BAB 2

Family Completed 22120

NURUL:

Lima tahun lalu aku terkejut ketika mendapati Lana di rumah sepulang kerja. Sebelumnya, di kantor, begitu aku selesai rapat, sekretarisku melaporkan telah berkali-kali mantan suamiku menelepon. Terakhir kali, dengan nada tersinggung dia melapor, Imran membentaknya di telepon. Sekretarisku meyakinkannya bahwa dia sendiri yang telah memesankan tiket untuk Lana, dan aku yang mengantar ke bandara. Ternyata alih-alih hadir di pernikahan ayahnya, Lana kulihat tengah menyantap bakso. Dia duduk megap -megap kepedasan dengan sebelah kaki terangkat ke atas kursi.

Kemarahanku semakin menjadi-jadi. Waktu itu harga tiket pesawat pulang pergi cukup mahal untuk ukuran keuangan kami. Meski ayahnya menawarkan untuk membayar, aku masih belum bisa sepenuhnya memaafkan mantan suamiku. Harga diriku terlalu tinggi untuk menerima apa pun bentuk pemberian Imran, meski bagi kepentingan Lana sekali pun.

“Ada nggak ada Lana pun Papa akan tetap menikah, Ma! Kenapa Lana mesti hadir?” “Karena kamu anaknya, dan papamu kan ingin kamu di sana. Kamu bikin Mama malu saja!”

Lana berbalik, dengan langkah-langkah lebar dia menyeberangi ruangan dan membanting pintu keras-keras. Setelah itu ia menolak bicara denganku selama berminggu-minggu.

LANA :

Masih ada waktu dua puluh menit sebelum aku harus naik ke pesawat. Aku tidak mau menunggu di ruang tunggu yang membosankan itu.Jadi kuputuskan untuk membeli minuman di salah satu coffee shop, sambil membaca majalah.Gaya sekali. Sempat terlintas dalam benakku kembali berpura-pura ketinggalan pesawat karena terlalu asyik membaca. Tapi Mama tidak akan percaya. Lagipula, sebentar lagi aku akan berulang tahun yang ke-18. Sudah saatnya aku bersikap dewasa.

Aku teringat peristiwa ketika aku baru masuk SMP. Kegembiraan memasuki dunia remaja luluh lantak ketika ayahku menelepon, mengabarkan pernikahannya dengan Tante Yang-Namanya-Tak- Akan-Kusebut.

Tadinya aku mengira Mama akan mendukung penolakanku memenuhi undangan Papa. Nyatanya dia justru marah besar. Aku tidak mengerti mengapa Mama menuduhku membuatnya malu. Aku merasa dia hanya peduli pada pendapat Papa daripada perasaanku. Dia tidak mau Papa mengira Mama menghasutku untuk memusuhinya.

Kurasa Mama ingin menunjukkan dia sanggup bersikap anggun dan dewasa. Kepurapuraannya membuatku kesal. Perselingkuhan ayahku, aku tahu betul, telah sangat memukul batin Mama. Ibuku wanita menarik, cerdas, pandai dan sukses dalam karier. Satu-satunya yang tidak dapat dia lakukan adalah mempertahankan perkawinan. Itu membuatku berjanji dalam hati tidak akan berurusan dengan makhluk bernama lakilaki seumur hidupku. Apa gunanya kalau kita hanya akan dibuat sakit hati?

ANDJANI :

Tadi pagi Imran memberitahuku putrinya akan datang berkunjung. Dia menutup pesawat telepon dan berkata, ”Lana akan di sini siang nanti.”

Dia kelihatan tenang. Kemudian dia tersenyum kepadaku. “Akhirnya dia datang,”

Imran memandangku tidak percaya. “Sudah hampir setahun aku tidak melihatnya.” Setiap kali ke Jakarta, Imran selalu menyempatkan menemui Lana, walau anak itu tidak pernah antusias bertemu dengannya. Akhir-akhir ini Lana berhasil menghindar dengan alasan sibuk berlatih tari karena akan pentas. Kadang dia beralasan, dia tak bisa bolos bimbingan belajar karena akan ujian SMU.

Imran mencoba memahami kesibukan putrinya, sementara aku merasa bahwa Lana hanya mencari-cari alasan untuk tidak berjumpa dengan ayahnya. Dia belum dapat memaafkan Imran dan aku.

Sejak kami menikah, dia sudah menujukkan pemberontakannya, dengan cara menolak hadir. Bagiku, alasan ketinggalan pesawat terdengar sungguh mengada-ada. Imran sendiri malah menyalahkan mantan istrinya. “Lana memang tidak mungkin bisa sampai kemari tanpa ditemani. Dia kan masih anak-anak,” katanya. Kadangkadang, aku merasa dia terlalu naif.

Aku tahu betapa Imran menyayangi Lana. Dan kunjungan ini tentu sangat berarti baginya. Aku pun akan berusaha supaya Lana senang bersama kami. Bagaimana pun, menikah dengan Imran berarti menerima putrinya. Meski aku tahu, hal itu tidak akan mudah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience