Hari pemakaman Prince tiba, dan kesedihan meliputi seluruh suasana di sekitar Falisha. Dia merasa seolah-olah dunia berhenti berputar sejenak, dan hatinya terasa berat karena kehilangan tunanaganya yang setia itu. Pemakaman dihadiri oleh keluarga, teman-teman, dan bahkan beberapa tetangga yang menyaksikan betapa istimewanya hubungan Falisha dengan Prince.
Matahari terik menerangi perjalanan terakhir Prince menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Falisha mengenakan pakaian hitam sebagai ungkapan kesedihan dan penghormatan terakhirnya pada sahabat setianya. Dia berjalan perlahan di belakang peti mati, menangis tersedu-sedu ketika melihat tempat terakhir Prince akan beristirahat.
Di saat upacara pemakaman, Falisha berbicara dengan penuh kehangatan tentang bagaimana Prince telah mengisi hidupnya dengan cinta dan kebahagiaan. Dia menceritakan betapa tunanaganya itu selalu hadir di setiap momen penting dalam hidupnya, memberikan dukungan tanpa syarat dan kehadiran yang penuh kasih.
"Saya akan merindukan senyuman dan kegembiraan Prince setiap kali kami bermain bersama. Dia memberi saya kekuatan untuk bangkit ketika saya lelah, dan dia selalu ada untuk saya ketika saya merasa kesepian. Prince bukan hanya anjing piaraan, dia adalah teman sejati yang tak tergantikan dalam hidup saya," ujar Falisha dengan suara gemetar karena kesedihan.
Setelah pemakaman, Falisha kembali ke rumahnya dengan hati yang hampa. Dia merasa kesepian tanpa kehadiran Prince di sisinya. Setiap sudut rumah, setiap tempat yang biasa mereka kunjungi bersama, kini terasa sepi dan sunyi. Sahabat terdekat Falisha, datang menjenguk dan mencoba memberikan dukungan pada saat-saat berat ini. Mereka berbicara tentang kenangan indah mereka bersama Prince, tertawa mengenang semua kejenakaan yang dilakukan oleh tunanaga tersebut.
"Prince akan selalu hidup dalam kenangan kita, Falisha. Dia adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kita, dan tak ada yang bisa mengambilnya darimu," ujar Revano
“Baik om, Falisha akan mencoba menerima ini semua,” ujar Falisha
Falisha mencoba untuk menerima kenyataan, tetapi kehilangan Prince tetap meninggalkan luka yang mendalam dalam hatinya. Dia merasa kesulitan tidur malam itu karena bayangan Prince terus menghantui mimpi-mimpinya.
Kehilangan Prince juga berdampak pada Falisha yang merasa semakin kesepian tanpa kehadiran sahabat setianya itu. Dia terbiasa dengan kehadiran Prince di sekelilingnya, bermain dan berbicara dengannya seperti layaknya teman. Setiap kali dia datang ke rumah, Prince selalu menyambutnya dengan ekor yang mengibas dan wajah yang riang.
Tanpa Prince, rumah terasa begitu sepi, dan ruang hampa tanpa kehadiran yang ceria dari tunanaganya. Falisha merasa terpukul dan merindukan saat-saat indah yang mereka bagikan bersama. Dia menyimpan foto-foto kenangan mereka bersama, dan setiap kali dia melihatnya, air mata tak terbendung mengalir di pipinya.
Kehilangan Prince juga berdampak pada keluarganya yang sebelumnya sering datang berkunjung dan bermain bersama tunanaga tersebut. Falisha uga merasa kehilangan sosok sahabat setianya yang selalu menghiburnya dan memberikan kebahagiaan dalam kesehariannya.
" papi , aku sangat merindukan Prince," ujar Falisha pada Ayahnya.
Ayah Rafa mengelus kepala putranya dengan penuh pengertian. "Aku tahu, Nak. Kita semua merindukan Prince. Dia adalah bagian penting dari keluarga kita," jawab Ayah dengan lembut.
Kelurga Rafa dan Falisha merasa terhubung oleh kehilangan yang sama. Mereka saling memberi dukungan dan menghibur satu sama lain dalam menghadapi kesedihan ini. Perjalanan mereka bersama dengan Prince telah menciptakan ikatan yang mendalam di antara mereka, dan kini ikatan itu tetap ada dalam kenangan yang indah.
Meskipun kehilangan Prince telah menyisakan kesedihan yang mendalam, keluarga Rafa dan Falisha bertekad untuk tetap kuat dan mendukung satu sama lain. Mereka menyadari bahwa kehidupan terus berlanjut, dan Prince pasti ingin mereka bahagia dan berjuang untuk mencapai impian mereka, sama seperti yang dia lakukan selama di dunia ini.
Kedatangan Amel, sahabat Falisha, memberikan dukungan dan cahaya bagi keluarga yang tengah berduka ini. Amel hadir untuk mendengarkan cerita-cerita indah tentang Prince dan mengenang momen-momen bahagia yang telah mereka lewati bersama.
"Dia benar-benar sahabat setia dan anggota keluarga yang luar biasa," kata Amel dengan penuh penghargaan.
Semakin hari, kehilangan Prince menjadi titik awal bagi Falisha, Rafa, dan keluarga mereka untuk lebih menghargai kehadiran satu sama lain. Mereka belajar bahwa waktu bersama orang yang kita cintai adalah anugerah yang berharga. Mereka menyadari betapa pentingnya untuk mengungkapkan cinta dan perhatian pada saat-saat mereka bersama, karena tak ada yang tahu kapan saat perpisahan akan datang.
Mereka mulai mengisi hari-hari mereka dengan kebahagiaan dan rasa syukur atas semua kenangan indah yang mereka bagi bersama Prince. Mereka berkumpul untuk mengenang Prince dengan cerita-cerita lucu dan mengenang bagaimana Prince telah memberikan begitu banyak cinta dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Mereka juga mengadakan kegiatan amal dan acara penggalangan dana untuk mendukung perlindungan dan kesejahteraan hewan piaraan. Inilah cara keluarga Falisha dan Rafa memberikan penghormatan terakhir untuk Prince, dengan berusaha menjadikan dunia ini lebih baik bagi hewan-hewan yang tak bisa berbicara.
Kehadiran Prince dalam hidup mereka telah membuka mata mereka tentang pentingnya cinta tanpa syarat, kesetiaan, dan pengorbanan yang diberikan oleh hewan piaraan. Kini mereka berkomitmen untuk menjadi advokat hewan, menyuarakan hak-hak mereka dan memberikan cinta serta perawatan yang pantas.
Walaupun kesedihan masih ada, keluarga Falisha dan Prince belajar untuk menerima kenyataan dan melanjutkan hidup mereka dengan berpegang pada kenangan indah tentang Prince. Mereka tahu bahwa Prince akan selalu hidup dalam hati mereka, menjadi bagian tak tergantikan dalam hidup mereka.
Kehilangan Prince telah mengajarkan keluarga Falisha dan keluarganya tentang arti sejati dari kasih sayang, kesetiaan, dan penghargaan. Meskipun perpisahan menyakitkan, namun kenangan indah yang mereka bagi bersama tetap menjadi cahaya dalam kehidupan mereka.
Dalam setiap langkah kehidupan mereka, mereka mengingat pesan terakhir Prince: bahwa cinta tak mengenal batas waktu dan jarak, karena cinta selalu ada dalam hati, mengiringi kita dalam setiap perjalanan hidup kita
Namun, di tengah kesedihan dan duka, Falisha berusaha untuk menjaga kenangan indah bersama Prince tetap hidup dalam hatinya. Dia membuat album foto dan mengisi setiap halaman dengan momen-momen bahagia mereka bersama. Falisha juga menulis surat perpisahan untuk Prince, mencurahkan perasaan dalam kata-kata yang penuh cinta dan rasa terima kasih.
Waktu berlalu, dan perlahan-lahan Falisha merasa mampu menghadapi kenyataan bahwa Prince telah pergi. Dia menyadari bahwa meskipun Prince tidak lagi ada secara fisik, cinta mereka tetap bersatu dalam kenangan dan canda tawa yang mereka bagi bersama.
Falisha memutuskan untuk menjalani kehidupannya dengan mengenang Prince sebagai pahlawan sejati dalam hidupnya. Dia merasa beruntung telah diberikan kesempatan untuk mengenal dan mencintai tunanaganya yang istimewa itu.
Dengan cinta dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya, Falisha akhirnya merasa lega. Dia belajar untuk mengenang Prince dengan senyuman dan rasa syukur atas semua momen indah yang telah mereka lewati bersama.
Di hari-hari mendatang, Falisha terus merawat kenangannya dengan penuh kasih. Dia menempatkan gambar Prince di tempat khusus dalam rumahnya, mengingatkan dirinya akan sahabat sejatinya yang telah meninggalkan jejak cinta abadi dalam hidupnya.
Share this novel