Nichole kini telah mengetahui ada persaan yang besar dalam diri Prince terhadap Falisha, namun Falisha sendiri enggan memberikan balasan rasa kepada Prince, mungkin anak itu memang memiliki perasaan gengsi begitu besar atau bagaimana, yang jelas masih saja nampak malu-malu.
“Hari ini Prince di rumah kan gak berangkat kuliah dulu,” pinta Nichole.
“Iya tante, hari ini Prince akan tetap dirumah kok,” ujar Prince.
Falisha segera berangkat menuju kekampusnya tanpa mengucap apapun kepada Prince. Perasaan Prince menjadi tidak karuan. Prince sangat takut jika di abaikan oleh Falisha karena jujur Prince mulai menyayangi Falisha.
“Ayah apa Falisha marah sama Prince ya ayah,” ujar Prince.
“Ayah kurang faham, namanya juga perempuan mungkin sedang ada masalah kali,” sahut Revano.
Seperti biasa kini Falisha sudah sampai di kampus Zernas, sebelum sampai di local kelas Falisha sudah di hadang oleh rivalnya yaitu Yura. Seorang yang sangat terobsesi dengan Prince Sky Revano.
“Kemana kekasihku, mengapa di tidak berangkat harini?” tanya Yura kepada Falisha.
“Kenapa kamu namya ke aku, jika kau memang kekasihnya datangi dia,” ujar Falisha ketus.
“Kamu seharusnya tahu Falisha kabar kekasihku, Prince kamukan satu rumah dengannya,” sahut Yura emosi.
“Jika kamu memang merasa Prince begitu penting datangi dia kerumahku itupun jika kamu berani,” tantang Falisha.
Berdebat dengan Yura membuatnya malah semakin terlihat seperti orang yang sangat bodoh. Falisha kemudian pergi meninggalkan Yura yang sedang emosi, karena dia tidak ingin terjadi pertengkaran yang berkepanjangan.
“Falisha mengapa akhir-akhir ini kamu jarang keluar malam?” tanya Reza.
“Aku gak mungkin Reza keluar malam, yak arena papi sama mami yang minta sama aku untuk tetap dirumah,” ujar Falisha.
“Ini pasti gara-gara Prince kan, sekarang keinginan kamu jadi di batasi,” ujar Reza.
“Ya kamu tahu sendirilah, semua Karen mami dan papi aku memang punya hutang budi kepada om Revano dan keluarga besar Prince,” jelas Falisha.
“Kamu seharusnya bilang do Falisha sama mami dan papi mu bahwa kamu punya keputusan sendiri karena sekarangkan kamu memang sudah dewasa dan kamu berhak untuk memilih masa depan kamu sendir,” ujar Reza.
Falisha hanya tersenyum mendengar penuturan Reza.
“Terserah dirimu saja, aku tidak melarang dirimu kok,” ujar Falisha.
Semua mahasiwa Zernas yang satu jurusan pada matakuliah pemasaran daring di era digitalisasi mendapatkan tugas untuk membuat video presentasi kebetulan Falisha satu kelompok dengan Reza dan Yura mendapatkan kelompok dengan Prince, mau tidak mau suka tidak suka Falisha harus bisa menerima hal tersebut.
Kebetulan hari ini adalah hari libur Reza dan juga Yura akan datang kerumah Falisha, sebelum mereka berdua datang kerumah Falisha, Falisha sudah memberitahukan perihal tersebut kepada Prince dan juga orang tuanya bawa aka nada tamu dirumahnya.
“Hari ini akan ada tamu, si Yura perempuan itu, ih mami gak suka lihat tu perempuan,” ketus Nichole.
“Sudah lah mami jangan terlalu terbawa emosi, lagian Yura juga teman Prince dan juga teman Falisha,” ujar Falisha.
Yura dan Reza beserta 4 orang yang lain datang kerumah Falisha, mereka ingin mengerjakan projek bersama, namun sikap Yura yang memang tak memili sopan santun di langsung saja berlari dan memeluk Prince.
“Prince kesayangan aku, kenapa sih kamu sakit gak bilang-bilang sama aku, aku kangen banget sama kamu,” ujar Yura.
Prince hanya diam saja saat dia di peluk oleh Yura, bahkan dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Falisha malah sibuk dengan Reza dan para geng motornya, hal tersebut membuat Prince sakit hati.
Nichole pun mulai sedikit mengerti suasana itu emang tidak baik untuk Prince dan Falisha.
“Falisha, antarkan Prince kekamar dulu ya, “ pinta Nichole.
“Tapi Falisha lagi sibuk banget mami tugasnya banyak,” Sahut Falisha.
“Kan sekalian ambi makanan ringan yang ada di dapur, kebetulan juga Kamar Prince kan lewat dapur,” jelas Nichole.
Dengan terpaksa Falisha menghantarkan Prince kekamarnya. Karena dia tau pasti akan bermasalah jika melawan maminya. Setelah sampai kekamar Prince, Prince menarik tangan Falisha.
“Bisakah mulai sekarang, kamu berhenti untuk bergaul dengan teman priamu Falisha, bukankah cukup sudah ada aku disini,” ujar Prince.
“Sebelum kamu ada disini aku sudah memiliki banyak teman lelaki dan mereka tidak pernah melarang ku untuk bergaul engan siapapapun, apakah kamu mengerti batasanmu disini Prince, dan aku tidak pernah melarang mu bergaul dengan siapapun, sedangkan kita tidak ada ikatan apapun, aku memiliki prinsip jadi jangan kau langgar batasan mu terhhadap ku,” jelas Falisha.
Falisha pergi meninggalkan Prince sendirian dikamarnya.
“Falisha aku emburu kamu bisa begitu dekat dengan kawan lelakimu, kamu tahu tidak jika disini ada aku yang sangat menyayangi mu,” ujar Prince dalam hati.
Falisha datang sambil membawa bungkusan makanan ringan buah dan minuman,sementara Prince memang harus istirahat dulu dikamarnya dan tidak keluar kamar lagi.
“Prince sudah kamu ingatkan untuk mengkonsumsi obat kan?” tanya Nichole.
“Sudah mami, sekarang dia istirahat dikamar, “ ujar Falisha.
Yura yang ingin tahu dengan keseharian Prince pun ikut menyahuti juga.
“Tante, Prince bagaimana keadaanya baik kan, aku ini adalah kekasihnya Prince tante,” sahut Yura enteng.
“Sejak kapan kamu menjadi kekasih Prince dia saja tidak pernah bercerita jika memiliki kekasih sama tante, Prince kan kayak anak tante sendiri, asalkan kamu tahu prince akan kami jodohkan dengan Falisha,” tegas Nichole.
“Deg,” hati Yura menjadi sangat terluka mendengar ucapan Nichole.
Yura menjafi sangat sedih mendengar penuturan Nichole. Hari ini memang menjadi hari yang sangat kacau untuk hati Prince dan juga Yura, mereka sama-sama terluka. Prince terluka karena sikap Falisha sedangkan Yura, kecewa karena mendengar Falisha akan dijodohkan dengan Prince.
Falisha sekarang masih sibuk bersama dengan teman laki-lakinya, sementara Revano datang ke kamar anaknya .
“Kenapa kamu belum tidur siang Prince?” tanya Revan.
“Aku sedang memikirkan sesuatu ayah,” ujar Prince.
“Bolehkah berbagi dengan ayah,” tawar Revano.
“Ayah bisaakah, ayah berbagi cerita dengan ku bagaimana ayah bisa bertemu dengan ibu,” pinta Prince.
“Baiklah, dulu ibumu adalah gadis tercantik di kampusnya, ayah sangat sayang kepada ibumu, sedangkan ayahmu ini adalah tipikal laki-laki yang sangat dingi, ayah bingung pada saat itu bagaimana cara mengungkapkan rasa cinta terhadap perempuan yang sangat cantik dan popular, ayah ber inisitif mengirimkan bunga mawar kesukaan ibumu di lokernya, setiap hari ayah mengirimkan bunga,” Jelas Revano.
Prince tersenyum mendengar apa yang ayahnya katakan, sepertinya iya mulai menemukan sebuah ide.
“Apakah usaha itu akan berhasil ayah?” tanya Prince.
“Manusia hanya bisa berusaha, masalah berhasil adalah urusan tuhan Prince, karena hanya tuhan lah yang membolak-balikkan hati manusia,’ ujar Revano.
“Falisha, untuk saat ini aku masih memendam rasa itu, dan aku adalah laki-laki normal yang memiliki rasa cembur dengan setiap sahabat laki-laki yang dekat dengan mu, maaf aku belum bisa berjuang karena kau sedang belajar memposisikan diri diterima, atau di buang,” ujar Prince dalam hati.
Share this novel