21

Romance Series 1927

Samsul segera meninggalkan Lukijo dan Gayatri. Lukijo tersenyum menatap Gayatri yang tersenyum pula. Lembar-lembar senja kian menipis di sela-sela rindang genting-genting Rumah di belakang Gerobak. Lampu-lampu listrik pun telah mulai menerangi kembali langkah malam yang kian mendekat. Lalu-lalang kendaran kian pula menipis, namun kan kembali merayap hilir-mudik di saat senja telah benar-benar tertutup kelam. Lukijo menyentuh helai rambut Gayatri yang menutupi telinganya.
"Samsul sudah memaafkan mu Gaya."
Lukijo mesem senang.
Gayatri hanya mengangguk tersenyum manis, lalu menatap kaca gerobak denga kelam di baliknya.
"Aku tak menyangka kau bekerja dengan-nya."
dengan menatap Lukijo lagi.
"Terimakasih untuk alamat yang kau berikan, membuatku tersesat."
Mesem Lukijo lebar.
Gayatri menahan tawanya dengan mengusap rambut Lukijo.
"maaf kan Aku, Aku tak tahu jika mereka sudah pindah."
Gayatri seperti menyesali.
"Aku bingung sekali mencarimu Jo,"
"Sungguh Aku rindu sekali padamu."
Gayatri merebahkan kepalanya.
"Terimakasih, baru kali ini ada yang merindukan ku." mesem Lukijo tersipu.
Gayatri menarik hidung mini Lukijo.
"Gaya, apa tidak sebaiknya rebahannya seusai dagang saja bagaimana?"
Lukijo seperti berbisik melihat ke arah depan gerobak.
Gayatri segera menyudahi lamun rindunya.
"Maaf, perpisahan membuatku lupa tempat."
Kilah Gayatri tersenyum.
"Bukanya lupa ingatan?"
Tanggap Lukijo.
"iyaaa, itu hal kesekian..,"
"Selain lupa betapa mesranya saat kau membelaiku."
Tatap Gayatri tanpa malu.
Lukijo mesem, segera merebahkan pipi Gayatri di bahunya dengan membelainya.
"Apa kau lupa juga betapa begitu kasarnya telapak tanganku?"
Lukijo lirih.
"Aku ingat, namun belai kasihmu begitu halus dalam damainya hatiku."

"Masa? Aku baru tahu,"
"Padahal saat membelaimu aku hanya merasa begitu sayangnya Aku padamu,"
"Aku merasa...,Aku tidak ingin berpisah denganmu."
Lukijo dengan binar menatap ke arah remang jalan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience