20

Family Completed 22120

IMRAN :

Rima senang dengan suasana pantai. Aku senang karena dia mendengarkanku dengan seksama. Sehingga bicaraku semakin bersemangat tanpa merasakan berlalunya waktu. Namun lampu teplok yang mulai diredupkan memberi isyarat bahwa si pemilik warung mulai letih dengan kehadiran kami. Hanya dua porsi nasi dengan sop konro ditambah es teh manis yang murah meriah, aku dan Rima telah menghabiskan waktu lebih dua jam lamanya. Padahal malam masih ramai dan mungkin semakin ramai mengalir ke kantungnya asal tempat cukup tersedia. Sebagai wanita Rima tentu lebih jeli menangkap isyarat ini.

“Saya mesti bangun pagi sekali menghias pesanan,” dia beralasan. Rima menerima pesanan membuat perangkat dekorasi kamar dan antaran pengantin. Dengan mensuplai rempah-rempah wangi dalam jumlah besar harga lebih murah aku punya kesempatan untuk mendekatinya.

Aku menggiringnya keluar dari tenda diiringi tatapan lega si pemilik warung.

LANA:

Tante Andjani memajukan tubuh, kepalanya ditengokkan sedalam mungkin ke arah tenda-tenda di seberang. Dan ketika kendaraan kami akhirnya melewati jip milik Papa … aku sungguh bersyukur.

Sepuluh meter sebelumnya ketika dengan tak percaya mendapati jip Papa masih terparkir di seberang warung yang tadi kudatangi, aku bahkan tak sanggup sekadar berdoa dalam hati. Otakku langsung dipenuhi oleh berbagai kemungkinan terburuk, dan diperparah oleh kesadaran betapa aku tidak lagi menaruh antipati kepada Tante Andjani.

Untungnya pula, Tante Andjani tidak melihat Papa merangkul pinggang Tante Rima keluar dari satu warung.

IMRAN :

Sampai di rumah Mak’Im memberi tahu, “Andjani menelepon. Dia sudah ketemu dengan Lana. Mereka akan pulang agak malam sebab Djani membawanya ke Losari.

Aku lega telah meninggalkan tempat itu bersama Rima di saat yang tepat.

NURUL :

Baru saja Sammy berlalu ketika telepon berdering.

“Mama?”

“Ke mana saja hari ini?”

“Hari ini jalaaan seharian. Kenapa, Ma?”

Aku berusaha mengucapkannya dengan hati-hati. “Tidak lihat-lihat kampus di sana ?” LANA :

“Ma, daripada hanya sekadar kursus, bagaimana kalau Lana mengambil jurusan keramik sekalian?” Pembicaraanku dengan Tante Andjani telah mengubah pendirianku.

TAMAT

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience