BAB 6

Family Completed 22120

NURUL :

Setelah Lana berusia dua tahun, aku memutuskan untuk kuliah. Dilahirkan di tengah keluarga yang mementingkan kesuksesan materi, ibuku selalu menekankan tidak ada jalan terbaik menuju ke arah itu kecuali melalui jalur pendidikan. Dan memang itulah impianku sejak kecil. Difoto dengan toga yang anggun, mempunyai gelar tambahan sebagai penghias namaku yang singkat, Nurulita Suling.

Dan perlahan-lahan, tenggelam di dalam kesibukanku sebagai mahasiswa dan seorang ibu, aku mulai melupakan Imran yang selalu butuh diperhatikan. Perlahan-lahan kami mulai kehilangan cinta, yang berganti dengan pertengkaran demi pertengkaran. Sampai aku tahu tentang kehadiran Andjani. Itu pula yang membuatku memutuskan berpisah. Tidak sanggup menahan rasa muak setiap kali mengingat apa saja yang dilakukan Imran dengan wanita itu.

Aku marah, tapi harga diriku terlalu tinggi untuk menunjukkan kemarahan. Aku akan menunjukkan diriku wanita bermartabat yang sanggup menahan emosi. Aku tidak akan menaruh dendam, aku tidak akan mempersulit mereka.

Itulah sebabnya ketidakhadiran Lana pada pernikahan ayahnya membuatku kecewa. Meskipun sebenarnya terselip rasa senang di hatiku mengingat Lana ternyata berada di pihakku.

Malam sudah larut ketika akhirnya pesawat telepon berdering. Dari Lana.

“Kok lama sekali baru telepon, Nak. Mama tunggu-tunggu dari tadi.”

“Lho, Mama kan biasanya baru mau terima telepon setelah jam segini.”

Dia benar. Biasanya aku selalu asyik dengan pekerjaanku. Aku hanya mau menerima telepon jika memang penting.

“Jadi bagaimana, senang?”

“Ya begitulah.”

“Bagaimana papamu?”

“Baik-baik aja, tambah sehat.” Tentunya maksudnya ayahnya bertambah gemuk.

“Dan Tante Andjani?”

Diam, kemudian dengan nada malas dia menjawab, ”Baik-baik juga.”

Kutahan diriku mengucapkan pertanyaan lain yang penuh keingintahuan. “Bagaimana kotanya?”

“Lana belum lihat banyak. Panasnya seperti Jakarta, ya, Ma, atau apa karena di rumah ini tak ada AC?”

“Kamu sudah lewat Losari?”

“Belum.”

“Minta antar ke situ. Kalau sunset bagus sekali.”

Lana kedengaran tidak bersemangat. Kalau begini, dia pasti akan minta pulang lebih cepat. Sudahkah ayahnya yang dulu sangat dekat dengannya bicara perihal pentingnya ijazah pendidikan tinggi?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience