Prince menghantar Falisha, karena hari ini adalah hari dimana Falisha mendapatkan penghargaan atas pameran busananya yang telah dimenangkannya, karena desain bajunya menjadi yang terbaik dalam lomba di musim panas.
“Falisha selamat ya atas pencapaiannya,” ujar Prince.
Falisha menyamakan tubuhnya di hadapan Prinnce yang sedang duduk di kursi roda dan menggengam tangannya.
“Terimakasih ya mau menghantar aku, kamu kuat gak buat ikut?, kalau tidak kuat bilang ya, aku sengaja ajak mami dan tante Gishele mereka kan dokter, takutnya kamu benar-benar drop,” ujar Falisha.
Prince hanya bisa tersenyum dengan perhatian Falisha. Prince merasa sangat beruntung memiliki Falisha, dia adalah gadis yang tuhan kirimkan dalam titik terendahnya.
“Ayo sayang kita berangkat, supaya kita dapat tempat yang tidak begitu berdesak-desakan,” ujar Gishele.
Ferdian dan Revano berada di bagian depan, Falisha dan Prince berada di tengah. Sementara Gishele dan Nichole berada di belakang Falisha dan Prince. Pikiran Revano masih berkecamuk dan hancur betapa terdapat rahasia besar yang tidak pernah di ketahuinya selama ini.
3 Hari yang lalu.
Revano sedang pergi ke suatu tempat dia menemui salah seorang dokter yang pernah membantu kelahiran Prince pada waktu itu.
“Pak saya ingin menebus suatu kesalahan,” ujar dokter Adelia.
“Menebus kesalahan apa maksud dokter?” tanya Revano.
“Pak sebenarnya bapak masih memiliki satu putra lagi, kembaran Prince dia bernama France,” sahut dokter Adelia.
“Maksud dokter apa dok saya gak ngerti, tolong jelaskan kembali,”pinta Revano
“Almarhum istri bapak berpesan kepada saya, untuk mengambil salah satu putra bapak yaitu kembaran Prince, dia dalam keadaan sehat, dan anak itu saya berikan kepada adik saya bernama Georgio, dia adalah Mafia,” ujar dokter Adelia.
“Mengapa istriku melakukan hal itu?” tanya Revano.
“Itu semua karena kondisi tubuh Prince yang sangat lemah, sehingga almarhum ingin pak Revano biar bisa fokus terhadap kondisi kesahatan Prince,” ujar dokter Adelia.
“Saya ingin bertemu denga France, bolehkah saya ingin melihat wajahnya,” tanya Revano.
“Anak bapak tidak ada disini pak, dia ada di luar negri dan maaf ini semua demi keselamatan bapak dan juga Prince, saya tidak tahu benar letak rumahnya saat ini, karena saya sudah tidak pernah berkontak dengan mereka lagi,” ujar Dokter Adelia.
Saat ini Prince sedang tertidur karena acara pameran itu benar-benar menmpuh jarak yang sangat jauh.
“Kamu kalau tidur tampan ya Prince,” ujar Falisha dalam hati.
Nihole ingin tertawa saat melihat Falisha mulai memperhatkan Prince.
“Ehem,” sentak Nichole.
Falisha menjadi salah tingkah dan gelagapan sendiri saat ibunya memergoki dirinya.
“Kenapa mami berdehem, dan clingukan begitu natap aku?” terka Falisha.
“Dulu kamu nolak Prince Falisha, apa kamu masih ingat, tapi sekarang kalau mami lihat malah kamu kayaknya yang jadi bucin ya ke dia, ya mami tahu, Prince memang tampan dan jadi rebutan banyak orang,” ujar Nichole.
Prince yang dalam keadaan tidur tiba-tiba berkeringat sangat deras dan bermimpi buruk.
“Tidak!” teriak Prince.
Falisha langsung menarik tubuh Prince dan mendekapnya sedangkan yang lain terkejut dengan teriakan Prince.
“Prince napasnya pelan –pelan ya, kamu kenapa hem?” tanya Gishele.
“Ayah, ibu Prince mimpi buruk , Prince melihat seseorang yang mirip Prince dia menembaki banyak orang di saat Prince terkapar tak berdaya,” ujar Prince.
Gishele kemudian memberikan minum air putih agar Prince lebih tenang. Setelah bea 2 jam dalam perjalanan, mereka akhirnya sampai di tempat pameran itu, Falisha dan keluarganya kini duduk di barisan paling depan.
Prince berada di barisan paling depan dia tersenyum saat melihat Falisha mengenalkan gaun putih yang begitu indah dan cantik.
“Falisha kamu adalah wanita yang hebat,” ujar Prince.
Falisha tersenyum bahagia saat dia memperoleh penghargaan itu dan kini dengan bangga iya memamerkan calon model busanya sekaligus CEO, dari Falishas men ware.
“Saya akan memperkenalkan kepada kalian, sahabat saya, sekaligus calon suami saya, dia yang telah membantu saya dalam banyak hal, termasuk mendesain baju pria ini dan model yang selalu saya pajang adalah foto suami saya sendiri, dia adakah Prince Sky Revano,” teriak Falisha.
Sorotan lampu itu tertuju pada wajah Prince, semua orang begitu terkagum-kagum dengan visual wajah Prince yang begitu tampan bak dewa Yunani.
“Ya Tuhan tampan sekali makhlukmu itu, sempurna sekali hidup Falisha,” ujar Beberapa orang.
Gemuruh tepuk tangan mereka berikan Prince maju kedepan dan memberikan selamat kepada Falisha atas keberhasilannya.
“Selamat ya untuk calon istriku atas pencapaiannya,” ujar Prince.
Betapa terkejutnya Revano dan juga Ferdian saat Falisha dan Prince berpelukan di hadapan banyak orang.
“Mas kamu ngajarin Prince jadi seberani itu?” cecar Gishele .
“Dia adalah Pria dewasa sudah saatnya hahaha,” ujar Revano
“Falisha juga gak canggungloh, keren memang anak ku,” ujar Nichole.
Mereka sangat bahagia saat melihat momen manis itu. Setelah acara selesai, mereka tidak langsung pulang karena akan menginap di hotel Gardenia, hotel besar yang dikelola oleh Revano dan juga Ferdian.
“Kita gak mungkin pulang sepertinnya, kayaknya kita sekalian liburan ya di puncak gunung, tepat hotel kita berada,” ujar Revano.
“Gak emungkinkan juga untuk kembali karena malam sudah larut, pasti Prince sudah sangat kelelahan, bahkan anak itu sudah tertidur sejak tadi,” ujar Gishele.
“Iya sayang makasih ya atas perhatian kamu,” ujar Revano.
Setelah mereka sampai di hotel Gardenia, akhirnya mereka memesan Family room VVIP dengan fasiltas 6 kamar mewah. Kamar tersebut berada di kantai 15 dan kesana harus menggunakan lif.
Prince kini sudah istirahat, namun di tengah malam Gishele dan Revano di buat kelabakan saat kondisi Prince menurun tekanan darahnya menurun, badan demam dan kadar oksigen juga menurun.
Gishele segera memanggil Nihcole untuk segera memberikan suntikan penurun panas.
“Maaf ayah,” ujar Prince.
“Sudah nak jangan selalu minta maaf, sekarang istirahat ya sudah malam, ujar Revano.
Akhirnya Prince harus terpaksa tidur di tempat ayah dan ibunya dan mereka juga membawa perlngkapan yang sangat lengkap untuk mereka semuanya termasuk obat obatan yang harus di konsumsi oleh Prince, karena pasca kecelakaan jatuh dari tangga membuat kondisi Prince sering collaps dan hal tersebut membuat semua orang sangat khawatir, namun disisi lain ada orang yang masih sangat penasaran untuk bertemu dengan France, karena dia ingin menemui putranya yang lain, sungguh di luar dugaan jika selama ini dia tidak pernah tahu jika Prince memiliki kembaran yang identik dan sama rupanya dengan Prince, kembaran Prince bernama Ramanda Varencia yang memiliki nama panggilan France, itulah nama lengkap dari kembaran Prince, sedangkan Prince sendiri belum mengerti jika dia memiliki seorang kembaran.
Share this novel