari?” tanya Falisha.
“Oh iya papi lupa tidak memberitahukan hal ini, papi da nom Revano akan pergi 3 hari ke Bali kan kebetulan juga papi ada pelatihan dan seminar bisnis bareng om Revano, mengenai eksport dan import barang, selama inikan papi mu bergerak di bidang bisnis pendidikan, jadi papi kurang paham tentang eksport dan import,” ujar Ferdian.
“Iya Falisha tahu, papikan kampusnya banyak cabangnya, gak cuman pendidikan saja tapi rumah sakit Zernas, supermarket dan rumah sakit papi juga yang punya, masih kurang ta?,” tegas Falisha.
Ferdian hanya tersenyum melihat tinkah protes Falisha, karena baginya itu adalah hal yang unik.
“Kamu lucu juga , jika protes seperti itu Falisha, perusaahn punya papi itu juga milik kamu juga, apa lagi jika kamu bisa berjodoh dengan Prince kita akan semakin kaya,” ujar Ferdian.
“Papi rela ya mengorbankan aku demi ego papi sendiri,” ujar Falisha ketus.
Falisha pergi meninggalkan papinya, sungguh ia belum bsa menerima keputusan kedua orang tuanya untuk lebih dekat denga Prince, karena Falisha belum bisa menerima Prince, seutuhnya, meskipun hatinya kini ingin mengiyakan semuanya, tapi rasa canggung itu masih ada, karena Falisha belum mengenal Prince seutuhnya, Prince dan Revano masih terlihat seperti orang asing padahal Prince pernah tinggal serumah dengan Prince selama 6 bulan, tapi hal tersebut belum bisa merubah Falisha sepenuhnya untuk menerima kehadiran Prince.
“Ayah hari ini mau terbang ke bali bukan?” tanya Falisha.
“Iya, ayah hari ini akan berankat, jangan lupa setelah pulang dari kampus langsung mampir kerumah sakit Zernas untuk menjemput Prince,” ujar Ferdian.
“ Iya aku tahu,” ujar Falisha.
“Oh iya Falisha, ibu mau nitip ini ada bubur beras kesukaannya Prince,” terang Nichole.
Semenjak Prince hadir dalam khidupannya sikap mami Falisha sangat berbeda dan terlihat sangat sayang dengan Prince, bahkan Nichole adalah orang yang terlihat sangat cemas jika sudah mengetahui kondisi kesehatan Prince menurun, Perlkuan Nichole sangat berbeda dengan dirinya dan Prince.
“Ingat pesan mami,” jelas Nichole.
Falisha kini berangkat dengan mobil sportynya menuju kekampus seperti kegiatan biasanya, namun dia hari ini harus membawa Prince kembali kerumah saat papi dan Revano akan pergi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience