Mulai hari ini Falisha dan Prince akan selalu berangkat bersama menuju kekampus diantarkan oleh sopir, semenjak kehadian Prince kebebasan Falisha kini telah terenggut. Gadis itu sudah tidak bisa mengembangkan hobinya karena dia memiliki tugas untuk bisa tetap bersama Prince. Kabar kedekatan Falisha dan kehadirannya Prince di rumah Falisha menjadi bahan perbincangan di kampusnya hingga terdengar di telinga Yura.
"Apa?, pangeranku tinggal di rumah Falisha, aku harus bisa merebut Prince dari tangan Falisa," ujar Yura.
Yura sangat terobsesi dengan Prince bahkan dia ingin memiliki prince seutuhnya, karena bagi Yura Prince sangatlah sempurna. Maka Yura akan berjuang untuk merebut princ dari Falisha.
"Aku harap kamu gak pernah merasa kerepotan dengan kehadiran aku dan ayah, aku tahu kebebasan mu berkurang karena kehadiranku," ujar Prince.
"Kamu tidak perlu merasa seperti itu, karena aku tidak merasa kerepotan, hanya saja kebebasanku sedikit terenggut karena kehadiran mu, karena aku menghormati mami dan papiku sebagai sahabat om Revano, jadi aku berharap kamu tidak usah banyak drama di hadapan ku, karena aku tidak akan bersifat sekhawatir mamiku mengenai kondisimu, aku tidak akan terlalu begitu khawatir," ujar Falisha ketus.
"Baguslah kamu berarti tidak menganggapku lemah seperti apa yang ayahku dan mami, papimu mengkhawatirkan aku," ujar Prince.
"Aku mulai menyukaimu dengan sikapmu yang ketus dan culas itu Falisha," ujar Prince dalam hati.
Prince dan Falisha kini sudah sampai di kampusnya. Sementara Falisha tetap jalan tnpa peduli dengan Prince. Namun baru saja keluar dari mobil Prince sudah jatuh tersungkur, Falisha bersifat masa bodo, kemudian Yura datang menghampiri Prince.
"Prince kamu tidak apa- apakan?" tanya yura.
"Aku tidak apa-apa," ujar Prince.
Falisha sibuk meninggalkan Prince yang sedang bersama Yura. Melihat Yura yang terlalu terobsesi kepada Prince membuatnya menjadi sangat risih atas sikap Yura.
"Prince sini aja bareng sama Yura ya, jangan mau sama Falisha dia itu cewek murahan, hobinya balapan motor, gak kaya Yura yang baik, Yura beda denga Faliha," puji Yura terhadap dirinya sendiri.
Prince hanya terdiam dia tidak ingin menambah rasa pusing di kepalanya hanya karena sikap Yura yang menurutnya terlalu berlebihan. Prince masih setia menunggu Falisha karena setelah menghantarkan Prince menuju ke tempat dokter Gisele Falisha harus menebus obat dulu di apotek samping kampusnya.
"Kamu dari mana? " tanya Prince.
"Tidak sah banyak bertanya kamu, ini aku harus nebus obat pesenan tante Gisele," ujar Falisha.
"Makasih buat kepedulian kamu," sahut Prince.
"Aku cuman gak mau aja waktu aku tidur kamu kayak kemaren sampai bikin orang seisi rumah khawatir, kata tante Gisel kamu gampang drop kondisi badannya pas lagi setresnya kambuh," ujar Falisha datar.
"Kamu jika mau pulang, pulanglah dulu dengan pak sopir," ujar Falisha.
"Lalu kamu sendiri,tidak pulang, " ujar Prince.
"Aku masih ngin bertemu dengan teman-temanku," ujar Falisha.
"Baiklah jika begitu, aku pulang dulu," sahut Prince.
Prince kini kembali kerumah Falisha sementara Falisha masih sibuk dengan teman-temannya yaitu bermain basket dan olahraga taekwondo, Falisha memang hobi dengan olahraga. Sementara itu Yura nekat menghantarkan Prince kerumah Falisha, awalnya Yura tidak tahu jika Prince tinggal dengan Falisha.
"Prince ini rumah kamu?" tanya Yura.
"Bukan," sahut Prince datar.
Sementara kedatangan Prince langsung di sambut Nichole, karena Nichole sangat menyayangi Prince, bahkan Nichole dan Ferdian siap menjadi keluarga pelengkap bagi Prince.
"Pak Feridian," ujar Yura terkejut.
"Princ,e Falisha mana, kenapa tidak pulang dengan kamu?" tanya Ferdian.
"Tadi Falisha masih mau latihan taekwondo om, jadi saya di suruh pulang duluan, om sama tatnte jangan marahin Falisha ya"ujar Prince.
Melihat tatapan Prince membuat Nichole tak ingin marah, karena dia tahu jika Prince adalah anak yang baik tulus dan jujur namun sayang hati Falisha belum terketuk untuk mengenal Prince lebih dekat.
Yura merasa terabaikan, Yura juga mendapatkan tatapan sinis dari Nichole.
"Kamu siapa?" tanya Nichole.
"Saya sahabat Prince tante, kami satu kelas juga di kampus Zernas," ujar Yura.
"Prince gak pernahtuh cerita kalau dia punya teman perempuan, soalnya kemanapun pasti bareng saa Falisha," sahut Nichole ketus.
"Ma udahan, lihat deh Prince dah kepanasan Yura juga sama masak dari tadi mereka suruh di pintu, suruh masuk," ujar Ferdian.
Setelah terjadi perdebatan kecil akhirnya mereka masuk kerumah, namun Nichole tetap menunjukan sifat tidak sukannya kepada Yura. Agar tidak terlalu terjadi interaksi lebih lama akhirnya Nihole memerintahkan kepada Prince untuk istirahat.
"Prince langsung istirahat aja, obat dan makanan kamu sudah di siapkan oleh ayah mu dikamar," ujar Nihole.
"Ayah kemana tante?" tanya Prince lagi.
"Revano tadi lagi pergi ketemu Dokter Gishela menanyakan kondisi kesehatan kamu, sama katanya mau ketemu klayen untuk projek baru," ujar Nichole.
Prince segera menuju kamarnya untuk istirahat, sementara Yura malah seperti obat nyamuk yang tidak dianggap oleh Ferdian dan Nichole.
"Eh maaf ya kita sampai kurang fokus sama kamu," ujar Ferdian ramah.
"Besok kalau main jangan pakai baju yang gak nutup pusar begitu apa kamu tidak pernah di ajari berpakaian yang bagus sama orang tuamu, apa lagi kamu main ketempat laki-laki, ingat dek harga diri wanita bukan di baju murahan kurang bahan begitu!" tandas Nichole.
"Baik tante," sahut Yura.
Yura segera pergi dari rumah Falisha karena dia merasa terintimidasi oleh pandangan Nichole yang tidak menyukai dirinya.
"Kesan pertama bertemu begitu mengerikan," ujar Yura dalam hati.
Pukul 7.00 malam Falisha baru saja pulang kerumah di anatar oleh Reza sahabatnya sekaligus teman satu organisasinya.
"Baru pulang ja segini?" tanya Nichole.
"Iya dong mami, tadi bukannya Pince dah bilang ke mami kalo aku mau latihan taekwondo dulu," ujar Falisha .
"Memang kamu mau kemana gak biasanya juga latihan menghihindari Pince?" tanya Nichole.
"Mi 2 minggu lagi aku ada kejuaraan, kebetulan Falisha yang mewakili kampus," ujar Falisha.
"Mami kudu bangga dong punya anak berprestasi dan bisa jaga diri, terus terang papi bangga sama kamu Falisha," ujar Ferdian.
"Bapak sama anak gak ada elegannya sama sekali, kamu itu cewek Falisha tirulah mamimu ini perawatan, koleksi baju mewah dan punya butik, punya anak satu cewek saja hobinya balapan moto, mimpi apa aku tuhan punya anak cewek gak elegan sama sekali," ujar Nichole.
Falisha hanya tertawa melihat celotehan ibunya, sementara Prince hanya bisa menyaksikan kebahgaiaan mereka dari pintu saja, Prince tahu diri dia tidak mungkin bergebung karena dia memang tidak di ajak.
"Aku gak tahu gimana rasanya punya ibu, tappi aku berterimakasih sama tuhan, karena sudah mengirimkan orang-orang baik seperti ayah, om Ferdian dan tante Nichole,"ujar Prince dalam hati.
"Prak," suara bunyi pecah dari kamar prince.
"Prince!" teriak Nichole.
Mereka semua langsung menuju ke kamar Prince.
"Yatuhan Prince!" Nichole terkejut .
Share this novel