Pertemuan

Romance Series 6284

Gemuruh tepuk tangan dan pandangan tertuju kepada Prince Sky Revano, hanya Falisha yang tenang dan tetap cuek tidak seperti para teman-temannya yang begitu kagm dengan prince. Apa lagi Yura gadis itu begitu agresif ingin mendekati Prince.

"Prince sini duduk di samping Yura," pinta Yura.

Prince hanya diam tidak memperhatikan Yura sama sekali, bahkan cowok itu tidak merespon panggilan Yura.

"Aku harus bisa mendapatkan Prince harus," ujar Yura.

Matakuliah telah selesai seperti biasa Falisha nongkrong dengan teman-teman geng motornya.

"Falisha apakah nanti malam kita akan konfoi lagi,' ujar Ferza.

"Kurang tahu juga aku Za, sepertinya nanti malam papi sama mami ada acara dan ngajak aku," ujar Falisha.

"Oh yasudah jika begitu,' sahut Riko.

"Sampai berjumpa lain waktu," sahut Falisha.

Falisha melajukan motornya dia ingin mampir dulu ke Alfamart untuk membeli kebutuhannya seperti camilan sabun mandi dan lain-lain. Ketika dia mau masuk dia melihat Prince yang berjalan tanpa melihat sisi kanan bahu jalan dan hampir saja terseret motor.

"Awas!" Falisha menarik tubuh Prince yang hampir terseret motor dan mereka sama sama terjatuh.. Tangan Falisha memegang kepala Prince yang hampir menyentuh bahu trotoar agar tidak terbentur.

"Bodoh, pakaiah mata jika jalan untung saja kamu tidak terseret motor tadi," jelas Falisha.

"Kenapa sih kamu harus peduli dengan aku hah!" teriak Prince.

"Dasar bodoh, kamu pikir nyawa bisa di beli di Alfa mart atau Indomart, tadi kalau sampai kamu terseret bisa saja nyawamu melayang, ngerti gak kamu," teriak Falisa.

Prince tercengang saat darah menetes dari tangan Falisha saat menyelamatkan Prince.

"Tanganmu berdarah itu harus segera di obati biar tidak inveksi," ujar Prince.

"Kamu tidak usah khawatir dengan diriku, aku bisa mengobati luka tanganku sendiri," sahut Falisha ketus.

Belum sempat mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Falisha, kini Falisha malah pergi meninggalkan Prince. Sementara itu Revano ayah Prince berpapasan dengan putranya yang melamun di pinggir jalan.

"Prince, kamu kenapa ada di bahu jalan, bisa bahaya kamu disini," ucap Revano.

Kaki prince jatuh melemas, dia masih mengingat kejadin dimana dirinya hampir saja terseret dan terpental jauh, jika bukan Falisha yang menolongnya, mungkin dia sekarang tidak bisa bertemu kembali dengan ayahnya.

"Prince kamu kenapa nak seperti orang yang syok?" tanya Revano.

Kemudian Revano membelikan air putih dan memberikan kepada prince agar anak itu lebih tenang.

" Bagaimana sudah tenang, bisa cerita sama ayah," ujar Revano.

"Ayah hari ini hampir saja aku di tabrak motor ayah sedangkan di sampingnya ada truk, tadi ada seorang gadis yang menyelamatkan aku ayah, tangannya berdarah Prince takut ayah, dan Prince belum menucapkan terimakasih ke dia" ujar Prince.

Inilah yang sangat di takutkan Revano, Rasa traumatic yang dialami oleh prince,karena pada masa kecilnya dulu, dia telah menyaksikan sahabat baiknya tertabrak mobil hingga meninggal dan hal tersebut membuat prince mengalami trauma selama bertahun-tahun, hingga saat usia dewasa prince tidak berani naik kendaraan mobil sendiri, kemana-mana selalu diantar oleh ayahnya.

"Sekarang ayah udah disini prince harus tenang, sesak gak nak nafas kamu, kalo sesak kita kerumah sakit ya nak," ujar Revano.

"Gak kok yah cunan kepala Prince agak pusing yah," uap Prince.

"Ayah khawatir sama kamu prince, kita kedokter dulu ya," Pinta Revano.

"Ayah gak usah khawatir sama prince, prince gak papa kok ya," jelas prince.

Falisha kini sudah sampai dirumahnya namun Ferdian sedikit khawatir dengan putrinya yang pulang dalam keadaan berantakan.

"Tangan anak gadis papi kenapa?" tanya Ferdian.

"Kamu gak habis bertarung kan Falisha?" tanya Nichole.

"Mami dan papi kalian jangan terlalu khawatir Falisha gak kenapa-kenapa hanya saja tadi waktu mau pulang Falisha nyelamatin orang hampir keseret motor dan hampir terpental, akhirnya Falisa tarik badannya, nah tangan Falisha menahan kepalanya supaya tidak kepentok, bahu trotoar akhirnya tangan Falisha deh yang nyium bahu trotoar, jadi kegesrek dan kulitnyha mengelupas," ucap Falisha santai.

"Yausudah kamu segera membersihkan diri dulu ya Falisha, nanti segera mami obati luka kamu," jawab Nichole.

"Oke mami," Sahut Falisha.

"Anak gue kece rupanya," sahut Ferdian.

"Iya sih kece tapi bandelnya turunan papinya," Sahut Nichol.

Setelah menyelsaikan pekerjaanya yaitu mandi, beres beres dan sholat magrib Falisah segera menemui mami dan papinya.

"Mami kita jadi pergi gak mala mini," ujar Falisha.

"Gak tau , coba tanya sama papimu itu," ujar Nichol.

"Kata Revano kayaknya belum bisa, soalnya tadi pas menjemput anaknya dari kampus pulang malah drop," ujar Ferdian.

"Siapa yang drop pi?" kulik Falisha.

"Putranya om Revano si prince," sahut Ferdian.

Falisha menjadi sangat penasaran dengan penyakit yang di derita Prince, sedangkan Falisha belum menceritakan kepada papinya jika dia sekelas dengan Prince.

"Emang anaknya sakit apa sih pi kok bisa drop begitu?" tanya Falisha.

" Kalo om Revano pernah cerita sama papi sih dari kecil putranya itu memiliki Alergi dan traumatic begitu, cuman belumm cerita banyak lagi sih cuman ya alerginya itu panas, makanya om Revano kan pindah dari Dubai karena Prince gak cocok dengan iklimnya, soalnya sering keluar masuk rumah sakit gara-gara alergi," ucap Ferdian.

"Dari tadi papi cuman cerita tentang om Revano memang istrinya kemana sih pi?" tanya Falisha lagi.

"Istrinya sudah meninggal, semenjak Prince lahir, terus Revano kabarnya mau beli rumah di dekat kita, selain itu om juga di amanahi untuk jaga putranya kabarnya mau dititipkan kesini, soalnya om Revano kan mau balik lagi ke Dubai," ujar Feridian .

"Uhuk....uhuk,"Falisha tersedak.

"Kamu kenapa Falisha kok tersedak begitu," ujar Nichol.

"Kalo dia disini Falisha gak punya kebebasan dong pi dirumah sendiri, aduh papi kenapa juga mau menerima anaknya om Revano," ujar Falisha ketus.

"Mau gimana lagi Falisa cuman papi orang yang di percaya sama om Revano," ujar Ferdian.

"Memang dia tidak ada saudara disini?" tanya Falisha.

"Keluaganya terlalu sibuk,putranya juga sedang berobat disini sama dokter Gishele, tentang traumanya," ujar Ferdian.

"Ish pasti aku gak punya kebebasan lagi, mau pulang malam," ujar Falisha.

"Papi minta kamu jaga sikap nanti sama anaknya om Revano, dia gak bisa di bentak atau dimarah, karena traumanya sudah akut, kalau kambuh sampai mengalami permasalahan sama pernapasannya, jadi papi minta sama kamu untuk bisa menjaga emosi kamu terutama jika berhadapan sama anaknya om Revano," pesan Ferdian.

"Kenapa sih papi harus peduli sama om Revano segituny," ujar Falisha.

"Dulu yang membantu papi sukses itu om Revano Falisha, bahkan untuk biaya kelahiran kamu om Revano yang membantu kita," ujar Ferdia,.

"Bingung deh aku kayak bukan dirumah sendiri nanti," ujar Falisha

"Bingung deh aku kayak bukan dirumah sendiri nanti," ujar Falisha

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience