BAB 21

Romance Completed 51480

" Ni lah anak saya " .

Benjamin memandang ke arah seorang kanak-kanak berusia empat tahun itu. Hari ini dia datang ke rumah Ayu. Dia mencangkung di depan kanak-kanak itu.

" Hai. Siapa nama? " soal Benjamin.

" Arisa " jawab kanak-kanak itu.

" Ohh Arisa " Benjamin mengangguk perlahan.

Teringat pula pada Farisa. Risa jugak.

" Ayu " panggil Benjamin.

" Ya? " .

" Hari ni saya tak sempat nak bawak Arisa keluar. Tapi kalau esok, Insya Allah boleh " .

Ayu mengangguk faham.

" Takpa Ben. Saya faham awak sibuk. Kalau awak tak bawak Arisa keluar pun takpa " .

" Esok saya jemput awak waktu lunch. Kita bawak Arisa keluar " .

" Terima kasih Ben. Ayah dia sendiri tak pernah ambil tahu pasal dia " .

" Jangan cakap macam tu Ayu " .

Ayu hanya tersenyum kelat. Kalaulah daripada dulu dia setia bersama dengan Benjamin pasti hidupnya akan bahagia. Tapi sayang, dia sendiri yang memilih untuk meninggalkan Benjamin demi Nizam.

" Baca buku apa tu? " soal Benjamin. Dia berbaring mengiring menghadap Farisa.

" Yang Terindah " jawab Farisa.

Benjamin mencebikkan bibirnya.

" Tak habis-habis baca novel cinta " .

Farisa menutup novel yang dibaca kemudian diletakkan di atas meja tepi katil.

" Kenapa dengan novel cinta? Salah ke kalau baca? " soal Farisa.

" Aku tak cakap pun salah. Cuma kebanyakan novel cinta ni banyak angan-angan jer daripada realiti kehidupan " jawab Benjamin.

" Tapi saya suka baca novel cinta. Kadang-kadang saya rasa jalan hidup saya pun macam novel cinta yang saya baca selama ni " .

Benjamin tersenyum kecil. Dia menarik perlahan hidung Farisa.

" Meh sini " Benjamin mengarahkan Farisa baring di atas lengannya.

Farisa hanya menurut. Dia meletakkan kepalanya di atas lengan Benjamin.

" Risa " .

" Hmm " .

" Kau sayangkan aku tak? " soal Benjamin.

" Soalan apa yang awak tanya ni? Mestilah saya sayangkan awak. Awak kan suami saya " .

" Kalau suatu hari nanti apa-apa terjadi pada hubungan kita, kau akan percayakan aku tak? " .

" Kenapa awak tanya macam tu? " soal Farisa pelik.

" Tak ada apa-apa lah saja jer. Aku nak kau tahu, aku sayangkan kau sangat-sangat " ubun-ubun kepala Farisa dicium lembut.

Bibir Farisa tersenyum lebar.

" Aduh sakit perut lah pulak. Tunggu kejap. Aku nak pergi toilet " .

Farisa ketawa kecil. Ada-ada jer suaminya ini. Benjamin terus bangun dan berlalu ke tandas.

Tiba-tiba telefon bimbit Benjamin berbunyi menandakan ada mesej masuk.

" Siapa pulak yang mesej lewat malam ni? " soal Farisa sendiri. Dia mengambil telefon bimbit Benjamin untuk melihat siapa yang menghantar mesej itu.

" Ayu? Siapa pulak Ayu ni? " Farisa makin curiga.

Dia begitu ingin tahu apa isi kandungan mesej itu tetapi Farisa tidak berani untuk membuka mesej itu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience