Falisha nampak anngun menggunakan gaun berwarna putih tulang dalam gala dinner bersama kelauga Revano di hotel mewah.
“Ya ampun mi, aku gak nyaman banget pakai gaun terbuka seperti ini, Falisha malu mi, pengen pakai hoddie sama celana komprang aja,” sahut Falisha.
“Masak kamu seperti tidak mami urusin Falisha, apa kata om Revano nanti, kalo kamu tidak cantik,” sahut Nichole.
Falisha harus mau mengikuti apa yang ibunya katakan, karena dia tidak mungkin melawan orang tuanya. Dengan mobil lamborgini Falisha dan orang tuanya menuju kerestoran mewah atas undangan dari Revano.
“Selamat datang, Ferdian dan Nichole,” sapa Revano.
“Aku merasa terhormat telah di undang kemari,” ujar Faris
“Prince,” Batin Falisha dalam hati.
“Ternyata, gadis yang menyelamatkan ku adalah putri tunggal om Ferdian dan Tante Nichole,” ujar Prince dalam hati.
“ Bagaiman keadaan mu Prince kata ayahmu kemarin kamu drop, sudah sehat?” tanya Ferdian.
“Udah baik ko om,” sahut Prince pelan.
“Kalau keadaannya sudah baik, hanya saja prince masih sering mengalami masalah pernapasan,” ujar Revano.
“Kamu sama Prince tinggal di rumah aku aja Revano, takut drop lagi kondisi Prince, kalau kamu sibuk, setidaknya nanti jika di rumah kami, bakal ada yang mengingatkan Prince tentang jadwalnya, sembari kamu menunggu untuk membeli rumah yang baru,” ujar Ferdian.
“Terimakasih ya Ferdian, aku juga bingung lagi nyari rumah yang cocok ,kami belum dapat, aku cuman mau nyari rumah yang tidak terlalu besar, karena hanya aku dan Prince yang tinggal dirumah,” ujar Revano.
“Iya, namun setidaknya jika kamu sibuk di luar kota kami kan bisa menjaga Prince, lagian juga Prince sama Falisha satu kampus, aku malah senang biar Prince bisa mengawasi Falisha dan pulangnya tidak terlalu larut, “ ujar Ferdian.
“Loh ternyata kalian satu kampus, om gak tau jika anak o mini satu kampus sama Falisha, nanti kalau Prince bandel kamu lapor sama om saja ya,” ujar Revano.
“Ayah,” ujar Prince lirih.
“Kenapa Prince?” tanya Revano.
“Kapan kita pulang?” tanya Prince lagi..
“Nanti setelah acara makan ini Prince sama ayahnya langsung pulang kerumah kita saja, wajah Prince juga terlihat sangat pucat,” ujar Nichole.
Falisha menatap tidak suka dengan Prince, kare dari bahasa ibunya, sudah mulai luluh dengan Prince.
“Mampus dah jika sampai Prince ditempatku, pasti papi bakal minta aku gak boleh pergi,” ujar Falisha dalam hati.
Setelah kegiatan makan tellah selesai Ferdian sengaja meminta Falisha untuk menemani Prince berada di mobil yang satunya, mereka kini pulang kerumah Ferdian.
“Terimakasih ya Falisha sudah menolong saya waktu itu,” ujar Prince.
“ Iya sama –sama ,” Sahut Falisha.
Sikap Falisha dan Prince masih sama- sama dingin mereka belu bisa memehami satu sama lain, karena baru bertemu juga dihari itu. Setelah sampai di rumah Ferdian, Prince dan ayahnya mendapatkan kamar yang sangat bagus. Bukannya Revano tidak mampu membelikan rumah untuk dirinya dan Prince, karena mereka belum menemukan rumah yang cocok untuk di tempati, banyak hal yang di pikirkan Revano untuk membeli rumah, salah satunya adalah Revano butuh rumah ataupun kontrakan yang dekat dengan rumah Ferdian . Revano sudah sangat percaya dengan Ferdian sahabatnya itu.
“Falisha masih ingtakan dengan pesan mami, untuk menjaga sikap di depan Prince,”ujar Nichole.
“Ya mam, Falisha ngerti kok mam, tapi masak semenjak dia hadir disini Falisha gak punya kebebasan,” ujar Falisha.
“Ya jam 9 kamu sudah harus ada di rumah mami gak mau tahu, ingat Falisha dirumah kita ada tamu orang penting kamu harus bisa jaga sikap,” tambah Nichole.
Share this novel