Pesan Terakhir

Romance Series 6284

Prince mencoba berjalan-jalan karena dia ingin menemui ayahnya namun tanpa sengaja Prince mendengarkan ayahnya sedang berbicara dengan dokter.
“Apakah saya bisa bejumpa dengan Varen anak saya kembaran Prince,” ujar Ayah Prince.
“France masih berada di Korea dia Belum kembali,” ujar dokter.
“Berikan aku nomor telfon adikmu dokter, aku mohon, aku ingin berbicara dengan Varen anakku,” ujar Revano.
“Mereka akan kembali pada akhir bulan ini, bersabarlah, karena kebetulan aku juga akan menikahkan anakku nanti, pasti adikku akan kesini,” ujar dokter Reva.
“Apa?, jadi selama ini ayah berbohong kepadaku,bahwa aku memiliki saudara kembar , ayah bohong kepadaku!” rancau Prince.
Prince jatuh terduduk pandangannya kosong, dadanya sangat sakit Revano yang mengetahui hal tersebut langsung berlari menghampiri Prince.
“Prince hei, kamu sedang berpikir tentang apa nak?” tanya Revano.
“Ayah bohong kepada ku, ternyata selama ini aku memiliki kembaran kenapa ayah menyembunyukan itu, ayah sangat jahat bukan, ayah egois!” teriak Prince.
“Prince nanti ayah jelaskan ya, tolong jangan emosi dulu nak,” bujuk Revano.
Prince pergi meninggalkan ayahnya meski dengan berjalan sangat lemah dan dirinya sudah tidak kuat lagi untuk berdiri.
“Bruk,” kini Prince telah pingsan tak sadarkan Diri.
“Prince!” teriak Revano.
Mereka yang berada disana semua terkejut sehingga Prince harus kembali masuk IGD, sebelum kembali masuk ICU. beberapa perawat dan dokter segera membawa Prince dengan brangkar . Revano kemudian menelpon Gishele.
“Ada apa sayang kamu menelpon, Prince baik kan?” tanya Gishele.
“Sayang kamu cepat segera kesini dan kabari Falisha dan keluarganya, malam ini Prince drop!” ungkap Revano.
“Sayang kamu ga bohong kan sama aku, rasanya aku mau pingsan dengarnya, ujar Gishele.
“Segera cepat kesini, Prince kejang dan muntah darah banyak,” ujar Revano.
“Aku akan mengabari Falisha dan Ferdian,” ujar Gishele .
Gishele segera berlari menuju ke rumah Falisha yang kebetulan memang tidak begitu jauh dari rumahnya.
“Gishele kamu kenapa berlari?” tanya Nichole.
“Tadi mas Revano mengabarin aku, kalo Prince muntah darah banyak, kita sekarang harus ke rumah sakit dan kondisinya sedang tidak baik-baik saja,” ujar Gishele.
Falisha mulai menangis sungguh di saat dia sudah memulai mencitai Prince malah tuhan semakin menguji dengan kondisi kesehatan Prince yang semakin menurun.
“Kita harus segera kesana!” ujar Ferdian.
“Ayo papi, aku gak kuat rasanya mendengar kabar ini, ujar Falisha.
Mereka semua segera bergegas menuju ke rumah sakit di mana Prince di rawat, setelah sampai kesana ternya kondisi Prince drop dan harus kembali masuk ICU.
“om bagaimana kondisi Prince om?” tanya Falisha.
“sekarang Prince masuk ICU ini semua karena salah Om,” ujar Ferdian
“Maksud om apa ya Faalisha gak ngerti om?” tanya Falisha.
“Aku tadi baru saja mengungkapkan kepada dokter tentang keberadaan saudara kembar dari Prince yang baru aku ketahui dari dokter, bahwa Prince memiliki saudara kembar bernama Ramanda Varencia, dia menggunakan nama France, kemudian Prince mendengar ucapan kami, setelah itu dia marah padaku, terus kemudian Prince pingsan dan saat sadar dia mutah darah sangat banyak,” jelas Revano.
“Kita harus berdoa ya semuanya supaya kondisi Prince semakin membaik kedepannya,” hibur Falisha.
Falisha dan keluarganya tak henti –hentinya membacakan doa untuk Prince agar kondisi kesehatannya membaik, meskpun belum ada kabar dari dokter karena Prince masih mengalami observasi di ruang ICU,oleh beberapa dokter.
Mereka hanya bisa melihat kondisi kesehatan Prince dari luar ruangan. Siapa yang tidak terenyuh hatinya saat melihat kondisi kesehatan Prince yang terlihat pucat dan badan membiru, bahkan selang tube itu masuk menuju lambungnya, sangat sakit melihat kenyataan demikian.
Perawat ruangan hanya memperbolehkan satu orang untuk masuk menemui pasien. Sebelum mereka bergantian. Kini Revano masuk keruang ICU dengan mengenakan baju steril.
“Maafkan ayah ya nak, bukan maksud ayah untuk tidak memberitahukan kepada mu bahwa kamu memiliki saudara kembar, bahkan ayah mengetahui keberadaan saudara kembar mu, belum lama nak, jadi maafkan ayah ya nak,” ujar Revano.
Bahkan mereka belum mengetahui kapan kondisi Prince akan terus membaik, karena anak itu baru saja drop dan mengalami pendarahan, sementara hasil pemeriksaan juga belum keluar, untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang di alami oleh Prince.
Setelah Revano keluar dari ruang ICU, kini Falisha juga ikut masuk menuju ruang ICU, untuk menyapa Pince.
“Prince aku disini, apakah kau mendengarkan aku, Prince, kamu harus berjanji untuk tetap kuat bukan, jangan berbohong lagi aku mohon bangunlah, aku ingin bicara pada mu, aku minta maaf dulu aku tidak pernah memperhatikan dirimu,maafkan aku,” ujar Falisha.
Airmata Falisha menetes membasahi pipi Prince,mata Prince mulai terbuka dan tersenyum kepada Falisha.
“Fa lisha maaf,” ucap Prince terbata.
“Jangan banyak bicara dulu ya, kamu harus fokus dengan kesehatan mu dulu, jangan banyak pikiran,” ujar Falisha.
“Waktu ku sudah tidak banyak lagi, aku tidak bisa menemani mu lebih lama, kau boleh mencari yang lain atau menikahlah dengan saudara kembar ku, maaf,” ujar Prince.
Setelah berbicara demikian kesadaran prince menghilang bahkan layar EKG sudah menunjukan Garis lurus.
“Pince bangun,” teriak Falisha.
Jeritan Falisha terdengar keras, para dokter dan perawat segera menuju ruang ICU tempat Prince di rawat.
“Falisha takut Prince pergi mom,” ujar Falisha.
“Sabar ya sayang, kita harus berdoa agar tuhan menyelamatkan Prince,” hibur Nichole.
Setelah satu jam dari Ruang ICU dokter menyatakan jika dia sudah tidak sanggup untuk menyelamatkan Prince.
“ Maaf bapak –ibu, aku sudah tidak sanggup untuk menyelamatkan Prince, kini dia sudah tenang,” ujar dokter.
“Tidak!” teriak Falisa.
Setelah mendengar kabar jika Prince sudah meninggal Falisha pingsan dan harus masuk ke ruang perawatan untuk mendapatkan infus. Kini keluarga Prince sedang mengurus mayat prince, sungguh kabar yang tidak terduga. Kini Revano mengabarkan jika putranya telah meninggal dunia. Meski perasaanya sangat hancur di tinggalkan oleh putra kesayangganya, namun dirinya masih memeliki harapan yang besar untuk kehadiran Varen.
Sementara Falisha mulai tersadar setelah dia pingsan. Nichole kini ada di sampingnya untuk menemani sang putri.
“Mami, apakah ini benar mimpi mam, Prince meninggalkan kita,” ujar Falisha.
“Tidak Falisha, Prince sudah tenang nak,” ujar Nichole.
“Mami sebelum meninggal Prince berbesan sesuatu kepada ku,” ujar Falisha.
“Prince meminta kepada ku untuk menikah dengan saudara kembarnya, sedangkan aku sangat terkejut mendengar berita ii,” ujar Falisha.
“Benar om Revano, kemarin bercerita dengan mami kalau dia baru saja mendapat kabar jika dia memiliki satu lagi anak yaitu kembaran Prince yang dibawa oleh saudara dokter Reva, sebelum istrinya meninggal dunia, karena saat itu kondisi om Revano masih sangat miskin sebelum dia bangkit seperti sekarang,” ujar Nichole.
Upacara pemakaman Prince sudah di muali banyak orang yang melayat dari muali kerabat dan rekan bisnis.
“Yang tenang ya nak di sana, ayah mengikhlaskan kepergian mu, maafkan ayah belum bisa menjadi ayah yang baik,” ujar Revano.
Meskipun kesedihan nampak di wajah mereka namun kini dirinya sedang berusaha mengikhlaskan kepergian Prince degan lapang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience